Ankoku Kishi Monogatari Bab 22 Bahasa Indonesia

/
Act 2: Tanduk Raja Naga Suci
Liburan Dewi

٠ Dewi Kebijaksanaan dan Kemenangan, Rena ٠ 

Mona. 

Itulah nama dewi palsu yang dibuat dengan rambutku sebagai bahannya. Singkatnya, tiruanku. 

Jika kau bertanya kenapa aku tau tentang keberadaannya, alasannya adalah orang itu sendiri. Meskipun Modes tak berusaha menyembunyikannya. 

Walau aku tak tahu alasannya, suatu hari dia baru saja muncul di mimpiku dengan aku melihat sudut pandangnya. 

Mungkin karena dia tiruanku. 

Lagipula, meski aku bisa mendapatkan informasi darinya, dia tidak bisa melakukan hal yang sama padaku. Mungkin itulah perbedaan antara asli dan salinan. Sepertinya Mona tidak tau kalau aku bisa mendapatkan informasi darinya. 

Jadi, aku tau informasi tentang Nargol meski aku berada di Elios. 

Tapi, aku juga mengetahui informasi yang tak ingin kuketahui. 

Parahnya, aku terpaksa harus melihat Mona dan Modes ngeue SETIAP MALAM. Untuk beberapa alasan, aku harus melihat tubuh telanjang Modes yang jelek itu bahkan di dalam mimpiku; Sejujurnya, itu mimpi buruk bagiku. Kenapa menjadi seperti ini... 

Itu sebabnya aku memanggil Reiji untuk mengalahkan Modes. 

Tapi, rencanaku gagal karena Modes juga memanggil Diehart. 

Meskipun aku telah berkonsultasi dengan Casa, dewi dengan kekuatan untuk melihat masa depan, seperti bisakah aku melakukan sesuatu tentang Diehart, hasilnya adalah nol. Kekuatan Casa hanya memungkinkannya untuk melihat masa depan tertentu di antara masa depan yang tak terhitung jumlahnya, jadi intinya, dia hanya bisa melihat ke masa depan daripada memprediksi masa depan. 

Dia tidak bisa melihat masa depan yang tidak akan terjadi atau masa depan yang tidak ada. Apalagi kemampuannya sendiri tidak stabil dan berbahaya. Itu sebabnya aku tidak bisa mengandalkan Casa untuk ini. 

Aku tak punya pilihan selain melakukannya sendiri. 

Tapi, aku hanya tau informasi tentang Nargol yang Mona tau. Sepertinya Modes tidak membicarakan terlalu banyak hal dengan Mona. Terkadang, informasi itu juga tidak bisa diandalkan. 

Masalah tentang pemanggilan Diehart juga sesuatu yang tidak diketahui Mona sampai menit terakhir. Itu bukan karena Modes tidak memercayai Mona, dia hanya ingin menemukan kedamaian dan kenyamanan untuk Mona dan tidak bermaksud memberitahunya tentang masalah di Nargol. 

Tapi, terkadang dia diberi tau tentang beberapa informasi penting. 

Jadi, aku tau informasi tentang Diehart menuju tempat raja naga suci perak untuk mendapatkan bahan untuk membuat tiruanku. 

Jadi, aku memutuskan untuk menggagalkan rencana mereka. 

Tapi, Diehart terlalu kuat. Akan sulit untuk menghentikannya hanya denganku dan pasukan perangku (Valkyrie) yang terdiri dari malaikat perempuan bawahanku. 

Kekuatan tempur mereka bahkan lebih lemah daripada ordo ksatria suci. Jadi, aku yakin mereka bukan tandingan Diehart yang memusnahkan ksatria suci itu. 

Itu sebabnya aku menggunakan Reiji. 

Itu adalah dasar dari rencanaku. 

Aku memasang penghalang di pintu masuk gua tempat raja naga suci berada. Penghalang itu akan memberi tau kami ketika Diehart memasuki gua. 

Dan kemudian, setelah Diehart memotong tanduk raja naga suci. 

Dia akan dihentikan oleh Reiji ketika dia keluar dari gua. 

Dan kemudian, gadis-gadis perangku akan merebut tanduk saat dia bertarung dengan mereka. 

Lonceng yang kuberikan pada Reiji adalah membiarkan mereka bergerak ke arah gua segera setelah lonceng memberi tau mereka tentang Diehart. 

Dan kemudian, ketika aku menerima kontak dari gadis perangku, sepertinya Diehart udah tiba di kerajaan Rox, kami bergegas ke negeri itu melalui kapal terbang. 

Tapi, meskipun aku dah beritau mereka kemarin, mereka baru datang hari ini. Aku heran apa yang mereka lakukan selama waktu itu. 

Mengetahui kekuatan mereka, mereka harusnya tiba lebih cepat dari ini. 

Kesampingkan Reiji, orang-orang yang datang bersamanya dari dunia lain juga kuat. Sejujurnya, kekuatan mereka menyaingi makhluk dewa Elios. 

Mereka diperlakukan sebagai manusia untuk saat ini. Tapi, aku merenungkan apakah gak masalah memperlakukan mereka seperti manusia. 

Saat ini, mereka tidak diperlakukan sebagai makhluk dewa. Berbicara tentang dewa, seseorang yang ingin menjadi makhluk dewa perlu persetujuan dari dewa Elios lainnya. 

