Ankoku Kishi Monogatari Bab 25 Bagian 2 Bahasa Indonesia

/

Aku memperhatikan sesuatu yang tidak biasa. 

「Apa itu... penghalang」 

Entah kenapa, aku merasakan sihir penghalang yang berbeda dari terakhir kali aku datang. 

Tampaknya itu penghalang untuk hambatan deteksi kehadiran di dalam menara. 

Walaupun Chiyuki-san bisa menganalisa dari informasi itu, aku, dari semua orang, adalah yang terburuk kalau keadaan yang seperti ini. 

Plus, kayaknya orang yang ngatur kekuatan ini memiliki kekuatan hitam yang sangat kuat. 

「Jangan bilang kalau ini tempat yang benar?」 

Jika itu masalahnya, maka baguslah. Tapi, aku tidak merasakan kekuatan sihir Striges yang sama seperti yang sebelumnya. 

「Ada apa, Shirone-sama?」 

Rember mendekat dengan gaya jalan yang keteteran. 

「Gak ada apa-apa. Waktu itu kami masuk kesana lewat langit, tapi karena kali ini aku bersama kalian, kita akan masuk lewat depan」 

Lagian, lantai atas menara itu sarang Striges. 

Kami pikir kami dah musnahkan semua Striges karena tak ada apapun lagi kecuali undead bahkan dengan kemampuan deteksi Nao-chan, makanya kami biarkan begitu aja. 

Sepertinya sisa-sisa perangkap, untuk mukul mundur penyusup, dan undead di dalam menara mungkin masih ada. 

Tapi, karena kami sudah sampai di sini, aku akan periksa beberapa daerah, yang belum pernah kujumpai, sampai ke lantai paling bawah. Karena diantara kami tidak ada yang bisa terbang, maka kami akan menerobos lewat depan. 

Lagian, aku tak tahu apa yang menunggu di sana. 

Meski begitu, aku akan segera tahu setelah aku masuk ke sana. 

「Karena aku bisa lindungi diriku sendiri, maka kalian lindungi diri kalian sendiri saja. Jika nanti situasinya berubah jadi berbahaya, maka segeralah mundur」 

Ucapku pada mereka sama seperti yang Chiyuki-san ucapkan padaku sebagai tindakan perlindungan. Jujur saja, aku harap mereka tidak memaksakan diri. Akan merepotkan jika mereka mati. 

Setelah itu, kami masuk ke menara. 


◦ Ksatria Kegelapan, Kuroki ◦ 

Hampir saja. 

Dah berapa kali aku was-wasan hari ini? 

Glorious ada di dalam menara itu. 

Semuanya terjadi ketika Rember datang ke rumah Gallios dengan tergesa-gesa. 

Kupikir identitasku akan terbongkar setelah aku mendengar itu. 

Tapi, ternyata salah. 

Orang yang ajukan permintaan ke Rember adalah Shirone. 

Aku tak menduga kalau Shirone akan melakukan itu, aku senang wajahku kusembunyikan dengan kain karena ada tanda merah di wajahku. 

Setelah itu, aku paham dari reaksi Shirone bahwa tidak ada laporan apapun kepada Reiji-tachi. 

Namun kemudian, masalah yang berbeda pun muncul. 

Kalau seperti ini, Shirone akan bertemu dengan Glorious dan Glorious akan dikalahkan. 

Kami tiba di menara pas aku lagi mikirkan beberapa ide yang bagus. 

「Maafkan aku…. Kuro-dono….」 

Nimri minta maaf padaku. 

Aku lagi mengangkut Nimri yang tampaknya hampir runtuh pada saat kami tiba di menara ini. 

Meskipun Nimri hampir tidak berhasil sampai ke menara, beberapa pejuang bebas tertinggal di dalam hutan. Kudoakan agar mereka kembali dengan selamat. 

Meski kami udah musnahkan iblis di hutan, bukan berarti tidak ada yang tersisa disana. Bahaya bisa terjadi di mana-mana. 

Apa mereka akan baik-baik saja? Manusia di dunia ini lebih lemah dibandingkan dengan orang yang dipanggil seperti kami. (Catatan: maksudnya Kuroki dan Reiji-tachi.) 

Selain itu, orang-orang yang berhasil sampai ke tempat ini terengah-engah, tidak mampu menggerakkan tubuh mereka. 

Namun, Shirone buru-buru nyerobot ke menara, meninggalkan mereka yang tidak bisa bergerak di belakang. 

Kuharap setidaknya kasihanilah mereka yang tergeletak, tapi itu mustahil dilihat dari kepribadian Shirone. 

Shirone tegas terhadap pria. 

Tepatnya, pria yang lebih lemah darinya. Aku entah kenapa bisa nebak alasannya. 

Tidak ada anak laki-laki yang lahir di rumah Akamine, keluarga Shirone. 

Walau dia tak pernah mengucapkannya, paman Akamine menginginkan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi dojo-nya. 

Dan aku pikir keinginan itu tanpa sadar muncul dalam sikapnya. 

Mungkin Shirone juga sudah menebak keinginan ayahnya. Itu sebabnya dia melakukan yang terbaik untuk tidak kalah dengan pria. 

