Act 1: Sang Ksatria Kegelapan Misterius
Pertemuan Dengan si Cabul
٠ Ksatria Kegelapan Kuroki ٠
Para pelanggan mengobrol di dalam bar yang terletak di kota luar Republik Suci Lenaria.
Dilihat dari penampilannya, mereka mungkin orang yang berasal dari batalyon prajurit.
Atau lebih tepatnya, mereka terlihat seperti bajingan.
Aku mendengarkan dengan penuh perhatian.
「Oi, kau dah dengar belum, sepertinya pahlawan Reiji gagal dalam penaklukan raja iblis!」
「Aku dah dengar itu. Dari yang kutahu, bukannya dia saat ini hampir mati karena beberapa luka fatal」
「Betul tuh. Aku tak pernah membayangkan kalau pahlawan-sama akan dikalahkan. Seperti yang kupikir, pemusnahan raja iblis terlalu berat untuk manusia belaka, kan?」
「Tau tuh, bahkan pahlawan terkuat pun bukanlah tandingan raja iblis...」
「Nggak, aku dengar orang yang ngalahkan pahlawan bukanlah raja iblis」
「APA!! BENARKAH!!」
「Ya, aku dengar kalau dia dikalahkan oleh raja kegelapan, bawahan raja iblis」
「He~, ini pertama kalinya aku dengar kalau raja iblis punya bawahan yang kuat seperti itu」
「Ya, tapi itulah inti masalahnya」
「Masalah?」
「Raja iblis, untuk beberapa alasan, tidak pernah keluar dari Nargol sampai sekarang. Namun, orang ini sepertinya berbeda」
「APA!! Apa kau mau bilang kalau ksatria kegelapan ini akan datang untuk menyerang kita?」
「Aku tidak yakin untuk saat ini. Tapi, tampaknya iblis menjadi lebih aktif setelah pahlawan itu terluka. Ada beberapa desas-desus yang mengatakan bahwa ksatria kegelapan telah menyerang berbagai tempat dengan memimpin sekelompok iblis」
「Pertama pahlawan setelah itu ksatria kegelapan... Dunia ini lagi kena apes...」
Aku tidak minum minuman keras tetapi hanya duduk di kursi terdekat, mendengarkan percakapan mereka.
Rumor yang telah disebutkan jauh dari kebenaran.
Aku tidak punya niat untuk menyerang sama sekali. Dari awal, Modes juga tidak punya niat untuk menghancurkan umat manusia. Atau itulah yang kudengar darinya.
Aku melihat para pelanggan yang minum minuman keras mereka.
Minuman keras yang ada dalam cangkir kayu mereka adalah minuman keras yang terbuat dari gandum yang difermentasi yang disebut ale.
Ini seperti bir di duniaku.
Meskipun aku tidak pernah minum bir atau ale, aku merasa kalau ale mungkin tidak semanis bir.
Bagaimanapun, itu karena dunia ini tidak memiliki kulkas.
Kalau ada, ale ini akan jadi minuman yang joss kalau di dinginkan.
Namun begitu, aku berhasil mendengar desas-desus tentang Reiji.
Seperti yang diharapkan, Reiji dan rekannya telah membuat markas mereka di kota ini.
「Diehart-dono…」
Aku mendengar suara dari bawah kursi. Ada tikus di bawah kursiku.
Nut sedang mengumpulkan informasi di kuil Rena yang terletak tepat di tengah-tengah Republik Suci Lenaria.
「Selamat kembali, Nut. Haruskah kita kembali ke markas kita juga?」
***
Aku kembali ke gubuk Dozumi bersama Nut.
Dozumi tidak ada di tempat ini lagi.
Dia sudah meninggalkan negara ini.
Tidak, bukan hanya Dozumi.
Tampaknya anggota pasukan prajurit yang menjadi miliknya hilang juga.
Mungkin karena mereka takut pembalasan Reiji.
「Diehart-sama. Itulah situasi di kuil」
Aku mendengar tentang kuil dari Nut.
Menurut Nut, kuil suci telah dibangun oleh para kurcaci.
Tampaknya kurcaci cukup terampil dalam hal konstruksi.
Terus, para ksatria yang memantau kuil dipilih dengan teliti dari para elit, jadi keamanannya juga ketat.
Tapi, masalahnya adalah sihir alarm yang dipasang di berbagai tempat di kuil yang jumlahnya lebih dari jumlah kepala ksatria.
Perangkat alarm ini, dibuat oleh para kurcaci, mampu melihat melalui sihir tembus pandang setengah hati atau metode lain semacam itu sekaligus.
Itu sebabnya aku yakin ada kemungkinan besar bahwa Reiji dan yang lainnya ada di kuil ini.