Dan mereka tidak akan diperlakukan sebagai ras unggul seperti ras malaikat atau ras elf karena mereka tidak memiliki karakteristik khusus dari dua ras tersebut. Itulah sebabnya, pada akhirnya, tidak ada pilihan selain memperlakukan mereka seperti manusia, ras yang lebih rendah. Mereka memiliki kekuatan seperti dewa namun mereka adalah manusia. Ada suatu masa ketika kami bermasalah tentang bagaimana memperlakukan mereka. 

Sekarang, aku merenungkan alasan keterlambatan mereka. Mungkin karena Chiyuki. Dia menentang gagasan seperti Reiji melawan Diehart. Jadi, aku yakin dia sengaja menunda kedatangan mereka. 

Aku akan kerepotan jika mereka tidak bertarung. Kalau tidak, untuk alasan apa aku memanggil mereka? 

Jika dia menjadi penghalang, aku tak punya pilihan selain menggunakan ini…. Aku mengambil botol kecil dari payudaraku. (Catatan: jirr... hebat sampai barangnya gak jatuh. Betapa ngerinya tetek bahenol :D) 

Ramuan cinta. 

Orang yang meminum ramuan ini akan jatuh cinta pada siapa pun yang mereka lihat pertama kali. Ramuan ajaib ini telah diperkuat ke tingkat yang tidak masuk akal dengan sihir pesona. Aku akan buat Chiyuki meminum ini. 

Ini adalah ramuan yang sangat berbahaya yang akan mengubah siapa pun yang meminum ramuan ini menjadi budak. 

Meskipun sihir kontrol udah cukup dalam kasus budak, efek samping dari sihir kontrol adalah kemampuan pihak yang dijadikan target akan menurun... Meskipun aku ingin menggunakan sihir ini, aku tak ingin menurunkan kemampuannya. 

Tapi, ramuan ini memungkinkan seseorang untuk mengendalikannya tanpa menurunkan kemampuan target. 

Dan, ramuan ini akan kugunakan pada Reiji ketika aku memanggilnya. Itu karena target yang dipanggil tidak selalu bertindak sesuai dengan kehendak si pemanggil. 

Oleh karena itu, aku menyiapkan ramuan ini jika ada sesuatu yang tak berjalan seperti yang kuinginkan. 

Tapi, aku tak pernah punya kesempatan untuk menggunakan ramuan ini, karena Reiji mudah menerima permintaanku. Kurasa aku harus gunakan ramuan ini pada Chiyuki. 

Tapi, ada batasan dalam efek ramuan ini. 

Pertama, si target yang meminum ramuan ini, harus memiliki semacam kasih sayang terhadap pihak lain. Ramuan ajaib akan kehilangan efeknya jika pihak lain terlalu jauh. Misalnya, monyet yang meminum ramuan ini tidak akan jatuh cinta pada anjing bahkan jika dia melihat anjing. Meskipun akan menjadi cerita yang berbeda jika monyet itu memiliki semacam kecenderungan aneh. Dan kemudian, jika keduanya dari ras yang sama, efeknya akan melemah jika si pihak yang terlihat sangat jauh dari penglihatan si target. Namun, mereka akan menjadi teman baik. 

Itu seharusnya cukup jika aku diam-diam membuat Chiyuki meminum ini. Singkatnya, gak masalah asalkan dia tidak menghentikan Reiji untuk mematuhi permintaanku. 

Kedua, ramuan ini akan kehilangan efeknya jika target benar-benar jatuh cinta dengan pihak lain. Singkatnya, ramuan ini tidak efektif setelah target meminumnya lagi. Pada saat yang sama, itu akan menghentikan seseorang dari mencintai orang yang berbeda. Ini tidak efektif untuk seseorang yang mencintai sesuatu dari awal atau familiar yang mencintai tuan mereka karena sifat cinta yang serupa. 

Dan, efek ramuan ini bervariasi tergantung pada daya tahan sihir target dan jumlah ramuan yang diminum oleh mereka. Ramuan akan kehilangan efeknya jika target dengan resistensi kuat hanya minum sedikit ramuan. 

Aku berpikir berapa banyak harus kutuangkan ramuan ini pada Chiyuki. Ramuan di tanganku sekarang adalah ramuan ajaib yang sangat kuat. Satu tetes saja sudah cukup untuk membuat manusia normal untuk mencintai seseorang selamanya. 

Lalu berapa dosis yang harus kugunakan untuk melawan target yang kekuatan sihirnya menyaingi makhluk dewa? 

Ini adalah ramuan ajaib pertama dan terakhir yang bisa kudapatkan. Ramuan ini dilarang di Elios karena efeknya sangat berbahaya. 

Karena efek ramuan ini tidak dapat dibatalkan dari luar begitu target mencerna. Mereka harus mengandalkan resistensi sihir mereka sendiri untuk membatalkan efek ramuan ini. 

Sesuatu takkan berakhir dengan pengusiran jika diketahui bahwa makhluk dewa menggunakan ramuan ini pada sesama makhluk dewa Elios. Itulah betapa bahayanya ramuan ini. 

Tak diketahui seberapa efektif ramuan ajaib ini bagi orang yang memiliki kekuatan sihir sekuat makhluk dewa Elios, karena itu tak pernah digunakan pada makhluk dewa mana pun. 

Bentrokan antara Reiji dan Diehart itu harus terjadi. 

Aku pasti takkan membiarkan dia memotong tanduk raja naga suci. 

Tapi, Diehart tidak bergerak sama sekali. Sepertinya dia belum memotong tanduk meskipun sudah tiba di kerajaan. Meskipun Reiji-tachi terlambat sesuai jadwal, mereka masih belum terlambat karena keadaan saat ini. 