Dengan begitu, Shirone jadi jauh lebih kuat dari pria seusianya. Akibatnya, Shirone membenci pria yang jauh lebih lemah dari dirinya. 

Berpikir bahwa gadis lebih lemah, Shirone menyelamatkan seorang gadis lemah dari pria kasar. Berkat itu, Shirone sangat populer di kalangan wanita. 

Kupikir bahwa alasan Shirone mengamuk untuk merambas orang jahat juga karena pengaruh manga dan novel yang dia sukai. 

Aku ingat kenangan masa lalu ketika kami masih kecil, aku berperan sebagai penjahat saat bermain dengan Shirone. 

Aku dengan senang hati mengambil peran sebagai penjahat karena Shirone senang menjadi protagonis. 

Akhir-akhir ini, aku menyadari kalau aku mungkin telah dibenci oleh Shirone karena aku adalah salah satu dari penjahat itu. 

Selain itu, Shirone sangat menyukai pria yang menyelamatkan gadis dan bertarung melawan kejahatan seperti yang ada dalam cerita. Dan aku tahu pria itu adalah Reiji. 

Bagi Shirone, Reiji adalah eksistensi semacam itu. 

Selain itu, terhadap diriku, maksudku penjahat, aku bahkan menyembunyikan identitasku dari Shirone. 

Tapi, aku takkan biarkan Shirone menjadi pahlawan ‘dragon slayer’ kali ini. 

Ketika aku melihat keadaan sekeliling, tampaknya Rember dan Gallios sudah bisa bergerak meski belum pulih total, dan kami pun mengejar Shirone. 

Tentu saja, aku juga termasuk. 

Baiklah, apa yang harus kulakukan sekarang. Aku harus melakukan sesuatu tentang situasi ini. Aku dengan erat mencengkeram kalung di saku dadaku saat mencoba membuat sebuah rencana. 

Karena Striges adalah ras bersayap, pintu masuk ke sarang mereka tidak mungkin berada di lantai pertama. 

Pintu masuk ada demi membiarkan mangsa mereka, manusia, memasuki menara. 

Menurut Rember, ada negara-negara di sekitarnya, termasuk Kerajaan Rox, berupaya untuk menaklukkan menara itu melalui unit penyusup, tapi tak satupun dari mereka yang memasuki menara itu kembali. Mungkin darah mereka disedot oleh Striges sampai mereka mati dan kemudian berubah menjadi undead. 

Sekarang pun masih ada banyak jebakan dan iblis untuk menangkap para penyusup di menara itu. 

Mah, gak masalah sih. Lagian, Shirone dan aku ikut dengan mereka. 

「Kalau dipikir-pikir Kuro-dono, kenapa kau nutupi wajahmu dengan kain?」 

Tanya Rember mengenai tempat sakitku dengan sempurna. 

Walaupun aku punya banyak alasan, alasan yang paling mendesak, untuk saat ini, adalah menyembunyikan identitasku dari Shirone. Namun, jujur ​​saja, tidak mungkin aku akan mengatakan itu. Kayak apa ini? Kibuli aja dia? 

「Aah, kau tahu, Rember」 

Gallios mendekati Rember sambil nyengir dan kemudian membisikkan sesuatu padanya. 

「Aku mengerti, itu ya alasannya. Bahkan Kuro-dono pun melakukan itu, kah」 

Rember tersenyum saat mengucapkan kalimat itu. 

「Oi?! Apa yang kau ucapkan padanya?!!」 

Aku memprotes tindakan Gallios. 

Sepertinya dia tidak akan menerima alasanku untuk menyembunyikan wajahku karena aku tidak tahu apa yang terjadi semalam. 

「Ups, maaf. Mah, ayo pergi sekarang」 

「Ya, Kuro-dono. Nanti kita akan ditinggalkan Shirone-sama」 

Mereka berdua bergerak maju dengan senyum aneh di wajah mereka. 

Aku kesel, tapi aku tidak bisa berkomentar. 

Aku memasuki menara setelah mereka. 

Interior menara itu suram dan luas. Aku baik-baik saja karena aku memiliki penglihatan pada malam hari, tapi Gallios tidak bisa melihat apa-apa. 

Meskipun penyihir Nimri bisa menerangi sekitarnya dengan sihir, tapi tidak bisa menerangi menara yang besar ini. 

Shirone tidak mempedulikan pergerakan rekannya ketika kami sudah masuk di menara ini. Dia maju dengan langkahnya sendiri. 

「Rember, aku pikir menara ini masih berbahaya meski tanpa Striges. Apa gak apa-apa membiarkan nona kecil itu pergi mendahului kita?」 

Kata Gallios sambil melihat Shirone yang berjalan di depan kami. 

「Tidak perlu khawatir. Dibandingkan kita, Shirone-sama jauh lebih kuat」 

Tampilan Shirone seperti seorang gadis cakep. Dia tidak terlihat kuat dari sudut pandang Gallios. 

「Shirone-sama adalah seorang pendekar pedang yang terampil. Lagian, meski tampangnya seperti itu, dia adalah seorang prajurit sihir yang bisa menggunakan sihir 'sunlight', sihir pemulih, dan sihir roh. Kita takkan bisa mengalahkannya bahkan jika kita bekerja sama. Itulah kenapa kita harus melakukan yang terbaik untuk melindungi hidup kita untuk memastikan kita tidak akan menjadi beban baginya」 

Rember mengeluarkan instruksi semacam itu kepada para pejuang bebas lainnya. 

