Ankoku Kishi Monogatari Bab 31 Bahasa Indonesia

/
Act 3: Penyihir Perak
Ibukota Kurcaci

» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

Elios, tempat tinggal para dewa-dewi. 

Elios, adalah kerajaan langit yang mengapung di atas awan gunung Elios, gunung tertinggi di dunia ini. 

Ada tiga rute untuk masuk ke Elios. 

Pertama, melalui langit. 

Kedua, mendaki gunung. 

Ketiga, melalui bawah tanah. 

Masing-masing rute sangat sulit untuk dimasuki. 

Rute pertama adalah dengan terbang di langit, namun barang siapa yang masuk lewat langit tanpa izin dari ordo ksatria suci yang melayani dewa Oudith, maka akan terbunuh. 

Rute kedua adalah gunung Elios yang terlalu curam untuk didaki. Meski gitu, ada kerajaan elf di lautan hutan dasar gunung Elios. Seorang harus memiliki izin ras elf untuk memasuki hutan ini. 

Rute ketiga adalah terowongan bawah tanah yang berada di bawah perlindungan kurcaci, tidak ada yang bisa masuk tanpa izin dari kurcaci. 

Rute yang aku ambil sekarang adalah rute ketiga, terowongan bawah tanah. 

Setelah perubahan pemandangan singkat, pemandangan ruangan saat ini berubah dari ruangan sebelumnya. Simbol sihir di bawah kakiku masih mengeluarkan cahaya cemerlang. 

「 Kita di mana, Dario-dono? 」 

「 Di kuil kecil di ujung lautan pohon, Diehart-dono. Kita sekarang akan menuju terowongan bawah tanah 」 

Orang yang menjawab pertanyaanku adalah seorang pria yang tingginya sebahuku, tapi lebar tubuhnya 2x dariku. 

Kurcaci. Itulah rasnya. 

Kurcaci adalah ras pengrajin alami dan memiliki umur lebih panjang dari manusia. Alat yang dibuat oleh kurcaci adalah yang terbaik di dunia ini. 

Banyak kurcaci yang secara bebas masuk keluar Nargol karena hubungan panjang antara dewa mereka, Heibos dan raja iblis Modes. Padahal orang yang paling untung mungkin adalah kurcaci karena tanah Nargol kaya akan sumber daya mineral. 

Dario yang jadi pemandu-ku untuk masuki Elios adalah salah satu kurcaci yang miliki akses bebas ke Nargol. 

Alasanku pergi ke Elios adalah untuk bertemu Heibos yang tinggal di lapisan terendah gunung Elios. Aku ingin memintanya buatkanku armor baru yang sebelumnya hancur karena pertarunganku lawan Reiji-tachi. 

「 Mari kita pergi 」 

Setelah bilang itu, Dario mulai berjalan. 

Sepertinya ada terowongan bawah tanah di dalam kuil yang bisa digunakan untuk masuk ke Kerajaan Kurcaci. 

「 Ya, ayo, Kuna 」 

Aku melihat Kuna yang terus memeluk lenganku. 

Kuna mengangguk. Setelah itu, aku lihat sekilas wajah imutnya di antara poni peraknya dari tudung yang wajahnya sembunyikan. 

Aku berjalan berdampingan dengan Kuna. 

Meski agak sulit bagiku untuk berjalan dengan Kuna yang selalu merangkul lenganku, aku rapopo. 

Dia adalah gadis cantik yang selalu aku inginkan. Untuk itu, aku tak keberatan walaupun agak sulit bagiku untuk berjalan. 

Lagian, emang ada gadis lain yang jatuh tjinta padaku selain Kuna? [Catatan: ada, meski awalnya agak melenceng dari kata cinta.] 

Meski sudah pasti baginya untuk mencintaiku karena dia adalah dewi yang dibuat semata-mata demiku, aku tak mempermasalahkan hal itu setelah melihat kesempurnaan Kuna. 

Memikirkan apa yang terjadi sampai sekarang, aku akan menikmati waktuku dengannya. 

「 Apa kau menangis... Kuroki? 」 

Kuna bertanya sambil mengintip dari balik tudungnya. Dia bergerak pun amat sangat gemes banget. 

「 Nggak... Ini cuma keringat dari mataku aja. Ayo pergi, Kuna 」 

Setelah jalan terus di terowongan bawah tanah, kami tiba di tempat yang memiliki benda seperti kapal kecil dengan bentuk aneh. 