Tapi, aku tidak bisa mengetahui di mana Diehart bersembunyi sekarang. 

Gadis-gadis perang bawahanku tidak terlalu terampil dalam melacak. Jadi, mau bagaimana lagi. 

Karena mereka sedang berdiri di dalam sebuah kapal terbang di tempat yang berbeda agar tidak diperhatikan oleh Diehart, aku tak tau apa yang harus kulakukan sekarang. 

Itu sebabnya aku menyelinap sendirian ke kerajaan Rox untuk mengintai situasi dan membuat Chiyuki meminum ramuan ini. 

Meskipun gadis perangku ingin ikut denganku, itu bukan lagi penyusupan jika aku bersama mereka. Jadi, aku datang sendiri. Cara ini setidaknya tidak mencolok daripada bergerak bersama mereka. 

Meskipun aku tidak begitu mahir dalam tindakan rahasia, setidaknya aku tidak akan ditemukan oleh manusia dengan mudah. 

Masalahnya adalah Diehart; Aku tak tau seberapa kuat kemampuan pendeteksiannya. Dia mungkin bisa menemukanku dengan mudah jika kemampuan pendeteksiannya sekuat rekan Reiji, Nao. 

Bahkan jika kemampuan pendeteksiannya tidak sekuat Nao, dia masih bisa dengan mudah menemukan lokasiku dengan kemampuan deteksi jika berada di sekitar level Kaya atau Shirone. Sihir tembus pandangku tidak begitu kuat. 

Jadi, aku memulai perjalananku ke kerajaan Rox sambil dipenuhi kecemasan. 

Aku pergi ke arah di mana aku bisa merasakan lonceng yang kuberikan pada Reiji. 

Tetapi, seseorang berdiri di depanku. 

Aku terkejut ketika melihat wajah orang itu. 

Aku pernah melihat wajahnya di kuil. 

Aku takkan pernah bisa melupakan mata yang seperti kristal hitam yang memandangku dengan wajah putih bersih plus rambut hitam pekat. 

「D-Diehart!?」 

Orang yang berdiri di hadapanku adalah Diehart. 

Mustahil, berpikir dia bisa dengan mudahnya menemukan lokasiku. 

「Lama tak berjumpa, dewi Rena」 

Diehart mengirim salamnya padaku. 


٠ Sage berambut hitam, Chiyuki ٠ 

Pemandian air panas di mansion ini luas dan nyaman. 

Meskipun Kaya hanya berhasil mendapatkan pemandian air panas yang relatif kecil, itu masih dalam skala di mana lebih dari beberapa orang dapat masuk ke pemandian air panas dan hanya ada enam dari kami. Bahkan itu pun cukup luas bagi kami untuk berenang di dalamnya. 

「Ada apa, Nao?」 

Nao memelototiku saat kami membenamkan diri di mata air panas. 

「Aku pikir rambutmu sangat cantik, Chiyuki-san」 

「Begitu, terima kasih」 

Ini bukan pertama kalinya seseorang memuji rambutku. Tapi, itu gak terasa buruk tak peduli berapa banyak seseorang memuji rambutku. 

「Seperti yang diharapkan dari satu-satunya hal yang membuatmu terkenal sebagai sage berambut hitam」 

Sage berambut hitam adalah nama panggilanku. Dan aku bukan satu-satunya yang memiliki nama panggilan seperti itu. 

Shirone adalah 'gadis pedang' dan Rino adalah 'penari peri'. 

Mereka berdua juga saat ini berendam di air panas. Mereka berdua memberikan aura yang berbeda ketika mereka berendam. Ada paparan merah jambu di kulit putih mereka. 

Ketika aku melihat mereka, mereka datang ke sisiku. 

「Hei, apa yang sedang kalian bicarakan?」 

Rino menyeruduk ke dalam percakapan kami. 

「Kami berbicara tentang rambut indah Chiyuki-san」 

「Ya, rambut Chiyuki-san benar-benar cantik. Itu membuatku sangat cemburu」 

「Kalau dipikir-pikir, rambut Shirone-san juga cantik」 

Aku mengalihkan pandanganku ke rambut Shirone. Dia saat ini melonggarkan rambut kuncirnya. 

「Setuju. Rambut kuncirnya berkibar sangat indah, terutama ketika dia mengayunkan pedangnya. Seperti yang diharapkan dari gadis pedang」 

Shirone tersipu malu setelah Nao memuji rambutnya. 

「Gadis pedang kah…. Nama yang bagus」 

Rino terbakar dengan rasa iri. 

「Ara, aku pikir penari peri Rino juga bagus」 

「YUP!! Shirone-san dan Rino-cchi memiliki nama panggilan yang keren. Aku juga ingin...」 

Nao tidak memiliki nama panggilan. Aku pasti takkan bilang padanya bahwa dia dijuluki anak liar di dunia kami. 

「Bagus, bukan? Setidaknya itu lebih baik daripada memiliki nama aneh yang melekat padamu」 

Rino melihat ke dua orang dari tempat yang agak jauh. 

Disana, ada Kaya dan Kyouka. 

Julukan Kyouka adalah putri peledak. Itu adalah nama panggilan yang dia dapatkan setelah dia menggunakan sihir ledakan di tengah kota. Orang itu sendiri membenci julukan itu. 

「Betul tuh….」 

Nao setuju dengan tanggapannya. 

