Ankoku Kishi Monogatari Bab 26 Bagian 1 Bahasa Indonesia

/
Act 2: Tanduk Raja Naga Suci
Kabut Hitam

· Sage Berambut Hitam, Chiyuki · 

「 Jadi hal seperti itu terjadi 」

Aku bertanya tentang apa yang terjadi sejak Shirone baru saja kembali dari menara. 

Tim kami juga sudah selesai dengan penyelidikan kami, untuk saat ini, kami kembali ke vila. 

Tengah hari telah berlalu. Sebelum menjelang malam. 

「 Aku khawatir tentang “tokoh” yang disebutkan vampir itu 」

Si “tokoh” datang ke menara dan ngebangunkan si vampir, meninggalkan familiarnya di tempat. Kemana perginya orang itu? Apalagi, familiar yang seharusnya ada di sana juga tidak ada di menara. 

「 Bagaimana menurutmu, Chiyuki-san? 」

Meskipun Shirone meminta pendapatku, aku tak bisa membuat kesimpulan apa pun dari sekian informasi itu. Kalaupun “tokoh” itu Diehart, dalam hal ini, aneh baginya untuk tidak melakukan apa pun selama 3 hari ini. Selain itu, Diehart tidak makai naga selama pertemuan kami sebelumnya. 

Dan karena “tokoh” itu lebih kuat dari vampir, tidak mungkin Striges karena mereka jauh lebih lemah daripada vampir. 

「 Aku gak tahu siapa “tokoh” itu sebenarnya 」

「 Begitu ya. Yah, mau gimana lagi bahkan jika Chiyuki tidak tahu 」

Jawab Shirone agak kecewa. 

「 Kalau dipikir-pikir, apa kalian dah nemukan si cabul itu? 」

Aku menggelengkan kepala ketika mendengar pertanyaan Shirone. 

「 Kami belum menemukannya meski Nao-chan mencari ke seluruh Kerajaan Rox dengan Kyouka-san sebagai umpannya 」

Pada akhirnya, kami tidak menemukan pria itu. Kami tak bisa menemukannya bahkan setelah mencari ke seluruh tempat, apa mungkin dia ahli dalam sembunyi? 

Aku juga mempertimbangkan kemungkinan dia berada di kerajaan lain, tetapi itu tidak mungkin. 

Berkat itu, Nao saat ini sedang berbaring karena kelelahan. 

「 Tapi kita dapat jackpot. Kita nemukan sesuatu yang menyerupai Striges 」

「 Eh, BENARKAH!! 」

Shirone terkejut. 

Nao menemukan iblis yang menyamar sebagai manusia di tengah pencariannya. 

Ada iblis yang bisa menyamar sebagai manusia. Meski pada awalnya aku menganggap kalau si cabul itu adalah iblis, iblis itu adalah wanita yang sudah ada di kerajaan ini bahkan sebelum kami datang ke tempat ini. 

Dokter Orua. Itulah nama si iblis. 

「 Sekarang, apa yang akan kita lakukan? 」

「 Untuk saat ini tidak ada. Karena wanita itu gak terlihat seperti pelakunya 」

Meski kubilang begitu ke Shirone, aku pikir wanita itu adalah pelakunya. 

Selain itu, dia sudah jadi individu yang sangat mencurigakan karena menyamar sebagai manusia. 

Kami harus menunggu dan melihat karena kemungkinan yang rendah ini. Seandainya dia bukan pelakunya, dia mungkin bukan eksistensi berbahaya bagi manusia. 

Tentu saja, aku yakin lebih baik mengikuti saran Reiji untuk segera memusnahkannya. Namun, aku agak ragu untuk melakukan itu. 

「 Lucullus dan timnya saat ini sedang standby. Namun, karena Shirone baru kembali, kupikir lebih baik jika kau melaporkan ini ke tuan Rember 」

Dalam hal ini, kami adalah orang luar. Jadi, kupikir lebih baik membiarkan ksatria kerajaan ini melakukan masalah mereka. 