Sulit untuk menyusup ke dalam kuil Rena karena betapa kuatnya garis pertahanan, jadi aku menunggu Nut untuk kembali.
「Saya dengan mudah bisa masuk ke kuil sendirian, tapi...」
Ucap Nut dengan nada minta maaf.
Mungkin alarm tidak akan berfungsi untuk hewan di bawah ukuran tertentu setiap kali ada hewan kecil masuk ke sana. Karena itulah, Nut, yang tubuhnya kecil, dapat dengan mudah memasuki kuil tanpa terlihat.
Akan lebih baik jika aku bisa menggunakan sihir transformasi, tapi sayangnya, aku tidak bisa menggunakannya.
「Tak apa-apa, terima kasih dah memberitahuku. Itu benar-benar menyelamatkanku...」
Nut tidak bisa menggunakan sihir, tetapi pengetahuannya luar biasa. Aku diberitahu bahwa atasan langsungnya adalah mantan dewa pengetahuan itu sendiri.
Tapi, titik jual unik Nut adalah kemampuannya untuk mengumpulkan informasi dan penyusupan. Aku dengar bahwa dia telah menyusup ke Elios untuk mengirim pesan ke teman-teman Modes.
Tanpa Nut yang menemaniku sepanjang perjalananku, aku mungkin tidak bisa berjalan sejauh ini dengan santai.
Aku harus mengirimkan rasa terima kasihku kepada Modes karena mengirimkan bawahan yang luar biasa seperti Nut sebagai pemanduku.
Dan dia benar-benar membawa informasi tentang kuil dengan cara ini.
「Penyusupan tampaknya cukup sulit, ya?」
Aku mendesah.
「U~hm, Diehart-sama. Apa informasi dari penyusupan saya masih belum cukup?」
Nut mempertanyakanku.
「Tentu saja, aku sudah tau banyak dari informasimu, tapi...」
Tapi, itu takkan terhentikan karena aku sudah sampai pada titik ini.
Dan lagian, alasanku datang ke sini bukan untuk mengumpulkan informasi sebagai musuh mereka.
Juga tidak menentu apakah informasi yang dikumpulkan akan berguna bagiku.
Aku harus mengumpulkan informasi lain seperti jenis peralatan yang digunakan atau kekuatan militer mereka jika aku mengumpulkan informasi sebagai musuh mereka.
Mungkin, Nut salah ngartikan bahwa tujuanku datang ke tempat ini adalah untuk memberikan pukulan terakhir kepada si pahlawan.
Informasi yang dikumpulkan oleh Nut sangat penting untuk tindakan semacam itu.
Karena Nut tidak tahu niatku, informasi yang dia bawa belum tentu informasi yang kuinginkan.
「Maafkan aku. Aku ingin melihat mereka dengan mataku sendiri 」
Aku menolak tawaran Nut.
「Begitu…」
Suara Nut terdengar suram, mungkin dia menganggapku tidak mempercayainya.
「Kesampingkan itu dulu. Ayo kita makan」
Kami meninggalkan gubuk, rumah mantan Dozumi.
Ketika kami meninggalkan gubuk, kami menempatkan kaki kami di tanah yang tandus.
Berbeda dengan di dalam benteng. Tidak ada trotoar batu di kota luar.
Ini hari kedua setelah aku datang ke kota Lenaria.
Mungkin karena aku berjalan keluar di sore hari, aroma hidangan sedang melayang keluar dari warteg.
Ada banyak orang yang menuju ke warteg.
Tapi, makanan kota luar itu berbahaya karena masalah kuman.
Bagaimanapun, karena tidak ada persamaan dalam hukum, bahkan jika itu bukan kematian instan, mungkin ada beberapa tanaman beracun yang ditambahkan di dalamnya.
Itu sebabnya aku tidak makan apa pun di bar.
Jika kau bertanya apa yang kulakukan di bar, itu hanya untuk mengumpulkan informasi.
Nut dan aku memutuskan untuk makan di dalam benteng.
Kami memasuki kota melalui gerbang utama sementara aku mengenakan mantel bayangan.
Aku menggunakan sihir tembus pandang yang menyembunyikan seluruh tubuhku. Sihir tembus pandang yang digunakan adalah salah satu yang mendistorsi kesadaran orang. Setelah memakai sihir ini, bahkan orang-orang di samping caster tidak akan memperhatikan kehadiran caster.
Namun, tampaknya orang-orang dengan tingkat kemampuan deteksi tertentu dapat dengan mudah memperhatikannya.
Bagian dalam benteng bersih dan cantik, benar-benar berbeda dari kota luar tempat sampah berserakan di mana-mana.
Aku menuju toko roti yang kutemukan kemarin.
Ada dua jenis roti: Satu dibuat dengan rye inferior [roti hitam] dan satunya dengan roti gandum [roti putih] berkualitas baik.