「Nimri-sensei, tolong terangkan lingkungan kita dengan sihir. Stor, tingkatkan kewaspadaanmu untuk mendeteksi sesuatu yang tidak biasa. Kalian yang di belakang, maju untuk lindungi Nimri dan Stor」 

Sama seperti kemarin, Steros berjaga di depan, dan aku berjaga di belakang. 

Tampaknya Steros ingin di depan. 

Sepertinya dia sedang mikirkan hal yang tidak-tidak ke Shirone dan mungkin ingin melihat punggung Shirone dengan bertindak di depan. 

Bukannya aku tak mengerti perasaannya setelah melihat dia memakai kostum semacam itu di parade kemarin. Namun, dia mengenakan pakaian tempur normalnya hari ini. 

Tentu saja, aku akan menghentikannya dengan segala cara jika dia mencoba melakukan sesuatu padanya. 

Shirone tiba-tiba terhenti. 

「Sesuatu ada di sana」 

Stor, berjalan di belakangnya, tiba-tiba menunjuk ke depan saat dia menyadari sesuatu. 

Walaupun Gallios tidak bisa melihatnya, mataku bisa melihat apa yang ada di depan kami. 

Zombie. Terlebih lagi, mereka bersenjata. 

Mungkin anggota dari salah satu tim penyusup sebelumnya. Ada lima dari mereka perlahan datang ke arah kami. 

「SUNLIGHT!! (Sinar Mentari)」 

Setelah dia dengan keras mengucapkannya, cahaya menyilaukan keluar dari tangan Shirone dan bersinar di atas zombie. 

Sihir 'sunlight' hanya bisa digunakan oleh priest peringkat tinggi. 

Bagian tubuh zombie yang bersentuhan dengan cahaya mulai menguap. Mereka menghilang beberapa menit kemudian, meninggalkan pakaian dan peralatan mereka. 

「Luar biasa, untuk membunuh mereka dengan cepatnya...」 

Nimri mengagumi keahlian Shirone. 

Undead adalah lawan yang sangat merepotkan karena serangan biasa takkan bekerja pada mereka. 

Selain itu, zombie adalah makhluk yang terampil ketika mereka masih hidup. Zombie yang makai pedang waktu sebelumnya juga menunjukkan tanda-tanda telah menggunakan tameng. 

Mungkin akan jadi pertarungan yang lama kalau cuma Gallios saja yang melakukannya. 

Itu tak diragukan lagi jenis sihir untuk melawan unded. 

「Ngalahin mereka dengan sihir, kau bercanda kan oi?」 

Tapi, Shirone sepertinya tidak puas dengan itu. 

「Satu lagi datang!!」 

Stor memperingatkan kami. 

Gerombolan zombie mendekati kami. 

Kami bertemu dengan gerombolan zombie segera setelah kami masuk lebih jauh ke menara. 

Namun, itu bukanlah masalah lagi setelah dipihak kami ada yang bisa memakai sihir 'sunlight'. 

Tapi, Shirone mengeluarkan pedangnya dan kemudian menghadapi gerombolan zombie itu. 

「EH, SUNLIGHT NYA DIKEMANAKAN!!」 

Tsukkomi-ku atas tindakannya. 

「FLAME BLADE (Pisau Api)!!」 

Api menyala di sekitar pedang Shirone segera setelah teriakannya. 

「FLAME DECAPITATION (Api Pemenggal)!!」 

Dan dengan begitu, mulailah pembantaian sepihak antara Shirone dan gerombolan zombie. 

「W…. WOOOOW….」 

Gallios secara tak sadar berseru kagum dalam nadanya. 

「Serangan apa pun seharusnya tidak efektif lawan undead, tapi....」 

Sepertinya Nimri juga terpesona oleh adegan itu. 

Undead selalu menjadi lawan yang merepotkan, contoh aja zombie: mereka akan menjadi kerangka setelah mereka dibakar dengan api dan kemudian diubah menjadi roh pendendam tanpa tubuh setelah tubuh mereka hancur berantakan. 

Terutama tubuh roh, jenis tubuh yang tidak dapat diserang dengan senjata normal. Senjata normal tidak akan menyakiti mereka kecuali kau menyerang mereka dengan pedang sihir. 

Pedang Shirone ‘Pale Blue Light’ adalah pedang sihir. Berelemen api di dalam pedang itu, selain menyebabkan kerusakan pada tubuh, juga membelah tubuh, tulang, dan daging makhluk halus seperti zombie. 

Serangan Shirone sangat brutal, gerombolan zombie itu dimusnahkan dalam sekejap. 

Semua orang terkejut setelah melihat serangannya. 

"Kalau aku mah makai pedang biasa aja lawan mereka." Aku ingin bilang begitu. 

「Yah, ayo pergi」 

Shirone berbalik ke arah kami dengan ekspresi segar dan berjalan ke depan. 

Kami diam-diam menatap punggungnya. 

***

「Itu terlalu luar biasa, iyakan Rember…. Istri sang pahlawan terlalu kuat」 

Gumam Gallios kagum. 

Kami bisa maju dengan aman sampai titik tengah di menara, berkat Shirone. 