「 Mulai dari sini kita akan naik kapal ini 」 

「 Naik kapal ini? 」 

Ini tak seperti ada genangan air di sekitar kami. Tapi kapal itu diletakkan di atas tanah. 

「 Fufufufufufu, kau akan tahu setelah menaikinya 」 

Dario tidak bisa menahan senyumnya. 

Aku dan Kuna kemudian naiki kapal itu dengan Dario di depan. 

Setelah kami naik, tiba-tiba kapalnya terangkat dari tanah. 

「 Oh!! 」 

Aku tanpa sengaja mngeluarkan suara tercengang. 

Setelah terangkat, kapal itu bergerak maju dengan sendirinya. 

「 Bagaimana, apa kau terkejut, Ksatria Kegelapan 」 

Bilang Dario sambil tertawa bahagia. 

「 Ya. Aku terkejut 」 

Ucap kesan jujurku padanya. 

Aku terkagum dengan tingkat teknologi di dunia ini. Ini lebih berkembang daripada duniaku dalam artian lain. 

Kapal bergerak maju dengan kecepatan yang agak cepat. 

Sekarang kami sudah berada di tanah suci terowongan bawah tanah. Tanah suci adalah tempat di mana tidak ada orang lain selain ras kurcaci, ras elf, dan ras malaikat yang disetujui oleh para dewa Elios yang bisa masuk ke Elios. Ini akan menjadi situasi yang sulit jika aku, orang Nargol, yaitu musuh Elios, ditemukan oleh salah satu dari ras yang ku jelaskan kecuali ras kurcaci. 

Kapal terus bergerak maju. Karena ukurannya yang sangat besar, dan tanah suci terowongan bawah tanah juga cukup panjang, aku tidak bisa melihat ujungnya meski kapalnya sudah maju dengan kecepatan yang cukup cepat. 

Meski akan lebih cepat jika kami bergerak menggunakan sihir ‘transfer’, itu tidak dapat digunakan karena ada segel yang mencegah sihir ‘transfer’ di seluruh tempat Tanah Suci untuk keamanan tempat itu. 

Setelah sekitar satu jam kemudian, aku akhirnya bisa melihat jalan keluar. 

Setelah kapal berhenti di tempat, kami turun dari kapal dan sekarang berjalan di lorong yang agak kecil. 

Di ujung lorong kecil itu, kami tiba di tempat yang besar. 

Berbagai cahaya menyinari kami. Meski penerangannya agak silau, jenis cahaya ini berbeda dari apa yang kami lewat. 

Pemandangan kota yang diwarnai oleh berbagai cahaya seperti kuning, hijau, dan merah ini membuatku lupa bahwa kota ini berada di bawah tanah. 

Seluruh pemandangan kota dipenuhi dengan dekorasi yang indah, dan dekorasi itu adalah benda yang bertanggung jawab untuk menciptakan pemandangan yang fantastis dengan mengeluarkan berbagai cahaya. 

「 Ooh!! Ini juga... 」 

Aku teriak kagum karena ini adalah kali pertamanya aku melihat pemandangan yang seperti ini. 

Dario menunjukkan ekspresi bangga saat melihatku terkagum. 

「 Selamat datang di ibukota kurcaci, Volundr. Ksatria Kegelapan Diehart-dono. 」 

***

Ibukota kurcaci, Volundr. Adalah kota yang diciptakan dengan kumpulan sihir dan teknologi terbaik yang terletak di bawah tanah gunung suci Elios. 

Kota yang dibuat dari berbagai lantai, sesuatu yang menghubungkan antara lantai bawah dan atas, yaitu elevator yang mirip permata untuk bergerak di antara lantai meski tak ada yang menyerupai tali untuk menahannya. Ini adalah sesuatu yang tak ada di dunia manusia. Kurcaci tak diragukan lagi memiliki teknologi sihir yang jauh lebih maju daripada dunia manusia. 

Selain itu, dekorasi permata indah yang tersebar di seluruh kota bersinar berwarna prisma karena teknologi sihir. Dan meski terletak di bawah tanah, tidak terasa sempit karena desain kota dibuat dengan sempurna. 

Ada sekitar dua puluh ribu kurcaci yang tinggal di Volundr. Jumlah yang sedikit dari manusia, dan kota ini terpencil dari wilayah manusia. Tapi, kota ini yang menjadi wilayah Dewa Pengrajin dan Dewa Kurcaci, Heibos adalah keberadaan khusus di antara ras kurcaci. 