「Berbicara tentang nama panggilan, di mana saint putih dan pahlawan cahaya sekarang?」 

Rino bertanya tentang keberadaan keduanya yang tidak ada di sini sekarang. 

「Saint putih sedang mempersiapkan makan malam」 

Yang disebut saint putih adalah Sahoko. Kami memutuskan untuk membiarkan Sahoko menangani makanan karena rumah ini hanya punya beberapa pelayan. Selain itu, kudengar bahwa koki istana kerajaan Rox juga datang untuk membantunya. 

Sahoko dan Kaya adalah satu-satunya yang bisa memasak di antara kami. 

Sahoko bisa memasak masakan rumah, sementara Kaya bisa memasak masakan mewah yang sering kau temui di pesta. 

Meskipun aku tidak seterampil mereka, aku bisa memasak sedikit. 

Kemampuan memasak Rino, Nao, dan Kyouka adalah nol. 

Shirone entah kenapa agak buruk dalam memasak. Tentu saja, aku nggak memberi tau dia tentang itu. 

Aku ingat dia membagikan kue asin beberapa waktu lalu. 

Walaupun dia membuatkannya untuk Reiji, Reiji tidak bisa memakannya. Wajar saja karena dia biasanya makan masakan Sahoko. 

Itu tak bisa dihindari, tetapi kudengar Shirone memberikan kue-kue untuk teman masa kecilnya, dan aku juga mendengar bahwa dia makan hidangannya dengan gembira. 

Apa perutnya baik-baik saja? 

Meskipun aku belum bertemu teman masa kecilnya, kudengar dari Rino bahwa dia agak tampan. 

Terlebih lagi, tampaknya teman masa kecil Shirone sangat menyukainya. Tapi, aku merasa kasihan padanya karena yang dicintai Shirone adalah Reiji. 

Aku pun terpikirkan di mana Reiji sekarang. 

「Mengenai pahlawan cahaya, aku tidak tau apa yang dia lakukan saat ini」 

Meskipun kamar mandi terpisah untuk Reiji juga disiapkan, sepertinya dia tidak menggunakannya sekarang. 

「Yah, kayaknya dia tidak mengintip kita」 

Aku mengatur sihir penghalang yang kuat untuk mencegah pengintipan. 

Bahkan Reiji takkan mampu melewati penghalang itu tanpa diketahui oleh kami. 

Masalahnya adalah bahwa penghalang ini tidak dapat mendeteksi apa pun di luar jangkauannya. Jadi, aku tidak akan tau apa-apa bahkan jika masalah terjadi. Gak masalah sih selama Reiji tidak melakukan sesuatu yang tidak normal. 

Sekarang aku memikirkannya, aku bahkan tidak tau apa yang Diehart atau Rena lakukan sekarang. 

Ngomong-ngomong, di mana dua orang itu sekarang? 

Aku terus membenamkan diri dalam air sampai bahu sambil merenungkan hal-hal itu. 


٠ Ksatria Kegelapan Kuroki ٠ 

Pada siang hari, kios berjajar di samping satu sama lain di jalan dan begitu banyak orang berkeliaran. 

Melihat deretan kios ini membuatku nostalgia tentang festival di Jepang. 

Walau aku tidak menghadiri festival dalam beberapa tahun terakhir, aku selalu berkeliling dengan Shirone di masa kecil kami. 

Tidak ada artinya pergi ke festival tanpa Shirone. 

Yup, itu adalah cinta seorang pria untuk pergi ke festival dengan seorang gadis imut. 

Itulah kenapa situasi ini menjadi situasi yang sangat menyenangkan. 

Ada seorang wanita berjalan di sisiku. Wanita itu tidak bisa diketahui karena tudung yang dia kenakan. 

Tapi, aku tau bahwa dia sangat cantik bahkan jika bagian mulutnya aja yang terlihat. 

Dewi Rena. 

Orang yang memanggil Shirone. 

Ini adalah kedua kalinya aku bertemu dengannya. Aku penasaran kenapa dia ada di tempat ini. 

Terlebih lagi, apakah dia mencoba melakukan sesuatu pada Shirone? 

Aku yakin kalau dia tidak ada hubungannya dengan Shirone lagi. 

Tapi, aku diminta untuk mengawal pahlawan. Aku juga ditugasi untuk mencari siapa pun yang mungkin bermusuhan dengan pahlawan. 

Sejujurnya, aku malas ketika aku menerima permintaan itu. Reiji sangat kuat. 

Dan lagi, para ksatria kuil yang sudah menerima tugas untuk mengawal mereka. 

Itu sebabnya aku sangat terkejut ketika aku melihat dia dari atas benteng. Meskipun dia mengenakan tudung, aku tau kalau dia adalah Rena. 

Aku tak bisa biarkan dia pergi setelah aku melihat dia. 

Karena, dia adalah sosok yang paling berbahaya bagi pahlawan dan kelompoknya. 

Jadi, aku muncul di hadapannya. 

Tapi sekarang, aku terjebak dan tak tau apa yang harus kulakukan setelah ini. 

Ngomong-ngomong, aku ingin tau niatnya untuk muncul di tempat seperti ini. Tentu saja, aku akan melarikan diri jika dia bakal memanggil Reiji. 

「Mengejutkan kalau kau yang akan menemaniku」 

Rena menyalahkanku beberapa saat setelah kami mulai berjalan bersama. 

Komentarnya membuatku mengingat pertukaran kami beberapa waktu yang lalu. 