Tentu saja, entah itu undead, laba-laba raksasa, atau kelelawar vampir, tak satupun dari mereka tandingan Shirone. 

Hampir semua iblis yang menyerang kami dikalahkan oleh Shirone. 

Meskipun ada jebakan di sana-sini, Shirone menyerobotnya dengan kekuatan saja. 

Jebakan lubang tombak sebelum mencapai target, dia terbang tanpa jatuh ke perangkap, bahkan perangkap dinding atas terhimpit pun didorong kembali olehnya dengan satu tangan. 

Jujur aja, apa kita diperlukan disini? 

「Aku juga tercengang. Meskipun aku menyaksikan kekuatan pahlawan-sama sebelumnya, aku tak pernah berpikir kalau istrinya juga sangat kuat」 

Nimri dan Gallios juga memujinya tanpa menahan diri. 

Aku juga bisa lakukan hal macam itu. Tapi, tampaknya ini sudah menjadi prestasi luar biasa bagi mereka. 

Selain itu, aku kesel ketika mereka bilang kalau Shirone adalah istri Reiji. 

Dia dicap sebagai wanita Reiji di duniaku. Tampaknya label itu tak jauh berbeda bahkan di dunia ini. 

Ketika aku berpikir tentang itu, aku merasa seperti orang bego karena melindungi mereka. 

Haruskah aku pergi memotong tanduk naga sekarang? 

Setelah melakukan itu, aku akan mendapatkan wanita super cakep seperti Rena. 

Untuk beberapa alasan, jantungku berdetak lebih cepat ketika aku mengingat wajah Rena. 

Aku juga khawatir tentang Rena. 

Apa yang sedang Rena pikirkan sekarang? 

Sementara aku merenung, Shirone tiba-tiba berhenti berjalan. 

「Ada apa, Shirone-sama?」 

Rember bertanya pada Shirone kenapa dia berhenti berjalan. 

Aku melihat sebuah pintu di depan Shirone. Pintu kamar berbeda dari yang ada sejauh ini. 

「Ada sesuatu di sana」 

Seperti yang baru saja dikatakan Stor, ada sesuatu di balik pintu itu. 

「Ayo pergi」 

Shirone membuka pintu dan masuk ke dalam. 

「Cahaya?」 

Ucap seseorang. 

Cahaya di ruangan itu sangat berbeda dari ruangan lain. Tak bisa dibandingkan dengan sihir penerangan Nimri. 

Tapi, bukan itu satu-satunya hal yang berbeda. 

Seseorang berdiri di tengah ruangan itu. Manusia hidup yang jelas bukan zombie. 

Wajah pucat, rambut warna emas, dan mengenakan mantel hitam. Kualitas kainnya sangat bagus, jauh dari pakaian zombie dan undead. 

「Oh, pas aku pikir kalau master telah kembali, ternyata yang datang manusia toh. Kalian sudah sampai sejauh ini, kah」 

Pria itu tertawa sambil melihat kami. 

「LIHAT MATANYA! DIA BUKAN MANUSIA!!!」 

Stor memperingatkan kami. 

Matanya bersinar dengan warna merah darah. Sepasang taring terlihat dari bibirnya. 

「VAMPIR!」 

Teriak Nimri. 

Berbeda dengan zombie yang ada sampai sekarang, vampir adalah undead tingkat tinggi yang memiliki kecerdasan dan dapat menggunakan sihir. 

「Tak terpikirkan kalau Striges yang melakukan sejauh ini adalah vampir….」 

Kata Rember dengan wajah tercengang. 

「SUNLIGHT」 

「NIGHT ROBE (Jubah Malam)!」 

Shirone dan vampir itu meneriakkan sihir mereka masing-masing. 

Cahaya yang datang dari tangan Shirone digagalkan oleh kabut hitam yang menutupi tubuh vampir. 

「Kalau ‘sunlight’ yang asli pasti bisa menangkalnya. Kau tidak bisa mengalahkanku dengan level sihir seperti itu」 

Vampir itu tertawa. 

「Hee, lumayan」 

Shirone sepertinya menikmati situasi ini. 

「Fufu, itu seharusnya kalimatku. Meski tampilamu wanita, tampaknya kau adalah priest tingkat tinggi. Elkitos ini memuji-Mu. Bagaimana, apa kau tertarik jadi pengantinku?」 

Ucap vampir yang disebut Elkitos sambil mainkan bibirnya. Taring yang menyembul keluar dari mulutnya berkedip. 

Dalam hal ini, menjadi pengantinnya berarti Shirone akan menjadi wadah penghisap darahnya. 

Takkan kubiarkan dia melakukan itu. 

「Maaf, tapi aku tidak tertarik pada pria yang lebih lemah dariku」 

Shirone ngeluarkan pedangnya dan mengarahkan ke arah Elkitos. 

「Begitu? Jadi apa itu berarti kau akan jadi pengantinku jika aku lebih kuat darimu?」 

Sepasang sayap kelelawar muncul dari punggung Elkitos. 

Sepertinya pertarungan akan segera dimulai. 

「T-Tunggu sebentar, Shirone-sama!!!」 

Nimri tiba-tiba berteriak padanya. 