Namun, kupikir Rember akan baik-baik saja tanpa informasi. Atau lebih tepatnya, Rember lah satu-satunya ksatria yang berguna di kerajaan ini. Meskipun aku telah bertemu dengan ksatria lainnya, jujur aja, aku agak enggan ninggalkan masalah ini kepada mereka. 

Makanya, mungkin itu pilihan yang terbaik untuk meninggalkan masalah tugas jaga kepada Rember-tachi daripada ksatria kuil. 

Dalam hal ini, Lucullus mendapatkan kembali tugas sebenarnya. 

Bagaimana tugas penjagaan yang Lucullus kerjakan? 


· Kapten Ksatria Kuil, Lucullus ·

「 Hyllus…. Kau. Kena manipulasi…. 」

Di sana, ketika jatuh, aku melihat sosok seorang ksatria kuil. Ksatria kuil itu kehilangan fokusnya. Seolah-olah dia tidur sambil berjalan. 

Aku terkena serangan terselubung dari ksatria kuil yang seharusnya menjadi bawahanku sambil mengawasi iblis yang menyamarkan dirinya sebagai manusia. 

Kami tidak bisa bereaksi cukup cepat karena mereka tiba-tiba ngeluarkan bom asap yang dicampur dengan racun pelumpuh. 

Tubuh kami tampaknya tidak bisa bergerak karena bom asap itu dibuat dengan tanaman obat yang sangat kuat. 

「 Kapten Lucullus…. 」

Bawahanku, yang terkena racun pelumpuh sepertiku, memanggil namaku. 

Suara mereka samar. Ketika kucoba berjalan, aku melihat seorang wanita berjalan ke arah kami. 

「 Meskipun nampaknya mereka menyadarinya, aku senang bahwa aku memerintahkan ksatria kuil ini yang dibawa ke tempat kalian untuk tidak memberi tahu kalian tentangku. Wanita pahlawan itu sepertinya telah memperhatikannya, tapi seperti yang diduga, dia tidak tahu tentang keberadaanku 」

Aku tak pernah dengar laporan tentang Hyllus dan wanita ini saling kontak. Jadi, orang-orang yang membawa Hyllus-tachi ke tempat kami mungkin telah dikendalikan karena aku tak pernah dengar mereka berbicara tentang iblis wanita ini di depanku. 

Mungkin kami harus mengalahkannya dengan cepat seperti kata pahlawan-sama. 

「 Tapi Orua, tak diragukan lagi kalau pahlawan telah memperhatikanmu. Apa yang kan kau lakukan setelah ini? 」

Sebuah suara terdengar dari belakang wanita itu, target incaran kami. 

Meski tubuhku mati rasa, aku merinding ketika aku mendengar suara itu. 

Pemilik suara muncul dari belakang wanita itu. 

Aku tak tahu seperti apa wajah orang itu karena tersembunyi di balik topengnya. Pendatang baru itu tampak seperti pria dari suaranya. Terlebih lagi, dia tampak seperti teman dari target incaran kami. 

Pada saat itu aku ingat, menurut Chiyuki-sama, target incaran kami seharusnya hanya satu orang. Lalu siapa dia? Aku tak pernah dengar tentang orang itu. 

「 Ya, Zarxis-sama. Haruskah kita ubah rencana kita karena mereka menemukanku? 」

Wanita itu membungkuk dengan hormat. 

Dari sikapnya, tampaknya pria itu atasannya. 

「 Begitu ya, ubah rencana, kah. Kalau gitu, mari mulai jalankan rencana kita tanpa bersembunyi lagi. Pahlawan itu tidak diperlukan dari rencanaku. Kau tak masalah kan selama kau bisa balas dendam terhadap pahlawan? 」

「 Ya, Zarxis-sama 」

Pria bernama Zarxis pergi. 

Setelah Zarxis pergi, wanita bernama Orua menatap kami. 

「 Dalam pertukaran untuk tidak membunuh kalian semua, kalian akan jadi alat untuk balas dendamku 」

Wanita itu mendekati kami. Aku mencoba melarikan diri, tetapi tubuhku tidak mau bergerak. 

「 Sekarang, mari kita akhiri kerajaan ini 」

Wanita itu mengeluarkan tawa bernada tinggi. 

「 Chiyuki-…. sama 」

Aku mengucapkan nama gadis berambut hitam itu. 