Roti yang dibuat dengan gandum berkualitas baik bahkan tidak kalah dengan yang dibuat di Jepang.
Meskipun kotanya berbeda, ada roti yang dipenuhi madu yang sangat lezat.
Apakah roti ini dibuat di kota ini?
Setelah berjalan sebentar, tujuan kami adalah tempat yang ramai.
Ketika aku mencoba untuk mengintip celah antara kerumunan, dua pasang ksatria berarmor lengkap sedang berjalan, sambil terus mengawasi.
「Itukah ksatria kuil. Apa yang ksatria itu lakukan di sana?」
Di Republik Suci Lenaria, satu-satunya yang bisa memberi perintah kepada para ksatria adalah kepala kuil.
Dengan demikian, pekerjaan ksatria menjaga keamanan di jalan dan melindungi kuil secara umum.
Nut tidak pernah mengatakan bahwa mereka akan berjalan di tengah kota dengan armor lengkap seperti itu.
Dua gadis berjalan di belakang ksatria itu.
Keduanya cakep.
Wanita yang berjalan di depan adalah definisi dari seorang putri yang dibesarkan dengan baik. Rambutnya yang berwarna cerah sama mengesankannya dengan kemauan kerasnya.
Wanita yang berjalan di belakang agak pendek dengan rambutnya diikat sanggul di atas kepalanya*. Hanya saja wajahnya seperti sedang mengenakan topeng misterius. Saat keduanya sedang bercakap ria, wanita di depan menampilkan berbagai emosi namun, yang di belakang bahkan tidak membalas apa pun seminimal mungkin. (Catatan: cek google kalau mau tau gaya rambutnya)
Bahkan dari jauh, aku dapat mengetahui bahwa mereka berdua mengenakan pakaian kelas atas. Sepertinya mereka cukup kaya.
Dan kemudian, tampaknya para ksatria yang berjalan di depan dan di belakang mereka adalah pengawal mereka.
Aku ingin tahu siapa mereka?
「Diehart-sama. Dia si putri peledak」
Nut menunjuk pada wanita yang berjalan di depan.
「Putri peledak!?」
Putri peledak, nama panggilan yang aneh. Nut memberikan penjelasan setelah aku memikirkan hal itu.
「Waktu lalu, putri itu memukul pria yang mencoba berbuat centil dengan sihir. Pada saat itu, kekuatan sihirnya tanpa pandang bulu menghancurkan banyak bangunan, dan dengan begitu, dia mendapat julukan "Putri Peledak".」
「Haaah...」
Ucapku nampak bodoh setelah mendengar penjelasan Nut.
Dan sekarang, para ksatria ini diberi tugas oleh kuil untuk tidak membiarkan siapa pun mendekati putri peledak.
'Pengawal apaan tu?' Itu yang ingin kuceploskan.
Keempat ksatria itu seperti seorang pendamping yang mengelilingi dua wanita cakep dari jarak yang agak jauh.
「Selain itu, putri peledak itu adalah adik perempuan pahlawan」
Aku tercengang dengan kata-kata Nut.
Adik perempuan pahlawan!? Dengan kata lain, dia adalah adik perempuan Reiji.
Aku terkejut kalau dia adalah adik perempuan Reiji, tetapi aku lebih terkejut kalau jumlah orang yang dipanggil dipihak mereka lebih dari satu.
Apa yang mereka coba lakukan dengan memanggil banyak orang?
Pas aku berpikir tentang itu.
Ketika aku dipanggil, aku sendirian.
Meskipun aku sedikit tidak puas, itu hanya masalah kebetulan.
Haruskah aku lebih dekat untuk mendengar percakapan mereka?
Kujulurkan telingaku untuk menguping.
Aku tidak bisa mendengar apa-apa.
Aku, yang menjadi superman di dunia ini, tidak bisa mendengar percakapan mereka. Jika aku fokuskan telingaku, aku mungkin bisa mendengar suara yang datang dari jauh.
Tapi, aku benar-benar tidak bisa mendengar percakapan mereka.
Ayo ikuti mereka. Jadi, aku memutuskan rencana tindakanku berikutnya.
「Maaf Nut, apa kau bisa nunggu sebentar di sini?」
「Dimengerti」
Nut meluncur dari pundakku.
Meskipun seharusnya tidak masalah bahkan jika aku memanggil mereka dari depan, aku ingin menghindari pertemuan dengan Shirone sebanyak mungkin.
Aku memakai alat sihir mantel bayangan.
Mereka berdua berjalan menuju toko roti tempatku akan pergi.
Aku mengikutinya pada jarak yang cukup sedang.
Ketika aku sedikit lebih dekat dengan mereka.
Aku memperhatikan bahwa aku dapat mendengar suara mereka.