Kami telah berpapasan dengan banyak kurcaci di sepanjang kami berjalan, itu wajar karena kami berada di ibukota kurcaci. 

Tapi setelah dilihat baik-baik, kami tidak berpasasan dengan ras kurcaci, melainkan sesuatu yang tidak bisa disebut makhluk. Tubuh yang terlihat seperti pipa dengan wajah datar. Mereka mungkin adalah golem yang dibuat oleh kurcaci. 

Golem adalah boneka yang dibuat dengan menggunakan benda-benda seperti besi, kayu, dan batu sebagai bahan. Mereka mirip seperti robot di dunia asalku. 

Golem adalah penjaga kurcaci, mereka juga yang akan membersihkan dan menyapu jalan. 

Aku dengar sedikit hal sepele tentang golem dari Rugaas. Golem terdiri dari berbagai jenis mulai dari pertempuran sampai jenis pekerjaan rumahan. 

Golem yang sedang menyapu sekarang mungkin dari jenis bersih-bersih. 

Kalau dipikir-pikir, kayaknya boneka baja besar di kuil itu juga golem. 

Mungkin itu tipe golem yang mengusir pengunjung yang datang tanpa izin. 

Untung saja kami memiliki Dario, kalau tidak, kami akan berada dalam bahaya. 

「 Apa kau terkejut, Diehart-dono 」 

Dario berkata begitu sambil menatapku yang melihat sekeliling dengan gelisah. 

「 Ya, Dario-dono. Meski berada di bawah tanah, aku beneran terkejut dengan skala kota yang dibuat oleh kurcaci 」 

Dario senang mendengar kesan jujurku. 

「 Fufufufu. Tapi, Diehart-dono. Ini semua masih belum seberapa. Persiapkan dirimu karena kita akan pergi ke tempat yang lebih menakjubkan 」 

Dario berkata begitu karena ekspresinya berubah serius. 

Lalu, aku mengangguk padanya. 

「 Sembunyikan wajahmu, Kuna 」 

Aku memberi tahu Kuna yang berjalan bersama kami sambil berpegangan erat pada lenganku tanpa mengatakan apa pun. 

「 Uhn 」 

Setelah aku mengatakannya, Kuna mengenakan tudungnya untuk menyembunyikan wajahnya. 

Kami naik yang nampak seperti elevator dan kemudian tiba di lantai atas. Kami harus bergerak dengan hati-hati dari titik ini ke titik berikutnya. 

Titik berikutnya adalah lokakarya kurcaci, area yang sangat terbatas yang terletak di Volundr. 

Dan kemudian, lokakarya dewa Heibos berada di atasnya setelah meninggalkan area lokakarya. 

Kami memasuki area lokakarya. Itu benar-benar berbeda dengan area dekorasi sebelumnya, area yang benar-benar suram menyebar di depan kita. 

Banyak kurcaci di dalam lokakarya sangat murung, kami tidak bisa membuat keributan di sini. 

Meski kupikir lebih baik tidak membawa Kuna karena gadis cantik memiliki kecenderungan tidak suka untuk masuk lokakarya kurcaci ini, pada akhirnya aku masih membawanya karena Kuna tidak ingin meninggalkan sisiku dan aku merasa cemas meninggalkan Kuna sendirian di Nargol. 

Jika ditanya apa kecemasanku, itu adalah hubungannya dengan Regena, mantan putri Algore. 

Setelah aku menyelamatkan Regena dan kerabatnya di gunung Akeron, dia menjadi pelayan yang merawatku di kastil raja iblis. 

Dan untuk beberapa alasan, Kuna nampaknya membenci Regena. Sepertinya kebencian itu adalah kebencian Kuna seorang karena Regena nampak tidak membenci Kuna, jadi aku merasa gelisah meninggalkan Kuna di kastil raja iblis. Jadi aku pun membawanya. 

Kami meninggalkan area lokakarya tanpa bicara. Meski aku penasaran dengan apa yang dilakukan para kurcaci di lokakarya mereka, aku menahan diri karena mereka adalah tipe yang tidak menyukai seseorang yang melanggar wilayah mereka. 

Dan kemudian, kami akhirnya tiba di lokakarya dewa di atas area lokakarya. 

