Ankoku Kishi Monogatari Bab 18 Bahasa Indonesia

/
Act 1: Sang Ksatria Kegelapan Misterius
Setiap Pemikiran

٠ Dewi Kebijaksanaan dan Kemenangan, Rena ٠ 

「Kerja bagus, Rena」 

Seorang memanggilku ketika aku sampai di rumahku di Elios. 

Ketika aku melihat ke arah suara itu, seorang pria berdiri di tempat itu. 

「Apa urusanmu, Alphos?」 

Tanyaku kepada dewa Alphos, saudara kembarku untuk kedatangannya menemuiku. 

Aku sedang dalam mood yang buruk. Aku benar-benar membenci saudara kembarku ini. Meskipun penampilan kami mirip, karakternya sangat berbeda. 

「Aku dengar ksatria kegelapan datang untuk mengincar hidupmu, Rena」 

「Bagaimana kau tau itu?」 

Kataku dengan sedikit tidak senang. 

「Ya, aku cuma tau sedikit tentang itu. Ksatria kegelapan itu hanyalah masalah kecil」 

「Aku tau dia masalah」 

Alphos menggelengkan kepalanya. 

「Beberapa saat lalu, dia menghancurkan ordo ksatria suci seorang diri」 

「EH?」 

Ordo ksatria suci terdiri dari orang-orang elit yang dipilih dari ras malaikat dan para pahlawan manusia untuk melayani di bawah raja dewa, Oudith. 

Mereka kekuatan elit Elios, dan ordo kesatria terkuat di dunia ini. 

Orang yang bisa bersaing dengan mereka mungkin hanyalah ordo ksatria kegelapan yang melayani Modes. 

Jadi orang bisa membayangkan orang macam apa yang bisa menghancurkan ordo ksatria suci ini? 

「Itu karena langit di sekitar Elios berada di bawah wilayah mereka, bukan? Tentu saja, langit Republik Suci Lenaria juga berada di bawah wilayah mereka. Dia memakai sihir terbang ke langit」 

Langit adalah wilayah para dewa. Pada dasarnya, tak seorang pun, kecuali burung, dapat terbang di langit tanpa izin. Dan aku, setidaknya, berhasil membuat para pahlawan untuk tidak terbang di langit. 

Tak perlu dikatakan tentang ras malaikat, para pahlawan umat manusia juga menjaga langit dengan menaiki pegasus. Penyusup pasti akan ditangkap oleh mereka selama dia terbang dengan sembrono. 

「Dan kemudian, dia memusnahkan mereka dalam pertempuran ketika mereka mencoba menangkapnya. Yah, aku tidak terkejut oleh orang yang ngalahkan pahlawan yang memusnahkan ordo ksatria kegelapan untuk bisa melakukan hal begitu」 

Kata Alphos dengan tenang. 

Aku ingat ksatria kegelapan Diehart. Penampilannya membuatku tidak dapat mempercayai hubungannya dengan Modes. 

Wajah maskulin dengan poni yang agak panjang pada rambut hitam, mata almond yang ditekankan oleh pupilnya yang gelap. Kenapa orang yang sangat tampan seperti dia melayani Modes yang jelek? 

「Kau terlihat bahagia, Rena」 

Kata Alphos. 

「EH!? Iyakah?」 

Aku menyentuh bibirku. 

「Lalu, apa yang akan dilakukan Oudith??」 

Aku mencoba mengalihkan pembicaraan. 

「Ah, dia berdamai dengan Modes」 

「BERDAMAI!?」 

Itu kata yang tak terduga. 

「Apa dia membuat keputusan itu tanpa mengumpulkan para dewa?」 

Keputusan para dewa, biasanya disebut sebagai pemanggil dan keputusan Oudith untuk membatasi para dewa di Elios. 