Dia mengatakan bahwa dia ingin melihat festival ketika aku bertanya tentang alasan keberadaannya. Tentu saja, itu bohong. Jadi, aku memaksanya untuk pergi bersama jika dia beneran datang untuk melihat festival. 

Aku tak punya pilihan lain selama dia tidak memberitahuku tentang tujuan sebenarnya. Eh………. Bukankah aku baru saja ngegombal seorang wanita? 

「Mau bagaimana lagi, itu karena aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian...」 

Kataku tanpa niat kebohongan. 

「Hhm, begitu」 

Rena mengangkat tudungnya sedikit dengan tangannya seolah-olah untuk menilai niatku. 

Matanya yang cantik menatapku. 

Detak jantungku meningkat hanya karena itu. 

「Baiklah, aku akan membiarkanmu menjadi pengawalku」 

Rena mulai berjalan. Aku mengikuti di sisinya. 

Aku melihat festival bersama seorang gadis cantik. 

Bukankah ini yang kau sebut dengan kencan? 

***

「Bankayk manusia jadi sulit jalan」 

Kata Rena setelah berjalan sebentar. 

「Inikan festival…. Wajar aja ada banyak orang. Bersabarlah karena semua orang datang untuk menikmati festival....」 

Balasku kepada Rena. 

「Begitu」 

Rena adalah seorang dewi, mungkin dia tidak terbiasa dengan keadaan ini. 

Jadi, aku akhirnya menjadi perisai hidup untuk mencegah orang lain menabrak Rena. 

「Ups」 

Aku menarik Rena ke arahku. Punggung Rena menyentuh dadaku. 

Meskipun aku mencoba untuk melindungi dia sebisa mungkin, mau bagaimana lagi karena ada terlalu banyak orang yang berjalan begitu dekat satu sama lain di jalan. 

「OI!!!」 

Teriak Rena marah. 

「Maaf, Rena」 

Aku meminta maaf kepada Rena. 

「Tidak ada seorang pun yang pernah menyentuhku kayak gini」 

Rena menyiratkan keseriusan masalah dengan mengatakan kalimat itu kepadaku. 

「Ah, maafkan aku, Rena. Tapi, kau tak boleh menghapus orang-orang dengan kekuatanmu」 

Karena ada banyak orang, kami harus memperhatikan satu sama lain. 

「Mah, lupakan aja, cepat lepaskan aku」 

Jadi, aku memisahkan diri dari Rena. 

「Benar juga. Bisa gak aku hapus mereka yang bukan hambatan?」 

Ucap Rena padaku sambil menunjuk kios-kios di jalan. 

「Nggak boleh, itu diperlukan untuk festival….」 

Bahkan, aku tak bisa membeli barang dari kios, karena harganya mahal. Tapi, festival tanpa kios gak bakalan asik. 

「Uhn」 

Rena menjawab dengan ekspresi bosan. 

Dengan gitu, aku terus berjalan bersama gadis yang sudah dalam suasana hati yang buruk. 

Jika ini adalah kencan yang sebenarnya, aku mungkin akan patah hati oleh pemandangan itu. 

Lagian, kios ada untuk kepentingan festival, bukan? 

Meskipun dia mengatakan bahwa dia datang untuk melihat festival, sekarang aku tau bahwa itu bukan tujuannya. Seperti yang kupikiran, tamasya festival hanyalah kebohongan belaka. 

Rena tiba-tiba berhenti berjalan. 

「Apa itu?」 

Ketika aku melihat ke arah dimana dia melihat. 

Ada bendera dengan gambar Sasaki Rino yang terpampar di atasnya. 

Aku terkejut. Sejujurnya, itu bukan sesuatu yang bisa dilihat oleh seorang wanita. 

「Itu... Rino」 

Aku berhenti berjalan beberapa saat setelah Rena. 

Ada banyak pembeli dibandingkan beberapa waktu lalu. 

Rena melihat kios itu di samping bendera. 

Ketika aku mencoba untuk melihat vendor bersama dengannya, aku melihat mereka menjual foto Shirone. 

Itu foto Shirone pas pakai kostum hari ini. Foto yang sangat berbahaya. 

Kerja bagus. Meski aku ingin melihatnya lebih lama, aku harus menahan diri di depan Rena. 

「Diehart. Apa mereka penyembah Rino?」 

Nada Rena agak terlalu berat. 

「Mungkin?... Aku juga gak tau」 

Sejujurnya, aku bingung bagaimana menjelaskannya. 

Haruskah aku menyebut mereka pemburu idol? 

「Padahan dia bukan makhluk dewa...」 

Sikap Rena di luar dugaanku. Mungkin itu bukan masalah sepele bagi dewi seperti Rena untuk melihat mereka menyembah orang yang bukan makhluk dewa. 

「Kau juga ingin foto itu bukan?」 

Kata Rena sambil menunjuk ke salah satu foto. 

Yang dia tunjuk adalah foto Shirone. Dan entah kenapa, suaranya dipenuhi dengan niat membunuh. 

Sejujurnya, aku ingin membelinya. 

Tapi tidak mungkin aku akan mengatakan 'Ya, aku mau' di depan gadis lain. Jadi, aku cuma bisa mengatakan itu didalam hatiku. 

Aku menguatkan tekadku dan memalingkan mataku untuk tidak melihat foto itu. Aku menghadapi Rena yang berdiri di depanku. 

Ini adalah sesuatu yang aku tak ingin dia tau. Meskipun aku hanya bertindak sebagai pengawalnya, melakukan sesuatu seperti berbicara tentang wanita lain adalah tidak yang salah. 