Ruangannya sangat aneh. 

Ruangan lokakarya-nya sempit karena berbagai jenis permata, kertas, dan alat-alat yang membuat siapa pun yang melihatnya akan bingung karena bentuk ruangan itu sendiri membingungkan. 

Sepertinya ini adalah lokakarya Dewa Heibos. Jika itu masalahnya, itu berarti area ini adalah batas antara Volundr dan Elios. Menurut cerita, dewa Heibos tinggal di tempat terendah Elios yang juga merupakan tempat tertinggi di Volundr. 

Kami memasuki lokakarya Dewa Heibos. 

Dan kemudian keluar ke tempat yang agak luas. Di sana, seorang pria sedang menunggu kami. Meski dia memberi kesan orang lemah dengan tubuh bungkuk dan janggut lebat, aku bisa merasakan kilatan semangat tajam dari pandangan matanya dan lengannya yang berotot. 

「 Heibos-sama. Aku telah membawa ksatria kegelapan 」 

Dario ngangguk pada pria itu. Jadi tidak salah lagi, pria itu adalah Dewa Heibos. 

Heibos melihat ke arah kami. 

Kilatan tajam di matanya melotot sosokku. Sepertinya Dewa Heibos tidak terlihat seperti memiliki pengalaman tempur tetapi, kilatan di matanya terasa seperti prajurit yang sangat veteran. 

「 Senang bertemu dengan anda, Dewa Hei— 」 

「 Tidak perlu basa-basi, Ksatria Kegelapan Diehart 」 

Dia menyela salamku. 

「 Kau mungkin udah dengar tentang permintaanku dari Dario. Bisa kau tunjukkan padaku pedang itu? 」 

Heibos merentangkan tangannya. 

Aku memberinya short sword yang aku simpan di saku dadaku. 

Panjang short sword biasanya lebih pendek dari long sword. 

Short sword ini adalah sesuatu yang kubuat sendiri setelah Dario mengajariku tentang cara membuat pedang. 

Ketika Dewa Heibos mengeluarkan short sword dari sarungnya, bilahnya memancarkan cahaya. 

「 Heibos ini telah memahami beberapa hal setelah melihat pedang ini. Dari seratus kata, aku langsung mengerti dengan melihat sekilas saja 」 

Mata Heibos melototi pedang. Aku buat pedang ini dengan api hitam-ku sambil belajar dari Dario, dan aku akhirnya menyelesaikan ini setelah berbagai banyak kegagalan. 

Dari sekian bahan langka yang bisa menahan api hitam-ku, aku kumpulkan pedang yang telah gagal karena penyesuaian tingkat kekuatan yang begitu sulit dibuat. 

Akhirnya saat aku menyelesaikan short sword itu, bilah pedang mengeluarkan cahaya hitam yang mungkin terjadi karena api hitam terpapar terus-menerus, dan itu cukup tajam. 

Meski aku pikir itu adalah pedang yang bagus, aku kehilangan percaya diri ketika menunjukkan pedang kasar kepada Dewa Pengrajin. 

「 Fumu, aku mengerti……… Kau buat pedang yang bagus. Tapi tunggu sebentar 」 

Heibos meninggalkan kami sebentar setelah mengatakan itu. Ketika dia kembali beberapa saat kemudian, dia memegang short sword yang indah yang berbeda dari yang kuberikan kepadanya sebelumnya. 

「 Ini... 」 

Heibos memberikan short sword kepadaku. 

Kuulurkan tanganku untuk menerima short sword itu. 

「 Coba cabut short sword itu 」 

Saat kucabut short sword ini, api hitam mengeluar dari bilang pedang ini. 

「 Ini..... 」 

Aku terkejut melihatnya. 

「 Ya, ini adalah pedang yang telah kau buat itu 」 

Short sword yang dia berikan padaku adalah short sword yang kuberikan padanya. Short sword yang kuberikan padanya beberapa waktu lalu tidak memiliki pola atau apapun, aku hanya fokus pada bagaimana aku bisa membuatnya mudah digunakan dan mudah dipegang. 

Tapi, Dewa Heibos sama sekali tidak mengubah short sword itu untuk mudah digunakan, dia cuma memberikan sentuhan akhir yang indah. Jadi aku gagal menyadarinya ketika dia mengembalikan pedang itu padaku. 

Aku terdiam seribu kata. 