Pemanggil dan keputusan Oudith tidak berarti bahwa Oudith bisa membuat keputusan yang dia suka. Oudith akan membuat keputusan akhir berdasarkan suara terbanyak yang keluar selama diskusi. Oudith kemudian harus bertindak sesuai dengan keputusan itu. Karena tidak ada yang akan mematuhi Oudith jika dia tidak melakukannya. 

「Aku tidak ingat berpartisipasi dalam pertemuan di mana mereka membuat keputusan seperti itu」 

Meskipun aku tidak memiliki kewajiban untuk berpartisipasi dalam pertemuan semacam itu, ada kemungkinan bahwa mereka akan membuat keputusan yang tidak menguntungkan tanpa sepengetahuanku. 

Jadi, aku tidak pernah absen dari pertemuan itu. 

Dan kemudian, harusnya ada pesan yang dikirim ke setiap dewa ketika pertemuan itu terjadi. Tanpa pesan itu, keputusan yang dibuat dalam pertemuan itu akan batal. 

「Kau salah, Rena, cuma Oudith yang berdamai dengan Modes. Dewa lain tidak perlu mematuhi itu」 

「Apa maksudmu?」 

Tentu saja, mungkin akan bagus jika pertemuan seperti itu tidak terjadi. 

「Kurasa kau mengira kalau Oudith menentangmu, tentang kondisi perjanjian itu kan」 

「Betul itu」 

「Itulah kenapa Oudith menawarkan untuk tidak menyerang Nargol dengan menghancurkan alat pemanggil yang dimiliki oleh Modes」 

「APA KATAMU!!」 

Dari sudut pandang perjanjian, hanya Oudith yang tidak akan menyerang Nargol, tapi Oudith adalah raja dewa. Jika Oudith tidak bergerak, tidak seorang pun di Elios yang akan melakukannya. 

Pada dasarnya, Modes terikat oleh perjanjian non-agresi dengan Elios sebagai ganti alat pemanggilnya. 

「Untuk Oudith, ksatria kegelapan dan pahlawan itu bahkan lebih menyusahkan daripada Modes, karena ksatria kegelapan adalah monster yang seorang diri membasmi seluruh ordo ksatria suci. Itu sebabnya dia membuat janji sebagai gantinya menghancurkan alat pemanggil milik Modes supaya Modes tidak memanggil orang dari dunia lain lagi」 

「Lalu, bagaimana dengan para pahlawan dan ksatria kegelapan yang udah dipanggil? Mereka seharusnya menjadi masalah, kan?」 

「Ah, aku di sini untuk menyampaikan pesan bahwa kau akan menjadi orang yang merawat mereka. Karena kaulah yang memanggil mereka」 

Mereka menusuk di tempat yang tepat. 

Pada awalnya, masalah ini diselesaikan dengan mudah, dan aku seharusnya mengirim mereka kembali ke dunia roh segera setelah mereka mengalahkan Modes. Tapi, ksatria kegelapan itu muncul tepat pada saat terakhir. 

Selain itu, kami kehilangan semua alat pemanggil. 

Sudah diputuskan beberapa hari yang lalu bahwa pemanggil dilarang bersama dengan pembuatan alat sihir lebih lanjut. 

Mengatur para pahlawan di luar titik ini mungkin menjadi masalah yang sulit. 

「Tunggu sebentar, aku bukan orang yang memanggil Diehart!!」 

Orang yang memanggilnya adalah Modes, jadi aku tak ada hubungannya dengan dia. 

「Ya, itu benar, tapi Modes bilang kalau aksi ksatria kegelapan bergantung pada pahlawanmu. Itu sebabnya masalahnya harus kau tanggungi」 

Bahkan jika Oudith tidak akan menyerang, itu akan berakhir jika Modes diserang oleh pahlawan terlebih dahulu. Wajar bagi Modes untuk menuntut kondisi seperti itu. 

「Jadi, aku datang untuk memberitahumu tentang itu, Rena. Kami berharap kalau kau tidak akan membuat pahlawan bergerak yang akan menghalangi Elios」 

Aku tidak bisa membalas itu. 