Dan kesadaranku pun berhenti. 


· Seorang Penjaga gerbang Kerajaan Rox ·

Meski malam belum tiba, langit sudah gelap karena awan. 

Aku merasakan bahwa malam sudah mulai ketika aku melihat langit dari jendela di tempat pemeriksaan. 

Tuan Rember baru saja kembali beberapa waktu yang lalu ketika kami melakukan pekerjaan kami sebagai penjaga gerbang yang melindungi gerbang. Aku saat ini bebas dari pekerjaan penjaga gerbang. 

Sudah 10 tahun sejak aku menjadi penjaga gerbang. 

Pekerjaan penjaga gerbang adalah pekerjaan penting yang mengatur emigrasi dan imigrasi. 

Itu sebabnya upahnya lebih baik daripada menjadi penjaga istana di atas benteng, pekerjaanku sebelumnya. 

Namun, upah yang lebih besar datang bersama tanggung jawab yang lebih besar. 

Dan tidak seperti pekerjaan seorang prajurit yang cuma perlu waspada dengan iblis, seorang penjaga gerbang harus tetap waspada bahkan terhadap manusia. 

Jika suatu negara memungkinkan semua jenis orang masuk dan keluar negara, kondisi makanan dan ketertiban umum negara akan memburuk. 

Itu sebabnya tugas kami adalah memilih orang-orang yang masuk dan meninggalkan kerajaan ini. 

Warga kerajaan kami disisihkan, ada juga orang-orang yang dengan jaminan— dengan surat pengantar dari warga negara kami, dan warga negara sekutu kami. Tidak ada pengungsi karena pada dasarnya tidak ada begituan di kerajaan kami. Beberapa pengungsi telah mengajukan keluhan sementara beberapa menggunakan ancaman. Seseorang membutuhkan hati dari baja agar tidak terpengaruh oleh hal-hal seperti itu. Itulah kenapa penjaga gerbang tidak boleh menunjukkan celah dan sikap sombong terhadap para pengungsi yang tidak memiliki kewarganegaraan. 

Namun, selalu ada pengecualian. Bahkan para pengungsi diizinkan memasuki kerajaan Rox selama hari festival. 

Tapi, kami takkan biarkan mereka masuk dengan entengnya. Kami harus buat catatan tentang lokasi, usia, dan nama mereka sebelumnya. Oleh karena itu, beban kerja seorang penjaga gerbang selama festival adalah tiga kali dari hari biasa lainnya. 

Aku juga sudah lelah dari interaksi dengan lebih dari jumlah orang biasa kemarin. 

Harus ada pergantian personil saat matahari terbenam. Jadi, aku akan minum sampai puas setelah meninggalkan tugasku. 

Saat itulah aku melihat fenomena yang tidak biasa. Aku dapat mendengar suara-suara panik dari atas benteng. 

「 Apa yang terjadi…. 」

Dan kemudian, aku memperhatikan fenomena yang tidak biasa. Sesuatu mendekat ke pintu gerbang benteng. 

Jumlah benda yang mendekati gerbang lebih dari seratus. 

「 Itu kan... iblis 」

Benda-benda yang mendekati benteng bukanlah manusia; melainkan goblin dan orc, yang secara kolektif dikenal sebagai iblis. Selain itu, tidak hanya terbatas pada iblis. 

「 Zom-bie? 」

Iblis tanpa kepala dan dengan lubang terbuka di tubuh mereka juga tercampur di antara iblis-iblis itu. 

Aku ingat insiden zombie yang terjadi beberapa hari yang lalu. 

「 T-TUTUP GERBANGNYA SEGERA! HUBUNGI PRAJURIT KERAJAAN!! 」

3 penjaga gerbang selalu siaga 24/7 dan bekerja pada shift. Aku langsung berbalik dan mengeluarkan instruksi. 

Tapi, tidak ada jawaban dari pihak lain. Ketika kuperhatikan dengan teliti, salah satu rekan kerjaku tampaknya sudah jatuh. Tiba-tiba, ada rekan kerja lain di sisiku. 