「 Hal yang telah kuperhatikan adalah pedang itu tidak ada dekorasi sama sekali. Jadi aku tambahkan sedikit sentuhan untuk itu. Jujur saja, aku juga nggak terlalu cenderung melakukannya. Kau mungkin tipe orang yang sepenuhnya mengabaikan selera modis. Kau selalu ngenakan pakaian hitam biar tidak mau menonjol, kan? 」 

Kata-kata Heibos menusuk seperti panah ke hatiku. 

Bagaimana dia bisa tahu. Aku terkejut dia mengetahuinya. 

Shirone bahkan bilang padaku. 

“Kuroki, kenapa kau nggak pernah pakaian berwarna lain selain abu-abu atau hitam?”

Warna hitam membuatku merasa nyaman, tahu....... 

「 Oh, benarkan? 」 

Aku bahkan tidak bisa menjawab kata-kata Heibos. 

Yah, itu udah pasti bahkan tanpa kubicarakan karena itu fakta. 

Dan kemudian, melihat pedang ini. 

「 Tapi, aku bisa rasakan kebaikan di dalam pedang ini... 」 

Kemudian, Heibos menatapku. 

「 Kau mungkin tipe orang yang canggung. Kau tidak bisa melakukan apa pun bahkan jika ada wanita yang kau sukai, terlebih lagi kau gampang menyerah untuk memenangkan cinta dari wanita yang kau sukai 」 

Kata-katanya sekali lagi menusuk seperti panah ke dalam hatiku. 

「 Mungkin tidak hanya terbatas pada wanita, kau pada dasarnya tidak mau bersaing dan terus menyerah bukan? Pada akhirnya kau bingung apa yang harus kau lakukan, dan pada akhirnya kau melakukan sesuatu yang seharusnya tidak kau lakukan 」 

Dan kemudian, Heibos mengubah pandangannya. 

「 Kau mirip dengan Modes… Meskipun Modes sedikit melakukan perlawanan, pada akhirnya dia diusir ke Nargol. Karena dia mengajukan sebuah permintaan, di mulailah perselisihan di mana kedua belah pihak tidak dapat mundur 」[Catatan: mengacu pada klon Rena] 

Dan kemudian Heibos tersenyum ringan. 

「 Mah, meski Heibos ini, yang mengurung dirinya di lokakarya kecilnya dan menolak untuk berinteraksi dengan orang lain tidak berhak untuk bilang begitu...... 」 

Heibos menggumamkan kata-kata seperti itu. 

Menurut Nut, Heibos selalu mengurung diri di dalam lokakarya sempit ini dan bahkan tidak pernah pergi ke pertemuan para dewa. Karena itulah baru kemudian dia menyadari kejadian tentang pengusiran Modes ke Nargol. 

Heibos merasa kalau dia memiliki semacam tanggung jawab untuk itu. Itu sebabnya dia setuju untuk membantu Modes. 

Dan sekarang, melihat pedang pendek di tanganku. 

「 Otto, pembicaraan kita dah menyimpang nih. Mah, meskipun tidak memiliki dekorasi, itu adalah pedang yang sangat bagus yang tidak kalah dengan pedang yang dibuat oleh para kurcaci 」 

Aku senang ketika mendengar kalimat pujiannya atas pembuatan pedangku. 

「 Terima kasih banyak 」 

Aku pun membungkuk ke Heibos sebagai rasa terima kasihku kepadanya. 

「 Bisa kau tunjukkan pedang yang kau terima dari Modes? 」 

Aku melepaskan pedang iblis yang diikat di pinggangku dan kemudian memberikannya pada Heibos. 

Pedang Iblis ‘Venous Blood’, itulah namanya karena ukiran darah merah pada bilah pedangnya. 

「 Ini pedang yang luar biasa nggak peduli berapa kali aku melihatnya. Bahkan Heibos ini tidak bisa membuat pedang yang seperti ini 」 

Itu adalah kata-kata mengejutkan yang datang darinya. 

「 Eh, pedang itu bukan anda yang buat? 」 

Heibos menggelengkan kepalanya setelah mendengar pertanyaanku. 