Melihat bahwa aku mampu mengalahkan Modes, aku harus mengendalikan aksi para pahlawan. Setiap tindakan salah yang dilakukan oleh mereka akan menyebabkanku kehilangan posisiku di Elios. 

「Dimengerti, Alphos, biar aku lakukan sesuatu tentang para pahlawan. Dan kemudian, jika itu yang ingin kau katakan, bisa gak kau pergi dari pandanganku sekarang?!!」 

Ucapku dengan nada marah. 

「Maaf, tapi ada masalah lain lagi」 

「Masalah apa lagi itu!?」 

Aku melotot pada Alphos. Tapi kakakku tidak akan gentar hanya dengan itu. 

「Kapan kau akan menikah, Rena?」 

「Hah?」 

Apa yang dia bicarakan? 

「Apa itu pesan dari Oudith?」 

「Nggak, cuma si kakak yang mengkhawatirkan adiknya yang masih belum menikah」 

Itu bukan urusanmu. 

「Dewa Elios, mereka semua adalah brenksek yang tidak jujur. Aku tak punya niat untuk menikahi bajingan seperti mereka」 

Dewa Elios, MEREKA SEMUA punya wanita simpanan. Bagaimana aku bisa mentolerir mereka, yang terus melamarku. 

Dan di antara mereka, yang paling kubenci adalah SI KAKAK INI. Dia seorang bujangan dan memiliki lebih dari 2000 wanita simpanan. Dan aku benci setiap wanita yang mengerumuni kakakku. 

「Oya, kukira ada juga dewa yang tulus」 

「Aku benci yang jelek」 

Tulus atau tidak menyimpang, satu-satunya yang tidak dimiliki oleh para dewa yang tidak jujur ​​adalah para dewa jelek. 

Itu sebabnya, aku masih jomblo. 

「Jika bukan dewa, apakah pahlawan?」 

「Amit-amit, dia sama sepertimu」 

Dalam beberapa aspek, Reiji mirip dengan Alphos. Itu sebabnya, aku tidak merasakan suka padanya. 

「Kasarnya. Jika itu yang terjadi, siapa yang akan jadi suamimu?」 

Aku diam sebentar sebelum membalasnya. 

「… TIDAK ADA!!」 

Kakakku kemudian menunjukkan wajah jengkel dengan senyum ringan di wajahnya. 

「Kalau gitu, mau bagaimana lagi. Kakak yang kau benci ini mau pergi sekarang. Sampai jumpa, Rena」 

Ketika kakakku berbalik. Aku memelototi punggungnya. 

Dan kemudian, aku menggelengkan kepala sambil merenungkan pertanyaannya. 

Kenapa wajah Diehart tiba-tiba muncul di pikiranku? 


٠ Pahlawan Wanita, Chiyuki ٠ 

Kami kehilangan sarana untuk kembali. 

Tak pernah kupikir kalau alat pemanggil akan dihancurkan. 

Setelah itu, kami mengejar Shirone yang meninggalkan kami untuk menghadapi Diehart. 

Lagian, bagiku, kehidupan Shirone bahkan lebih penting daripada Rena. Shirone, yang bergegas melindungi Rena, mungkin menjadi orang bodoh yang datang untuk mengorbankan hidupnya. 

Kami mengejarnya sambil memusnahkan spartoi yang menghalangi jalan kami. 

Reiji tidak dalam kondisi normal, jadi Kaya yang menlindungi Kyouka yang ambruk karna minuman keras. Kami, yang kehilangan hampir semua pasukan, dipaksa untuk bertarung. Lagipula, Rino dan aku, yang memiliki daya tembak tinggi, tidak bisa memakai sihir sejak kami berada di dalam gedung. Dan begitulah, kami mengalami kesulitan melawan spartoi. 

Dan kemudian, apa yang kami lihat ketika kami akhirnya tiba di dalam ruangan itu adalah Diehart berdiri diam di depan Shirone yang sedang menangis. 