「Nggak, karena kau lagi bersamaku」 

Balasku sambil melihat Rena. Dengan gitu, aku memilih untuk bersikap acuh tak acuh terhadap gadis-gadis lain. 

「Eh?!」 

Rena mengeluarkan suara terkejut ketika mendengar kata-kataku. 

Rena mengangkat tudungnya sedikit dan melihat lebih dekat ke wajahku. 

Wajahku tercermin di matanya. Tolong jangan menatapku dengan mata seperti itu. 

Kau itu wanita yang sangat cantik. Kepalaku terasa seperti mendidih ketika ditatap seperti itu. 

Rena merenung sebentar. Dan kemudian, dia mengangguk seolah menyadari sesuatu. 

「Itu benar, wajar aja sih. Soalnya aku lebih cantik dari mereka」 

Rena tersenyum. 

「Itu sebabnya, barang itu cuma barang ampas」 

Ya, ya, aku hanya bisa mengangguk mendengar kata-katanya. Aku tidak tahu apa maksudnya. 

「Ayo pergi, Diehart」 

Kami melanjutkan tur kami. Syukurlah, dia adalah dewa. 

Meskipun dia tampaknya sedang dalam suasana hati yang buruk beberapa waktu yang lalu. 

「Ah, kalau dipikir-pikir」 

Dia tiba-tiba berhenti dan berbalik untuk menghadapiku. 

「Kayak gini kan postur yang di foto itu?」 

「Na!?」 

KENAPAAAAAA! ! ! 

Aku berteriak di otakku. Itu adalah jeritan paling keras dalam seluruh hidupku. 

Maksudku, Rena lagi berpostur. Tetek Rena begitu besar sampai-sampai aku bisa melihatnya meskipun dia pakai mantel. 

Ketika ditanya, siapa yang memiliki postur terbaik. 

Shirone? Atau saudari Reiji? Salah!! Itu adalah kostum kelinci putih yang dikenakan oleh Yoshino Saho—…. 

Pikiranku terganggu pada saat itu. 

Aku kemudian kembali ke akal sehatku dan melihat Rena. Dia menatapku dengan tatapan sinis. 

「Bercanda…. Kau ini mudah dimengerti」 

Ucap Rena setelah menjailiku. 

「Uuuh....」 

Aku ingin menangis. Akhirnya aku ketahuan karena tingkahku. Meskipun aku ingin bersikap keren dan baik di depan seorang gadis, mau bagaimana lagi karena aku sangat kurang pengalaman. 

Setelah mengatakan itu, dia terus berjalan sambil pura-pura tidak melihatku. 

Aku pun mengejarnya. 

Kami memasuki jalan yang lebih padat. Dan, kami terus maju ke arah daerah yang hampir sepi. 

Ketika aku mau melihat ke Rena karena kayaknya kami gak tau mau kemana lagi, dia tiba-tiba berhenti. 

Ketika aku melihat ke depan, aku melihat orang-orang mengenakan seragam ksatria. 

Para ksatria mengenakan seragam ksatria mereka dengan bunga putih dan lambang yang dijahit di seragam mereka. 

Itu adalah lambang yang sering kulihat di Republik Suci Lenaria, lambang suci dewi Rena. 

Aku diberitahu bahwa bunga dari lambang suci yang menyerupai Kodemari, memiliki arti "hati yang murni" dalam bahasa bunga dan juga disebut sebagai Rena herbal. 

Pas kulihat baik-baik mereka adalah orang yang mengawal Reiji dan yang lainnya ke sini. 

Dan sekarang, mereka berlima menghalangi jalan kami. Apa yang mereka coba lakukan? 

「Mereka ksatriamu, kan?」 

Aku menghentikan diriku dan menanyakan pertanyaan itu ke Rena sambil melihat ksatria itu. 

「Mereka bukan ksatriaku, mereka ksatria 'kuil'. Mereka tidak cocok menjadi ksatriaku」 

Rena meludahkan kata-kata kejam. Meskipun ksatria kuil itu bersumpah cinta mereka kepada Rena, sayangnya, cinta itu bertepuk sebelah tangan. 

Betapa begonya, tuh yang kupikirkan. 

「Jadi cuma Reiji aja satu-satunya ksatriamu?」 

Aku mencoba mengajukan pertanyaan yang agak kejam. 

Meskipun bertanya tentang pria lain selama tugas pengawal adalah pelanggaran perilaku, ini adalah balas dendam kecil untuk beberapa waktu yang lalu. 

Tapi, sepertinya Rena tidak terganggu oleh pertanyaanku. 

「Fufu. Reiji tidak bisa menjadi ksatria. Karena ksatria adalah seorang yang harus menghormati sumpah dan sopan santun. Tak ada sedikit pun kemiripan dari tingkah laku Reiji yang bebas, tidak terkendali, dan arogan.」 

Rena merespon begitu dengan senyum di wajahnya. 

Hee, jadi kau sangat mengerti itu, kah. Tanpa diduga, dia tampaknya orang yang tajam. 

「Tapi dalam kasusmu, kau adalah orang yang tepat untuk menjadi ksatriaku, bagaimana menurutmu?」 

Tanya Rena sambil menatapku. 

Aku juga melihat Rena. 

Hatiku mau copot begitu aku mendengar kata-kata itu. 

Sejujurnya, aku sangaaatttttt~ senang mendengar kata-kata itu. 

Seolah-olah aku menyingkirkan duri terbesar di hatiku. 