「 Orang yang buat pedang ini adalah Nargol, ibu Modes. Nargol yang dipuji sebagai dewa kehancuran memang memiliki kemampuan untuk membuat senjata pemusnah. Tingkat pembuatannya pun di luar keahlian Heibos ini. Kalau masalah senjata, Modes juga bisa membuat senjata yang bisa menyaingi senjata yang kubuat. Tetapi orang itu nggak terlalu berniat untuk membuat senjata. Dan begitulah, aku pikir kau mungkin akan melakukan hal yang sama dengannya 」 

Ucap Heibos sambil membandingkan short sword yang aku buat dan pedang iblis. 

Kemampuan untuk membuat pedang. 

Singkatnya, kemampuan penempa pedang ini termasuk kemampuan yang aku dapatkan setelah dipanggil ke dunia ini. Tapi dunia pedang terlalu dalam sampai-sampai ada pepatah yang mengatakan "Buanglah hidupmu bila ingin menempuh itu". [Catatan: maaf, aku gak tau kayak apa ngartikan kalimat pepatah. Englishnya acak-acakan jadi susah diterjemahkan. Jadi kukarang aja artiannya. :D] 

Meskipun aku memang menerima sedikit pelajaran dari ahli pedang dari kenalan guruku, aku tahu itu bukan sesuatu yang bisa dipahami hanya dengan pelajaran singkat saja. 

Dan itu mungkin menjadi alasan mengapa aku bisa membuat sesuatu yang tidak mau kalah setelah datang ke dunia ini. Kalau di dunia lamaku, aku mungkin tidak akan bisa membuat pedang yang setingkat dengan apa yang dibuat Heibos. 

「 Yah, meski tampangmu jauh berbeda, dalam hal ini kau mirip dengan Modes. Kau bisa berikan pedang ini kepada orang lain. Kau mungkin tidak menyukai pedang ini karena aku membuatnya agak terlalu mencolok 」 

Bilangnya begitu sambil mengembalikan short sword itu. 

Kukasih ke siapa ya pedang ini? 

Di sisiku, Kuna membuat ekspresi menginginkan pedang pendek ini, aku ingin memberi Kuna sesuatu yang bahkan lebih bagus daripada pedang buatan tanganku. 

「 Sabar Kuna, akan kuberi sesuat yang lebih bagus nanti 」 

Bilang begitu, aku simpan pedang ini kembali ke saku dan kemudian menepuk kepala Kuna. 

Meski dia tampak tidak puas dengan keputusanku, dia mengangguk puas. berikutnya ketika aku menepuk kepalanya. 

「 Perihal armor, kau dapat menemukannya di sana. Ikuti aku 」 

Setelah mengatakan itu, Heibos meninggalkan kamar dan membimbing kami ke kamar lain. 

Ruangan tempat dia membimbing kami dipenuhi dengan armor dan helm. Meski aku melihat armor berwarna hitam yang sama dengan yang aku gunakan sebelumnya, kekuatan magis yang dimuat di dalamnya jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. 

「 Berbeda dari armormu sebelumnya, aku membuat yang ini sesuai dengan seleramu. Meskipun aku membuatnya dengan potongan-potongan armor ksatria kegelapan yang kau kenakan sebelumnya, coba pakailah karena aku sendiri gak yakin apa itu akan sesuai dengan seleramu 」 

Ketika aku mencoba mengenakan armor sesuai dengan kata-kata heibos, itu sangat pas di tubuhku. Meski terlihat kokoh dan berat, armor itu sama sekali tidak menghalangi gerakanku. 

「 Keren… Aku bisa bergerak dengan nyaman meski mengenakan armor besar ini 」 

Tidak ada yang bisa membuat armor setingkat ini bahkan di dunia lamaku. 

「 Dan yang ini untuk gadis ini 」 

Heibos mengeluarkan sesuatu yang terlihat seperti tiang panjang. Itu adalah sabit besar. 

「 Ini… 」 

「 Ya, aku diberitahu oleh Modes. Dia memintaku untuk membuat ini karena sepertinya gadis ini lebih suka senjata semacam ini. Jadi aku membuat satu untuknya 」 

Setelah mengatakan itu, Heibos memberikan sabit kepada Kuna. 

Ketika Kuna memegang sabit, itu tidak terlalu pendek atau terlalu panjang untuk tinggi badannya. Senjata yang sangat cocok untuknya. 

Meskipun aku tak mau melibatkan Kuna dalam pertempuran, tapi aku tahu betul rasa sakit karena tidak memiliki kekuatan. 

Meskipun aku tidak ingin melibatkannya, untuk berjaga-jaga “jika” ada sesuatu yang akan terjadi. 