「N? Ada apa?」 

Dia melihat Nimri dengan wajah cemberut karena dia menghalangi pertarungannya. 

「Ada sesuatu yang harus saya konfirmasi...」 

Setelah mengucapkan kalimat itu, Nimri dengan ragu-ragu melihat ke arah Elkitos. 

「Mengganggu waktuku dengannya, sungguh tak tahu diri」 

Vampir itu juga kesal. 

「Apa kau orang yang membuat iblis mati menjadi zombie selama beberapa hari ini?」 

Nimri bertanya pada vampir itu. 

Dari awal, alasan kenapa kami datang ke menara ini adalah untuk mencari Striges, sumber insiden zombie. 

Selain Striges, vampir juga bisa menggunakan necromancy. Jadi, tidak aneh jika vampir itu adalah pelakunya dari insiden baru-baru ini. 

Sepertinya Nimri mencoba mengkonfirmasikan hal itu. 

「Ah, betul juga!! Kita kan lagi menyelidiki itu!! Kerja bagus!!」 

Shirone memuji Nimri. Sejujurnya, itulah kenapa kami datang ke sini. 

Apakah kami datang cuma untuk memusnahan iblis? Itu juga salah satu hasil dari aksi kami sampai sekarang. Yah, jika itu masalahnya, lebih baik jika jumlah iblis menurun. 

「T…. Tidak, bahkan jika anda memuji saya」 

Gumam Nimri dengan wajah yang bermasalah. 

Walau kupikir tak apa-apa membiarkan Shirone pergi sendirian, mungkin itu hal yang bagus bahwa Rember juga ikut. 

Shirone akan berakhir mengamuk di menara jika kami membiarkannya pergi sendirian. Akibatnya, kami mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang pelakunya. 

「Uhm, aku tak tahu apa yang kau bicarakan sejak aku terbangun 3 hari yang lalu」 

Kata Elkitos dengan wajah cemberut. 

Aku tak berpikir dia berbohong. Lagian, aku tak pernah mengharapkan dia jadi pelakunya. 

Tapi, berbicara 3 hari yang lalu, bukankah itu bertepatan dengan kedatanganku ke menara ini? 

「Kau baru bangun 3 hari yang lalu? Terus, apa itu berarti kau tidak ada di menara ini sebelumnya? Mungkinkah kau sedang tidur di menara ini?」 

「Fufu, aku dalam keadaan mengurung diri tahu. Para ‘wanita’ itu tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk mempekerjakanku」(Catatan: maksudnya Striges) 

Ucap Elkitos dengan senang. 

Itu sangat berlawanan dengan ekspresi Nimri dan Shirone. Dia sedikit rese. 

「Terus, kenapa kau bangun?」 

「3 hari yang lalu. Meski aku tak tahu keberadaan tokoh itu, dia adalah orang yang menggunakan sihir kegelapan di menara ini. Aku disegel karena gelombang sihir dari tokoh itu. Fufu, kemungkinan tokoh itu adalah orang yang luar biasa setelah memiliki kekuatan macam itu」 

Elkitos berbicara seolah dia terpesona. 

Aneh sekali. Aku tidak merasakan keberadaan vampir ini ketika aku datang ke menara ini 3 hari yang lalu. 

Meski gitu, itu fakta bahwa aku menerapkan sihir penghalang ke menara ini 3 hari yang lalu. Itu adalah sihir yang kuat untuk menyembunyikan menara ini sepenuhnya. Aku seharusnya bisa merasakan sesuatu jika kekuatan orang ini mencapai level tertentu. 

Atau mungkin, pemilik kekuatan itu bukan aku yang dia maksud. 

「Tokoh itu... Oi, apa orang itu di menara ini sekarang?」 

Ucap Shirone gemetar karena senang. Apa dia ingin bertarung lawan Tokoh itu? 

Tapi, Elkitos menggelengkan kepalanya. 

「Tidak, tokoh itu pergi ke tempat lain sambil meninggalkan familiarnya」 

「Uhm, begitu ya~. Sangat disayangkan. Maka familiar itu ada di menara ini. Makhluk apa itu?」 

「Seekor naga. Meski aku tak tahu dari mana asalnya」 

「「「APA!!! 」」」 

Suara semua orang tumpang tindih karena terkejut. 

「Seekor naga. Mustahil….」 

「Selain itu, sebagai familiar」 

「Tidak mungkin kita menang lawan naga…. iyakan? 」 

Sepertinya semua orang terkejut bahwa ada seekor naga di menara ini. 

Tapi, aku terkejut karena alasan yang berbeda. 

Mungkinkah aku yang membangunkan vampir ini? 

「Naga ya…. Tak peduli jenis naga apa itu, ini pasti akan menyenangkan」 

Jawab Shirone dengan wajah senang. 

「Maafkan aku, kau harus kalahkan aku dulu jika kau ingin mengarahkan pedangmu ke arah orang yang terhormat itu」 

Elkitos mengambil ancang-ancang, siap bertempur dengan Shirone. 

Shirone juga menarik pedangnya diikuti oleh Gallios. 

「Mereka yang di belakang, penganggu. Akan kuurus mereka. Illusion Demon Eye (Ilusi Mata Iblis)!!」 

Mata Elkitos berkedip dengan cahaya merah. 