Aku senang karena aku mendapat evaluasi yang lebih baik daripada Reiji. Untuk berpikir bahwa ada persaingan bodoh yang tertanam jauh di dalam hatiku. Sudah berapa lama itu ada di hatiku? 

Untuk berpikir aku seperti pecundang akut. Itu sebabnya aku terus memoles ilmu pedangku sejak hari itu. Aku mulai memperhatikan penampilanku untuk memperbaikinya meski hanya sedikit. 

Tapi, tidak peduli apa yang aku lakukan, aku tidak memiliki kepercayaan diri. 

Itu sebabnya kata-kata Rena melelehkan hatiku. 

Tapi—

Aku menggelengkan kepala untuk menenangkan pikiranku. 

Aku tak boleh tertipu. 

Aku tak bisa mempercayai Rena. 

Tidak peduli betapa cantiknya dia, aku tidak bisa membiarkan penjagaanku turun hanya karena beberapa kata manis. 

Itu sebabnya aku menggelengkan kepala untuk menyangkalnya. 

「Aku merasa senang menerima undangan luar biasamu, tapi sayangnya, aku tidak bisa menjadi ksatriamu. Selain itu, seorang yang mudah mengkhianati orang lain tidak memenuhi syarat sebagai ksatria, bukan?」 

Aku menolak permintaan Rena dengan mudah. 

「Tentu saja, pengkhianat tidak memenuhi syarat sebagai ksatria」 

Sepertinya Rena menyetujui kata-kataku. 

Aku merasa lega setelah melihat itu. Aku pikir dia akan cemberut ketika mendengar jawabanku, tetapi itu tidak terjadi. 

Dari awal, aku tidak berpikir aku memenuhi syarat untuk menjadi seorang ksatria. 

Bahkan jika, misalnya, aku mempercayai Rena, aku mungkin akan menolak undangannya bahkan tanpa menggunakan Modes sebagai alasanku. 

「Oi, apa yang kau lihat HA!!」 

Seseorang memanggil kami. 

Ketika aku mencari sumber suara, seorang ksatria kuil mendekati kami. 

Mungkin mereka adalah kesatria kuil yang kulihat saat aku berada di benteng sebelumnya. 

Mereka bertengkar untuk pelacur. 

Tapi aku tidak melihat seorang wanita di dekatnya, apa dia baru saja kabur? 

Ksatria kuil yang mendekat menatapku dan kemudian melirik orang di sebelahnya. 

Ups?! Sepertinya dia memperhatikan Rena di sisiku. 

Meskipun Rena menggunakan sihir tembus pandang, tampaknya pria ini memiliki kekuatan magis yang cukup tinggi. 

「Kau lagi bersama seorang wanita, kah. Apa dia kekasihmu?」 

Tanya ksatria itu padaku. 

Menjengkelkan karena dia menanyakan pertanyaan itu dengan nada arogan. Inikan bukan negaramu. Kenapa kau bertanya seperti itu? 

「Nggak, dia bukan kekasihku….」 

「Ho~, jika dia bukan kekasihmu, kenapa kau membawa seorang wanita ke tempat semacam ini?」 

Ketika aku perhatikan sekitarku, itu cuma gang normal, tetapi suasananya entah bagaimana berbeda. 

Sepertinya kami melangkah ke tempat yang sedikit tidak senonoh. 

「Yah, sebenarnya….」 

「Huhm, kau mencoba untuk berbohong. Sayangnya, aku takkan tertipu」 

Ksatria kuil sedang mencoba untuk berkelahi. 

Saat ini, dia tidak bisa melihat wajah Rena, yang tertutup oleh tudungnya. 

Mungkin Rena memikirkan sesuatu seperti, 'Kasih pelajaran buat si bego yang berani bergelud denganmu'. 

Namun, Rena menyembunyikan identitasnya menggunakan sihir tembus pandang. Itu sebabnya dia tidak mengatakan apapun. 

Dan Rena melihat kejadiannya tanpa ada tanggapan. 

「Kami sedang berada di tengah-tengah patroli, mencari orang mencurigakan yang mencoba menyakiti pahlawan-sama!! Jadi, aku berasumsi bahwa kau bukan salah satu dari orang-orang bodoh itu, kan?」 

「Bukan!!」 

Aku dengan tegas menyangkal tuduhannya. 

「Sepertinya ada orang cabul sepertimu yang mencoba melakukan sesuatu yang mencurigakan terhadap pahlawan-sama. Tapi, aku akan mengabaikanmu kali ini. Sekarang, pergi!!」 

Pria itu melambaikan tangannya seolah-olah sedang mengusir seekor anjing. 

「Ini adalah tempat yang berbahaya bagi wanita」 

Ksatria kuil ini mencoba untuk menyentuh Rena. 

Saat itu, aku merasakan firasat buruk. 

Aku menangkap tangan ksatria kuil yang mencoba menyentuh Rena dan melemparkannya. 

Ksatria kuil melemparkan jatuh. 

「BANGSAT, APA YANG KAU LAKUKAN!!」 

Ksatria kuil itu sedang menarik pedangnya sambil meneriakkan kata-kata itu. 

Aku melakukan itu untuk melindungi hidupmu, tau. Itu yang ingin kukatakan padanya. 

Beberapa saat yang lalu, aku merasakan niat membunuh yang berasal dari Rena ketika dia mau menyentuhnya. 

Aku tau kalau dia tidak akan ragu untuk membunuh ksatria kuil itu. 

Jika aku membiarkan ksatria kuil untuk menyentuhnya, dia mungkin akan menjadi abu. 