「 Terima kasih banyak, Dewa Heibos 」 

Aku membungkuk padanya sambil mengucapkan terima kasih. 

「 Mungkin kau merasa enggan untuk menerimanya, mah, aku doakan agar kau dapat melindunginya 」 

Setelah mengatakan itu, Heibos berbalik. 

Sepertinya tak ada lagi yang bisa dikatakan kepada kami. 

Setelah membungkuk lagi ke arah punggungnya, kami kembali ke Nargol. 


» Penyihir Perak, Kuna 

Kami kembali ke kastil raja iblis dengan sihir ‘metastasis’. 

Ku lirik sabit yang aku dapatkan dari pria tua bernama Heibos tadi. 

Sekarang Kuna bisa bertarung bersama Kuroki. Dengan ini Kuna bisa menjadi kekuatan Kuroki. 

Ketika ku coba ayunkan sabitnya, itu pas di tangan Kuna. Meski begitu tidak ada gunanya jika aku tidak berlatih menggunakan ini seperti Kuroki. 

Kuroki mengayunkan pedangnya setiap pagi. 

Aku diberitahu kalau itu adalah sesuatu yang disebut "Latihan". Punyaku bukan pedang, jadi mungkin lebih baik jika Kuna juga mengayunkan sabitnya setiap hari. Akhirnya Kuna bisa berlatih bersama Kuroki. 

「 Eh, Kuna-sama… Se-selamat datang kembali 」 

Aku bertemu dengan seorang wanita ketika aku berjalan di koridor. Wanita ini membungkuk ketika dia melihat Kuna. 

Namanya Regena. 

Wanita ini berbau amis. Dia selalu berusaha untuk lebih dekat dengan Kuroki. 

Kuroki itu milikku. Orang-orang mungkin menyadarinya juga bahwa Kuroki juga milikku. 

Kuroki sangat baik pada wanita ini meskipun dia cuma budak. Aku nggak terima ini. 

Aku ingin pasangkan kalung pada Kuroki dan menjadikannya budakku. Tapi, mungkin Kuroki akan membenciku jika aku melakukan itu. 

Kalau begitu, aku tak punya pilihan lian selain melakukan sesuatu ke wanita ini. Gimana kalau kubunuh saja? Tapi, mungkin Kuroki akan sedih kalau aku melakukan itu. 

Aku harus memikirkan metode lain. 

「 Regena 」 

「 Y-YA!! ADA APA KUNA-SAMA!! 」 

Regena menunjukkan ekspresi ketakutan ketika aku manggil namanya. Aku belum membunuhmu loh. Mah bukan berarti aku akan membilangnya. 

Aku tiba-tiba menyadari sesuatu di tangan Regena. 

「 Apa itu? 」 

Aku bertanya sambil menunjuk benda di tangannya. 

「 I… Ini cucian desu!! 」 

Tiba-tiba suaranya jadi agak tinggi, apa dia baru saja ketakutan ketika aku bertanya padanya. 

「 Punya siapa? 」 

「 … Master 」 

Suaranya menjadi lebih kecil sekarang. 

Satu-satunya yang disebut Regena sebagai "Master" adalah Kuroki. Rasanya seperti api yang berkobar-kobar muncul di dalam diriku setiap kali aku dengar dia memanggilnya seperti itu. 

「 Kau mau mencucinya? 」 

Regena mengangguk pada kata-kataku. 

「 Bukannya seorang putri gak pernah melakukan itu? 」 

Regena adalah seorang putri di kerajaan yang disebut Algore. 

Setahuku, seorang putri tak seharusnya melakukan sesuatu seperti mencuci. 

Kuroki telah membaca berbagai buku demi mempelajari huruf dunia ini. 

Dia membaca berbagai dongeng tentang manusia di antara buku yang dia baca, dan kemudian dia menceritakan cerita di dalam buku-buku itu ke Kuna sebelum kami tidur. 

Tidur sambil dengarkan suara lembut Kuroki adalah saat yang membahagiakan bagi Kuna. 

Dan tentu saja, cerita sang putri juga termasuk. 

Sang putri dalam cerita-cerita itu tidak melakukan hal-hal semacam itu. Maksudku, itu selalu menjadi tugas pelayan mereka. Itu sebabnya aku terkejut Regena bisa melakukan hal seperti itu. 