Diehart menyarung pedangnya dan kemudian pergi ketika dia melihat kami. 

Kami dengar dari Rena, tampaknya Diehart salah paham kalau Rena akan memanggil orang baru. Dengan demikian, dia datang untuk menghancurkan alat pemanggil. 

Tetapi kebenaran benar-benar mengkhianati harapan kami. 

Informasinya pasti bocor, kan? Tapi, pertanyaan itu diselesaikan oleh Nao. Tampaknya seringkali ada hewan kecil yang menyelinap ke kuil. 

Tidak ada keraguan kalau hewan kecil itu mungkin familiar musuh. Dan kemudian, itu berubah menjadi kesalahpahaman ketika dia melihat Rena yang membuat persiapan untuk mengirim kami kembali. 

Nao meminta maaf kepada semua orang karena dia baru menyadarinya. Tapi, sudah terlambat dan tidak ada yang peduli tentang kecerobohannya. 

Tampaknya tujuan Diehart hanya untuk menghancurkan alat pemanggil, dan tidak ada yang mati selama serangan itu. 

Itu sebabnya Shirone juga diselamatkan. 

Setelah bersatu kembali dengan Shirone, aku memarahinya. Itu karena betapa kami mengkhawatirkannya. 

Shirone meminta maaf sambil menangis. 

Meskipun Shirone terlatih dalam seni bela diri, dia, pada kenyataannya, seorang gadis yang lemah. Selain itu, meskipun dia bisa mengatasinya, bagian yang lemah itu menjadi lebih menonjol setelah dia kehilangan pedangnya. 

Dari cerita Shirone, kami mengerti bahwa dia benar-benar dikalahkan oleh Diehart. Kami perhatikan lagi tentang seberapa kuat Diehart. 

Bahkan jika luka Reiji disembuhkan, penaklukan raja iblis akan ditunda untuk sementara waktu. 

Ngomong-ngomong, meskipun Reiji juga ingin memarahinya, dia tidak punya hak untuk melakukannya karena dia juga kalah sama Diehart. 

Kami memiliki terlalu sedikit informasi tentang Diehart. Meskipun dia mirip dengan Reiji kecuali dia tidak akan melakukan pembunuhan sia-sia, semua orang yang mengarahkan pedang mereka ke arah Reiji pasti akan mati sementara dalam kasus Diehart, dia tidak membunuh orang yang mengarahkan pedang mereka ke arahnya. Bukankah itu tebalik meski dia bawahan raja iblis? 

Atau, mungkin dia mirip dengan Reiji dan tidak akan membunuh wanita? Bahkan jika itu kebenarannya, tidak akan menjelaskan kenapa dia membuat ksatria kuil tertidur tanpa membunuhnya. 

Seperti yang kupikirkan, dia benar-benar bawahan misterius dari raja iblis. Raja iblis Modes menutup dirinya di Nargol tanpa melakukan apa-apa sementara bawahannya yang melakukan penaklukan. Kerusakan yang disebabkan oleh bawahan raja iblis itu mengerikan. Kami melihat betapa mengerikannya situasi di negara yang diserang oleh bawahannya. Sebenarnya, kenapa sih tuh Diehart? 

Tapi, aku, yang secara tidak sengaja berpikir tentang itu tidak bisa membantu tetapi bertanya-tanya bahwa mungkin ada yang lebih dari itu. 

Bahkan yang lebih penting lagi, kami harus memikirkan apa yang harus kami lakukan setelah ini. 

Kami tidak bisa memperbaiki alat pemanggil atau mendapatkannya. 

Itu sebabnya kami saat ini tidak punya pilihan selain mencari seseorang yang bisa menggunakan sihir pemanggil untuk mengirim kami kembali. Selain itu, kami sudah konfirmasikan dengan Rena bahwa ada orang lain yang bisa menggunakannya. 