Ketika aku berpikir untuk semakin dekat dengan mereka.
Aku mulai mendengar suara mereka secara normal setelah aku cukup dekat dengan mereka.
「Dengarkan aku Kaya, roti yang mereka jual di toko roti ini rasanya sangat enak, loh~」
Itu suara adik perempuan Reiji.
「Mohon tunggu sebentar!! Ojousama!!」
「Ada apa, Kaya?」
Dia pun menghentikan ucapannya.
Pada waktu itu.
Aku menekuk tubuhku ke belakang sekaligus.
Pada saat itu, sesuatu dengan kecepatan ekstrim melintas di tempat di mana kepalaku berada beberapa saat yang lalu.
Itu tendangan lokomotif. (Catatan: mungkin kayak jurus tendangan Kamen Rider, gak tau juga. Cek google..)
Wanita di belakang adik perempuan Reiji melompat ke arahku dan melepaskan tendangan lokomotif.
Selain itu, meskipun punggungnya menghadap ke aku, tendangannya mengarah ke daguku dengan akurasi yang menakutkan.
Aku mungkin bakal tamat jika aku bereaksi sedikit terlambat.
Dan, aku mungkin bakal pingsan jika dipukul di rahangku.
Menggunakan momentum tendangan lokomotifnya, dia memutar tubuhnya dan menyerangku dengan tumitnya.
Aku bisa melihat bagian dalam roknya.
Aku menghindari tumitnya dengan berguling ke samping.
Jalan batu pecah karena tumitnya jatuh dan menciptakan celah dengan titik jatuh sebagai pusatnya.
Dia langsung mengincarku.
Serangannya tajam, tapi mungkin karena dia sedang terburu-buru, pusat gravitasinya sedikit berantakan.
Aku langsung menangkapnya dan melemparkannya.
Sialan.
Kalau kayak ini, kepalanya akan jatuh terlebih dahulu ke tanah.
Jadi, aku mengikuti momentumnya untuk membuatnya jatuh dengan pantatnya duluan, dengan melingkarkan lenganku di punggungnya.
「UH!!」
Wanita itu mengerang.
Itu masih sakit bahkan jika kau jatuh ke bawah.
「M-Maafkan aku!!」
Aku tidak sengaja meminta maaf padanya.
「KAYA!! APA YANG KAU LAKUKAN KE KAYA!!」
Adik perempuan Reiji sedang menghadap ke aku.
Tapi, dia tergelincir. Dan dia kehilangan keseimbangannya.
Jika dia jatuh kayak gitu, dia akan terkena trotoar didepannya.
「AWAS!!」
Aku secara spontan menangkap tubuhnya.
FUNYU.
Ada sensasi lembut di telapak tanganku.
「APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN!!!」
Sepertinya aku tak sengaja meraih teteknya saat menangkapnya.
「DASAR MESUM!!」
Tamparan kuat datang ke wajahku.
Karena tanganku tidak terpisah dari dadanya. Aku hanya bisa menerimanya langsung.
Pada saat itu, kakiku tergelincir.
「AH SIAL!!」
Aku meninggalkan tempat itu segera ketika mencoba menyembunyikan wajahku.
Para ksatria yang menyadari apa yang baru saja terjadi, bergegas menghampiriku.
Aku memasuki gang kecil setelah menjatuhkan salah satu ksatria.
Aku percaya aku telah melarikan diri cukup jauh. Saat memperhatikan sekelilingku, sepertinya aku sudah berada di pondok di kota luar.
Di sana, aku menarik napas.
Aku mengingat gerakan gadis yang nyerangku. Pergerakannya mirip kenpo.
Mungkin kenpo yang berasal dari bumi.
Dia mungkin orang yang dipanggil juga. Selain itu, gerakannya itu gerakan orang yang terlatih.
Tapi, kesampingkan itu.
「Aku gagal….」
Aku bergumam begitu.
Mungkin menjadi lebih sulit untuk mengumpulkan informasi lagi.
Apa yang harus kulakukan mulai sekarang?
「Diehart-sama~. Apa anda baik-baik saja~?」
Nut berlari ke arahku.
Kemudian, aku ingat kejadian sebelumnya ketika melihat Nut.
Haruskah aku mengatakan yang sebenarnya?
Jika itu Nut, dia bisa dengan mudah mengumpulkan informasi yang diperlukan.
Kami mungkin bermusuhan dengan pahlawan.
Bagaimana jika dia tahu kalau aku tidak ingin bertarung melawan para pahlawan?
Tapi, pada keadaan ini, aku harus pergi.
Aku sedang mempertimbangkan beberapa hal.
Dan kemudian, aku melihat telapak tangan kiriku.
「Kenyot-kenyot...」
warung tegal :v
BalasHapus