Para ksatria lainnya juga bergegas ke arah kami setelah mendengar keributan itu. 

Mereka juga mengeluarkan pedang mereka. 

Aku tak pernah berpikir bahwa ini akan berubah menjadi perselisihan. 

Biasanya, aku akan melarikan diri ketika aku menghadapi situasi yang merepotkan, tapi aku tidak bisa melakukan itu karena Rena berada di sisiku. 

Kayak apa ini, kalau kayak gini, Rena akan membunuh mereka. Jadi, aku harus menghindari situasi semacam itu dengan segala cara. 

「Tak perlu mengotori tanganmu melawan cecunguk itu, jadi tunggu aja di belakangku, Rena」 

Aku melangkah selangkah di depan Rena sambil mengucapkan kata-kata itu dengan nada rendah. 

「Begitu」 

Balasnya dengan kata-kata singkat, apa hanya imajinasiku atau dia terlihat senang ketika aku mengatakan begitu. 

「Fuhm, jika kau ingin minta maaf, ini adalah kesempatan terakhirmu」 

Mungkin mereka pikir aku takut ketika mereka mengarahkan pedang mereka ke arahku? 

Meskipun Rena menolak keberadaan mereka, mereka tetap ksatria miliknya. 

Dan meski aku ini ksatria kegelapan, bukankah aku lebih seperti ksatria Rena dalam situasi ini? 

Meskipun mereka memakai pakaian yang bagus, tindakan mereka tak jauh berbeda dengan orc yang aku temui kemarin. 

Aku takkan membunuh mereka karena itu akan menodai festival indah ini dengan darah. Mungkin aku akan membiarkan mereka merasakan pengalaman yang sedikit menyakitkan. 

Berpikir begitu, aku mendekati ksatria kuil. 

Aku merasa kalau emosi di hatiku semakin dingin. 

「D-DASAR BAJINGAN! BERANI SEKALI UNTUK MENENTANG KAMI!!」 

Sepertinya dia terkejut ketika aku melawan balik. 

Meskipun aku belum memahami hubungan internasional dunia ini, tidak mungkin aku bisa menyebabkan masalah di negara ini dengan mudah. 

Sepertinya mereka mencabut pedang mereka hanya untuk mengancamku. 

「Uhm... Bisa gak kau abaikan aja masalah ini?」 

Jadi, aku mengusulkan rencana itu mempertimbangkan situasi kedua pihak. 

Sebaliknya, sepertinya aku baru saja menambahkan bahan bakar ke api. Wajah para ksatria itu diwarnai merah. 

「APA KAU BERCANDA!!」 

Mungkin karena dia berpikir bahwa aku mengolok-oloknya, ksatria di depanku mengayunkan pedangnya ke arahku. 

Terlalu lambat. 

Aku mencubit bilah pedang yang diayunkan ke bawah dengan ibu jari dan telunjukku. 

Ksatria itu tercengang setelah melihat itu. 

「Tidak mungkin」 

「Mustahil」 

Para ksatria lainnya menggumamkan kata-kata itu dengan wajah pucat. Wajah mereka berubah dari merah menjadi biru pucat. 

Ya ampun, bodo amat. Mari kita akhiri ini dengan cepat. 

「Aku disini....」 

Setelah mengatakannya, aku menyelinap melalui celah di antara para ksatria. 

「GAHHA!!」 

「GUH!!」 

「GEH!!」 

Para ksatria berguling-guling sambil mengeluarkan suara menyakitkan. Mereka berbaring di tanah, menggeliat kesakitan. 

Mereka tidak akan mati karena aku cuma menjotos mereka aja. 

Setelah itu Rena mendekatku. 

「Jadi, kau tidak membunuh mereka」 

Ucap Rena mengerikan dengan ekspresi tenang. 

「Mereka kan ksatria kuilmu... Dan lagi, aku malas membunuh mereka」 

Kataku berbohong. 

「Begitu, haruskah aku mengucapkan terima kasih?」 

Aku tak pernah berpikir kalau Rena akan mengatakan terima kasihnya dengan cara begitu. 

Tadinya aku pikir kalau dia tidak mempedulikan kehidupan ksatria kuilnya sama sekali. 

Tapi sekarang, aku bisa mengerti apa yang dia rasakan sedikit. 

Karena ksatrianya terlalu lemah. 

Aku harus sangat berhati-hati dalam mengendalikan kekuatanku agar aku tidak sengaja membunuh mereka. 

Membunuh mereka semudah menginjak serangga kecil. 

Dalam kasus Rena, dia mungkin tanpa ampun menghancurkannya. Mungkin itu juga sama untuk dewa lainnya. 

Karena manusia mungkin tak lebih dari serangga di mata dewa. 

Mah, apa yang harus kulakukan? 

Bukankah aku eksistensi yang dikenal sebagai manusia di dunia ini? 

Jika bukan, lalu aku ini apa? 

Pada saat itu aku merasakan perasaan terisolasi. Aku adalah eksistensi yang sama dengan Reiji di dunia ini. Tapi, aku tidak akan pernah bisa menjadi teman mereka. Dan lagian, kenapa aku harus menjadi teman mereka? 

Aku takkan sampai sejauh ini untuk memotong tanduk raja naga suci jika aku bisa menjadi teman mereka, kan? 

Tapi, tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. 

「Tidak perlu. Ayo pergi, Rena」 

Aku meninggalkan gang bersama Rena.
Facebook twitter Google

Related Post

0 Komentar