Ketika kami bertanya ke Rena tentang informasi tentang orang itu, dia cuma bilang bahwa dia tidak tau tentang orang itu kecuali fakta bahwa dia mampu menggunakan sihir pemanggil. Meskipun ekspresi anehnya saat itu membuatku khawatir, mah, biarkan saja. 

Metode tercepat adalah mencari orang cabul yang menyerang Kyouka dan menemukannya. Meskipun, aku pribadi menentangnya, itu tidak bisa dihindari. 

Aku menghela nafas. 


٠ Raja iblis Modes ٠ 

「Begitu, jadi Tuan Diehart punya hubungan macam itu dengan seorang wanita di kelompok pahlawan, kah.... Aku membuatmu dalam masalah, Nut」 

「Inikan tugas saya」 

Nut memberikan rasa terima kasihnya untuk pujianku. 

Aku menerima informasi ini dari Nut yang berdiri di bahu Rugaas, yang berdiri di depanku beberapa saat yang lalu. 

「Lalu, bagaimana dengan situasi Tuan Diehart saat ini?」 

「Ya, sepertinya tidak banyak berubah, tapi...」 

「Tapi?」 

「Saya pikir dia mirip dengan baginda ketika anda baru saja datang ke tempat ini」 

「Begitu...」 

Meskipun aku tidak tau apa yang terjadi di kuil dari laporan Nut, aku yakin itu mungkin sesuatu yang tidak menyenangkan mengenai wanita itu. 

Aku menangis pada waktu itu. Karena betapa dibencinya aku. 

Aku bangkit lagi karena aku didorong dengan keinginanku untuk membuat Mona. 

Demi menciptakan Mona, aku memerlukan beberapa bahan, seperti rambut Rena dan sihir rahasia penciptaan kehidupan (Pygmalion) dan kekuatan magis seseorang, dan kemudian mencampurnya dengan alat yang dibuat oleh temanku, dewa Heibos. 

Aku bisa bertahan untuk membuat dewiku sendiri yang tidak akan kalah dengan dewi Elios yang mengusirku. 

Dan hasilnya adalah Mona. 

Ketika aku berpikir tentang Mona. 

「Deyufufufu」 

「Uhm…. Apa ada masalah, baginda?」 

Rugaas memanggil namaku dengan wajah khawatir. 

Aku berpikir tentang malamku dengan Mona, dan kemudian secara tidak sengaja mengeluarkan suara seperti itu. 

Abaikan itu, abaikan untuk saat ini. 

「Oh, maaf, tentang Tuan Diehart, kah」 

「Ah iya」 

「Mari kita beri dewi untuk menghibur Tuan Diehart」 

「Seorang seperti Mona-sama?」 

Aku mengangguk pada kata-kata Rugaas. 

Aku ingin Tuan Diehart berada di Nargol ini, jika bisa. 

Dan kemudian, aku ingin dia melindungi Modes dan Mona ini. 

Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? 

Sesuatu yang terbaik yang bisa kutawarkan kepadanya adalah seorang wanita. 

Selain itu, para dewa Elios seharusnya melarang penciptaan dewi palsu. 

Dalam hal ini, dia akan menjadi musuh dewa. Dan kemudian, dia akan menetap di Nargol jika dia mau atau tidak. 

Seseorang yang sekuat dia, yang dapat menghancurkan ordo ksatria suci dalam perjalanan kembali ke Nargol, bukanlah orang yang menakutkan selama aku bisa menganggapnya sebagai sekutuku. 

Bibirku secara alami membuat senyuman. 

「Gufufufuffufufu」 

「Uhm, baginda…」 

Rugaas memanggilku dengan suara khawatir sementara aku terus tertawa. 


٠ Ksatria Kegelapan Kuroki ٠ 

Ruangan yang diberikan padaku di kastil raja iblis Modes sangat luas. 

Tapi, satu-satunya fitur di dalam ruangan yang luas ini hanyalah meja, karpet yang menyebar di bawah, dan tempat tidur. 