「Ti-Tidak, ini ungkapan terima kasih saya terhadap master karena menerima saya. Jadi… Saya belajar mencuci pakaian dari pelayan saya 」 

Regena membalas dengan suara bingung. 

Tentu saja, Regena bersama dengan pelayannya. Jadi dia mungkin belajar mencuci pakaian dari mereka. 

「 Begitu... 」 

Dan aku melihat cucian di tangan Regena. Aku melihat pakaian dalam Kuroki di antaranya. 

Itu pakaian dalam yang digunakan Kuroki kemarin. Itu pasti karena aku sudah berkali-kali mengkonfirmasinya. 

「 ……. Apa kau endus itu? 」 

Jadi aku bertanya pada Regena. 

「 ……… EH? 」 

Setelah aku tanyakan, Regena menurunkan pandangannya ke cucian. Tentu saja, pakaian dalam Kuroki ada di sana. 

「 SA-SA-SA-SA-SA-SAYA TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN HAL-HAL YANG SE-SE-SE-SE-SE-SEPERTI ITU!!! SESUATU SEPERTI ME-ME-MENGENDUS...!!!!!! 」 

Mungkin karena dia tidak mengerti apa yang ku maksud pada awalnya, balasan Regena sedikit tertunda. 

「 Memakainya di kepalamu… ataupun menjilatnya... 」 

「 TI-TIDAK!! SAYA TIDAK MELAKUKANNYA!!! 」 

Regena menggelengkan kepalanya untuk menyangkal. 

「 SAYA TIDAK MUNGKIN MELAKUKANNYA!!! SESUATU!!! SEPERTI ITU!!! Aku cuma mengendusnya sedikit!! 」 

Meskipun Regena dengan panik menyangkalnya, ada komentar yang tidak bisa kubiarkan begitu saja. 

「 Kau mengendusnya? 」 

「 Ah…… 」 

Dan keheningan pun terjadi. 

Gawat.... Jika aku tidak segera ambil tindakan.... 

「 ReGEnA……… 」 

「 Y-YA!!! 」 

Aku mendekatkan wajahku ke Regena. 

「 Ajarkan Kuna cara mencuci pakaian 」 

Karena aku tidak boleh membunuhnya. Kuna tak punya pilihan lain selain melindungi pakaian dalam Kuroki dengan belajar cara mencuci pakaian. 

「 Eh? Kuna-sama mau belajar mencuci? 」 

Regena menunjukkan wajah terkejut. Meski aku tak tahu alasannya. 

「 Dan tidak hanya mencuci, kau akan mengajari Kuna segala yang dibutuhkan untuk menjaga Kuroki. Aku ingin bisa melakukan segalanya untuk membantu Kuroki 」 

「T -Tapi, bagi putri raja iblis agung untuk melakukan hal seperti itu..... 」 

Ucap Regena seolah-olah merasa minta maaf untuk itu. 

Tanpa Kuna sadari, tampaknya Kuna dianggap sebagai putri raja iblis. Mungkin karena Kuna menyerupai Mona. 

Mereka salahpaham, tapi, Kuna tidak perlu menyangkalnya. 

「 Tidak apa-apa.... Cukup ajari aja 」 

Selama Kuna bisa mencapai titik untuk bisa melakukan apa saja, maka Regena tidak perlu melayani Kuroki lagi. 

Pada saat itu, aku dapat mengirim Regena ke tempat lain. 

Mungkin aku harus memikirkan ke mana aku harus mengirimnya pergi. 

Nama satu tempat muncul di benakku. 

Kerajaan Algore. 

Regena kan putri tempat itu. Nah, apa yang harus ku lakukan untuk mengirim putri ini kembali ke kerajaannya? 

Itu menjadi pilihan yang bagus karena Kuroki pasti akan setuju untuk mengembalikan sang putri. 

Akhirnya aku dapatkan juga rencana yang bagus.
Facebook twitter Google

Related Post

2 Komentar

  1. Sedikit kebingungan diawal dengan kepergian tiba-tiba Kuroki ke negerinya para kurcaci, dan juga kemunculan karakter Diore. Yang jadi pertanyaan saya, monolog Kuroki seolah-olah telah mengenal Diore sejak lama, sampai-sampai mengatakan bahwa dia belajar membuat short sword dari Diore. Apakah di chapter sebelumnya ada scene seperti itu ?

    Yah, tetap semangat nerjemahinnya min, dont lazy :v

    BalasHapus