「GUWAAA!」 

「GEH!」 

「GUWAAA!」 

Semua orang yang terkena cahaya itu, kecuali aku dan Shirone, jatuh sambil menjerit. 

Ini kesalahanku karena tidak memakai sihir penangkal. 

「Fufufu. Aku merenggut kebebasan kalian, tapi aku tak berniat untuk membunuh kalian. Kalian lezat ketika kalian masih hidup. Sekarang, jadilah saksi untuk pernikahan kami di tempat kalian」 

Elkitos tertawa dengan jijik. 

Gallios dan yang lainnya masih merintih di lantai. 

Aku tak bisa berbuat apa-apa dan tak tahu apa yang harus kulakukan karena aku tak tahu sihir pemulih. 

Meski Shirone bisa menggunakan sihir pemulih, tampaknya dia tidak berniat untuk menyembuhkan Gallios. 

「Fufufu, dengan ini, kau dan aku lah yang tetap berdir-…. Eh, masih ada satu lagi yang tersisa?」 

Elkitos menatapku. Sepertinya dia menyadari kalau aku masih berdiri. 

「GUWAA~A!」(Catatan: nice acting, Kuroki. wkwk) 

Sambil berpikir "Oh, sial", aku cepat-cepat berpura-pura jatuh ke tanah. 

「Sepertinya hanya imajinasiku saja. Baiklah, mari nikmati kencan kita」 

Sepertinya dia tertipu walau aktingku kelihatan tidak alami dan buruk. 

Atau mungkin saja dia tidak tertarik padaku. 

「Betul tuh, aku dah lelah menunggu」 

Shirone juga benar-benar tidak menyadari aktingku yang buruk. 

Kau ini, coba khawatirkan rekan dibelakangmu dikit kek. 

Kedua wajah saling berhadapan. 

Sepertinya kami tak lagi saling berhadapan. 

Inilah kesempatanku. Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk pergi ke tempat di mana Glorious berada. 

Berkat posisiku yang berjaga dibelakang, Gallios tidak bisa melihatku. 

Selain itu, sepertinya Shirone tidak membutuhkan bantuanku jika lawannya hanya pada level ini. 

Aku perlahan merangkak di sepanjang lantai untuk meninggalkan tempat ini sehingga tidak ada yang bisa melihatku pergi. 

Aku pikir gerakanku saat ini menyerupai kecoak. 


◦ Gadis Pedang, Shirone ◦ 

Aku menatap vampir di depan mataku. 

Dia mungkin lebih kuat dari Striges yang biasa merintahkan tempat ini. 

Tapi, aku tidak akan kalah. 

Aku juga tidak akan meremehkan lawanku. 

Bahkan, aku sempat berpikir untuk memanggil Reiji-kun. Vampir ini tampaknya sangat kuat. 

Tapi aku tidak akan memanggilnya. Chiyuki-san mungkin akan marah nanti. 

Selain itu, aku ingin menyingkirkan keresahanku karena kekalahanku terhadap Diehart. 

Aku mengarahkan pedangku. 

Bilah pedangku memancarkan cahaya samar berwarna azure/biru. 

Souten Tsubasa Tsurugi [Azure Sky Winged Sword (Pedang Sayap Langit Biru)]. 

Ini pedang kesayanganku dengan hiasan sayap di gagangnya. 

「Baiklah, ayo kita mulai. ULTRASONIC WAVE! (Gelombang Ultrasonik)」 

Elkitos meneriakkan nama sihirnya. 

「WIND WALL! (Dinding Angin)」 

Aku dengan cepat melantunkan sihir pertahanan. 

Meski menghantam lantai, sihir pertahananku menghalangi gelombang kejut dari sihir Elkitos. 

「Hou. Tidak buruk」 

Elkitos menampilkan senyum riang. 

Tapi, senyum itu akan berakhir sekarang. 

「FLAME BLADE!」 

Aku menebas ke arah Elkitos dengan api yang berada di pedangku. 

「WING BLADE! (Pisau Angin)」 

Elkitos menerima tebasanku dengan sayap besar yang ada di punggungnya, bersamaan dengan teriakannya. 

「Lumayan cepat. Tapi aku masih... APA!!」 

Elkitos kehilangan ketenangannya. 

Karena tebasan yang dialiri kekuatanku telah menyayat sayapnya. 

Apa kau pikir itu akan cukup untuk menghentikan pedangku? 

「APPAAA!」 

Aku membelah tubuh Elkitos bersama dengan sayapnya. 

「GUUUH!!」 

Elkitos mundur sambil meratap. 

Dia menyembuhkan tempat yang terputus di tubuhnya. Tubuh dan sayapnya pulih seolah-olah tidak terjadi apa-apa. 

Jika itu manusia normal, mereka takkan bisa membunuh vampir bahkan jika mereka membuat luka yang fatal. 

Meski nampaknya ada beberapa kerusakan yang tertimpa padanya, sulit untuk mengalahkannya tanpa sihir 'sunlight'. 

「SI BANG――――SSAAAAATTTT!! BERANINYA KAU, MANUSIA RENDAHAN!」 

Wajah Elkitos menampilkan ekspresi marah. 

「Huh, kayaknya aku sudah melukai harga dirimu」 

Tingkah lakunya yang sopan sebelumnya telah lenyap sepenuhnya. 