Aku tak tau apa yang harus kukatakan kepada iblis yang wajahnya seperti beruang, pengawal eksklusif-ku. Sepertinya aku cuam perlu menyebutkannya selama aku memerlukan sesuatu. 

Sepertinya aku sudah menerima perawatan VVIP di Nargol. 

Meskipun Nargol tak miskin-miskin amat, ini bukan tanah yang indah. Pemandangan di luar jendela suram dengan udara suram yang melayang. 

Dan, tampaknya Nargol tidak cocok untuk mendapatkan bahan makanan. Bahkan tempat tidurnya istimewa jika dibandingkan dengan tempat tidur elf yang merawatku di tengah perjalananku. 

Namun, tampaknya tempat tidur ini juga memiliki kualitas yang baik di Nargol. 

Aku merasa kalau kondisi hidupku jauh lebih baik daripada ketika aku berada di Jepang. 

Apa yang harus kulakukan mulai sekarang. Aku berbaring di tempat tidurku. 

Aku tau situasi Shirone. Shirone dan yang lainnya tidak tau kalau mereka tidak bisa kembali dengan sihir pemanggil itu. 

Mereka ditipu oleh Dewi Rena. Mungkin mereka akan dalam bahaya selama mereka berada di bawah perawatan Rena. 

Haruskah aku bantu mereka? 

Tidak, aku tidak perlu membantu mereka. Alat sihir pemanggil buatan dilarang oleh Elios beberapa hari yang lalu. Setidaknya mereka tidak akan mengirim mereka kembali ke dunia roh. 

Terlebih lagi, itu terlalu samar. Aku tidak punya niat untuk menyakiti para pahlawan secara terang-terangan. Dan kemudian, ketika aku mendengar bahwa Rena tidak akan mengirim mereka kembali, aku tidak perlu khawatir mengancam mereka lagi. 

Karena itu, aku pikir tidak masalah mengabaikan Shirone dan yang lainnya untuk sementara waktu. 

Aku menggelengkan kepala sambil menyangkal ideku. 

Sejujurnya, aku tidak ingin terlibat di dalamnya. Benar kok. 

Lagipula, apa yang harus kulakukan untuk menyelamatkan Reiji yang menyedihkan? 

Karena mereka sudah dilarang untuk menyerang Nargol, aku tak perlu mengkhawatirkannya. Yup, ayo lakukan itu. 

Bagaimanapun, mereka pasti akan melakukan sesuatu ke pihak kami, tapi aku sendiri, sementara mereka untung dalam jumlah. Itu kenyataan, itu bukan berarti aku cemburu pada mereka ya. 

.... Gak baik, mari kita ganti topiknya. 

Mari kita pikirkan apa yang harus kulakukan mulai sekarang. 

Pertama, mencari cara untuk kembali. Meskipun Modes bilang kalau dia akan mencarinya, mungkin itu tidak akan ditemukan dengan segera. 

Untuk saat ini, aku harus tinggal di dunia ini. 

Kemudian, kuperhatikan bahwa ada kemungkinan kalau aku akan hidup di dunia ini untuk waktu yang lama. 

Itu firasat yang tidak menyenangkan karena aku tidak punya teman di tempat ini. 

Kupikir kalau aku perlu seorang rekan karena aku harus hidup di dunia ini untuk waktu yang lama. 

Meskipun Modes yang di sana sebagai rekanku, itu sedikit berbeda dari yang kuinginkan. 

Seperti yang diduga, aku cemburu pada Reiji. Dia punya banyak rekan. 

Terlebih lagi, semuanya cakep-cakep. 

Dan kemudian, aku ingat tentang janji Modes. 

Dewi tiruan. 

Mungkin sudah waktunya bagiku untuk mendapatkan hadiah dari Modes. 

Kalau bisa aku ingin gadis unyu. 

Yosh, ayo tanya dia. 

Mudahan aku dapat gadis unyu, mudahan.
Facebook twitter Google

Related Post

3 Komentar