「AKU TAKKAN BERMAIN LAGI, AKAN KUBUNUH KAU!!」 

Elkitos menarik pedangnya yang mirip rapier dari sarung yang tergantung di pinggangnya. 

Bilah rapier bersinar cahaya yang menyeramkan, berwarna merah. 

「SEKARANG, PERSIAPKAN DIRIMU UNTUK MELAWAN KEKUATAN SEJATIKU, DASAR MANUSIA KOTORA~N!」 

Elkitos masuk ke posisi menyerangnya dengan pedangnya. 

「SONIC MOVE! (Gerak Kilat)」 

Elkitos mendekatiku dengan cepat. 

「Huhm!」 

Elkitos, yang mendekatiku dengan kecepatan tinggi, menyodorkan rapier-nya berkali-kali. 

「EI!」 

Bersamaan dengan teriakan itu, aku menggerakkan pedangku dan berhasil menangkal setiap dorongannya. 

「KKAAMMPPRREETTT!」 

Elkitos menekuk tubuhnya ke depan, mengincar kakiku. 

Aku melompat ke udara untuk menghindari serangannya dan kemudian mendarat di belakang punggungnya. 

「APA!!!」 

Elkitos segera berbalik arah. 

Dia coba balik terburu-buru, tapi sudah terlambat. 

「RASAKAN INI!」 

Aku mengayunkan pedangku ke arah Elkitos yang belum berhasil berbalik arah. Aku berhasil memotong lengan pedangnya, lengan kanan. 

「MUSTAHIL! MANUSIA BERGERAK LEBIH CEPAT DARIKU!!!」 

Teriak Elkitos sambil memegang lengannya yang putus. 

Sepertinya dia marah, tapi aku tak peduli tentang itu. 

「Ambil pedangmu. Ayo kita lanjutkan lagi perseteruan kita」(Catatan: jgn sombong dulu loe, Shirone. Koid nanti kelar dah loe..) 

Kudesak dia untuk mengambil pedangnya yang telah jatuh sedikit lebih jauh darinya. 

Elkitos perlahan-lahan mendekati pedangnya dan mengambilnya. 

「Tampaknya kau... bukan manusia normal, apa aku benar?」 

Elkitos menatap Rember dari sudut matanya sambil bilang begitu. 

「EXPLOSION!」 

Elkitos tiba-tiba melemparkan sihirnya ke arah Rember. 

「TSUKUCHI! (Ground Shrink)」(Catatan: aku gak tau apa artinya, jd kubiarkan gitu aja.) 

Segera kuaktifkan sihir gerakanku setelah aku menyadari niatnya. 

「WATER WALL! (Dinding Air)」 

Ledakan terjadi setelah aku menutup Rember dengan dinding air. 

Dinding air menguap karena kekuatan ledakan, mengisi sekeliling kami dengan uap. 

「OI! Bukannya kau bilang kau takkan membunuh mereka!!」 

Aku memprotes tindakan Elkitos. 

Tapi, aku tak melihat respon apa pun darinya. 

Ketika uap lenyap, aku tak dapat menemukan sosok Elkitos. 

Dan kemudian, ada lubang besar di dinding atas. 

Lubang itu terus naik sampai aku bisa melihat langit mendung di luar menara. 

「ARRRGH! DIA KABBUURR~RR!!!」 

Aku berteriak kesal. 

「Dia melarikan diri!」 

Aku memusatkan pikiranku pada punggungku. 

「Oh wahai sayap malaikat-ku!!!」 

Sepasang sayap tumbuh dari punggungku saat melontarkan kalimat itu. 

Meskipun aku tak bisa menggunakan sihir terbang seperti Chiyuki-san dan Reiji-kun, aku bisa terbang dengan menggunakan Seraph Wings (Sayap Malaikat) di punggungku. 

Aku tak memakai baju besi di punggungku-hanya kulit telanjang, jadi aku tak punya pilihan selain menutupinya dengan mantel pendek. Sehingga aku bisa melepaskan sayapku tanpa masalah. 

Sepasang sayap ini adalah kebanggaanku; yang hanya tumbuh padaku. Aku bisa melihat tatapan iri dari Rino-chan dan Chiyuki-san ketika kutunjukkan sayapku pada mereka. 

Aku mengepakkan sayapku dengan keras dan meninggalkan menara melalui lubang itu. 

Aku bisa terbang lebih cepat daripada Nao-chan dalam gerak lurus, berkat sepasang sayap ini. 

「Apa kau pikir aku akan membiarkanmu melarikan diri!」 

Aku terbang dengan kecepatan penuh dan langsung menyalip Elkitos yang terbang dengan sayap kelelawarnya. 

Wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut setelah melihatku mengejarnya. 

「SAYAP!? Begitu ya, jadi kau anggota dari ras malaikat! Tak heran kau sangat kuat!」 

「Yah, meski aku bukan malaikat sih....」 

Menyangkal pernyataan itu juga merepotkan. 

Aku ini apa? Memiliki sayap malaikat meski tak berasal dari ras malaikat. Aku bertanya ke Nier-san tentang masalah ini sebelumnya. 

Tapi yah, hal semacam itu tidak penting sekarang. 

「Bersiaplah kau, Elkitos! SUNLIGHT BLADE! (Pisau Sinar Mentari)」 

Bilah pedangku berkilau cemerlang saat menatanya dengan sihir 'sunlight'. 

Bahkan, aku bisa saja menjatuhkannya dengan mudah jika aku menggunakan teknik ini pada awal pertarungan kami. 

「Jika ‘sunlight’ tidak menembus ‘night robe’ mu, aku cuma perlu membuatnya menembus tubuhmu!」 

Aku mengangkat pedangku di atas kepala. 

「T-TTUNNGGGUUU!!」 

Elkitos panik. 

Dan aku tak peduli dengan permohonannya. 

「ITTOURYOUDAN! (Sever: Tebasan)」 

「GYAAA!!!」 

Ketika aku mengayunkan pedangku ke tubuh Elkitos, asap hitam mulai naik dari bagian yang terpotong dan akhirnya menghilang. 

「Apa-apaan... itu….」 

Aku tidak mendengar kalimat terakhir yang dikatakan oleh El-apalah itu. 

「Dia tak sekuat yang kukira... Apakah familiar itu lebih kuat dari dia?」 

Jujur aja, aku ditipu oleh penampilannya. Dia bahkan tak bisa dibandingkan dengan Reiji-kun. 

Aku mengepakkan sayapku dan kembali ke menara. 

Ketika aku kembali ke menara, mungkin karena aku mengalahkan Elkitos, semua orang sudah pulih. 

「Sayap….」 

「M-Malaikat」 

「Sungguh cantik!」 

Para pejuang bebas di belakang Rember terkejut karena sayapku. 

Tampaknya manusia juga terpesona oleh sayapku. Yah, gak buruk sih ketika mereka muji sayapku. 

Meskipun aku ingin memamerkan sayapku lebih lama lagi, pada akhirnya aku menghilangkannya. 

Seraph Wings akan jadi penghalang di ruangan sempit seperti ini. Itu sebabnya aku tak menggunakan sayap ini dalam pertarunganku lawan Diehart. 

「Tampaknya semua orang baik-baik saja. Yah, ayo pergi」 

Kami naik beberapa lantai lagi sampai kami tiba di ruangan yang dulunya adalah sarang Striges. 

Ketika aku melihat ke atas, aku bisa melihat langit karena lubang melingkar besar di atap ruangan ini. 

「Sepertinya tidak ada apa-apa di sini....」 

Stor si ranger melaporkan hasil penyelidikannya. 

Aku juga tidak merasakan apa-apa ketika aku menjelajahi ruangan. 

「Shirone-sama. Vampir itu nampaknya tidak membohongi kita, kan?」 

Kata Rember klaim si vampir. 

「Uhm, aku tidak merasakan kalau dia berbohong pada kita, tapi tetap saja....」 

Aku tak berpikir bahwa El-apalah berbohong kepada kami. 

Tapi, tidak ada apa pun di atas menara ini. Jadi tak perlu menyelidiki lebih lanjut lagi. 

「Walau ada tanda kehadiran di tempat ini sebelumnya, itu tidak lagi di tempat ini sekarang」 

Beberapa orang mengangguk ketika mendengar kata-kata Stor. 

Mungkinkah itu bersembunyi? 

「Kita bisa memperoleh lebih banyak informasi jika Nao-chan bersama kita, tapi...」 

Pencarian lebih lanjut akan sia-sia. 

「Shirone-sama, sepertinya kita tidak bisa menyelidiki ini lebih lanjut lagi. Mari kembali ke Rox」 

Seperti yang Rember katakan, kami tak punya alasan untuk tinggal di tempat ini lagi. 

「Mau bagaimana lagi...」 

Aku bergumam dengan suara rendah. Kami memutuskan untuk kembali. 


◦ Ksatria Kegelapan, Kuroki ◦ 

「Maaf ya, Glorious」 

Glorious bersembunyi di dalam hutan dekat menara. 

Ketika aku mendekati Glorious, dia mendekatkan hidungnya padaku. 

「Maaf ya karena merampas kebebasanmu....」 

Glorious mendengkur senang ketika menyikat hidungnya. 

「Tapi, itu luar biasa, ya?」 

Aku melirik kalung yang menempel di tanduk kanan Glorious. 

Pohon-pohon lebat dan besar di dalam hutan tidak cukup untuk menyembunyikan Glorious. 

Meski begitu, tidak ada yang akan dapat melihat Glorious berkat kalung di tanduk kanannya. 

Ketika kuperiksa kalung yang ditinggalkan oleh Rena, kutemukan bahwa itu memiliki kekuatan untuk mengacau sihir deteksi. 

Glorious begitu kuat sehingga mudah untuk melihatnya dalam situasi normal, tapi dia tidak bisa terdeteksi berkat kekuatan kalung itu. 

「Itu akan menjadi senjata mematikan di tangan orang yang terampil」 

Efek negatif dari kalung itu adalah bahwa itu menghambat kemampuan deteksi pengguna juga. 

Ada kemungkinan bahwa aku bisa berakhir menyebabkan kesalahan fatal jika aku membuat kesalahan saat menggunakannya. 

Untuk alasan apa Rena meninggalkan kalung macam ini? 

Mungkin aku harus menyelidiki itu.
Facebook twitter Google

Related Post

0 Komentar