「 OH! OI, APA YANG TERJADI!! 」

Rekanku yang lain sedang menatapku dengan hampa. Matanya kehilangan fokus. Selain itu, tangannya memegang sesuatu yang menyerupai gada. 

「 Kau…. 」

Dia mengayunkan gada itu ke arahku. 


· Sage Berambut Hitam, Chiyuki ·

「 Ada apa, Nao-san? 」

Tanyaku pada Nao ketika bertemu dengannya pas aku hendak meninggalkan vila untuk pergi ke istana kerajaan. 

Nao seharusnya berbaring di tempat tidurnya karena kelelahan dari penyelidikan hari ini. 

Dan Nao, yang seharusnya tidak bisa bangun begitu mudah ketika dia tertidur, terbangun ketika ada keadaan darurat. 

「 Uhm, Chiyuki-san, sepertinya ada sesuatu yang menakutkan datang ke arah kita…. 」

Kata Nao dengan wajah yang bermasalah. 

Meski aku tak tahu apa yang akan terjadi, karena Nao bilang begitu, mereka pasti akan mendatangi kami. 

「 Aku akan melihat benda apa itu. Selagi itu Nao-san, kumpulkan semua orang」

Kemudian, aku terbang ke langit. 

Matahari sudah terbenam. 

Aku entah kenapa bisa mengamati situasi di kerajaan karena gerbang dan bagian atas benteng sudah terliput dengan panah api. 

Sepertinya ada keributan di dekat gerbang. 

Jadi, aku menggunakan sihir penerawangan. 

Meski tak sejauh penerawangan Nao, aku bisa melihat tempat-tempat yang jauh dengan menggunakan sihir ini. 

「 Gerbangnya tidak hancur! 」

Aku melihat zombie penyerbu yang datang dari gerbang utama di selatan. 

「 Situasinya... agak berbahaya 」

Aku segera kembali ke vila kami. 


· Pejuang Bebas dari Kerajaan Rox, Gallios ·

「 Ada apa, Kuro? 」

Berjalan di sampingku, Kuro tiba-tiba berdiri diam. 

Kami sedang dalam perjalanan ke rumahku setelah kami berpisah dengan Rember yang pergi ke kastil untuk melaporkan hasil penyelidikan kami. 

Saat aku menatap Kuro, dia melihat ke arah tertentu. Kondisi Kuro saat ini aneh. 

Ini pertama kalinya aku melihatnya di negara ini sejak pertama kali aku bertemu dengannya. 

Aku ingat pertama kali aku bertemu dengannya. 

Saat itulah aku, tidak bisa menggerakkan kakiku, sedang merayap menuju ke rumahku di tengah kegelapan hutan yang gelap gulita. 

「 Apa kau baik-baik saja? 」

Ketika aku noleh ke arah suara, seorang pemuda berdiri di sana. Saat itulah aku bertemu Kuro untuk pertama kalinya. 

Meski aku tak memperhatikannya sampai dia berbicara, begitu aku memperhatikannya, aku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya. 

Aku bahkan lebih terkejut ketika dia menggendongku di punggungnya dengan tubuh yang jauh lebih ramping daripada aku. 

Mungkin Kuro bukan manusia. Dan dia adalah orang yang sangat kuat. 

Bahkan di menara beberapa saat yang lalu, satu-satunya yang maju tanpa hambatan di antara kami adalah Kuro. 

Aku penasaran kenapa dia berpura-pura menjadi manusia. 

Aku tidak bisa mengabaikan pemuda ini. Jadi, aku mengundangnya ke rumahku. 

Dan kemudian, sebagai hasil pengamatanku, aku tidak bisa menganggapnya sebagai orang jahat. 

「 Gallios…. 」

Kuro memanggil namaku. Meski awalnya agak susah didekati, memanggilku dengan "-dono" sepanjang waktu, sekarang kami cukup dekat untuk memanggil namaku tanpa formalitas. 

「 Mungkin kita harus manggil semua pejuang bebas yang baru saja berpisah dengan kita sebelumnya…. firasatku jadi tidak enak 」

Ucap Kuro dengan suara bingung. 

Pada saat itu, aku bertanya ‘Kenapa kau berpikir begitu?’

「 Aku tak bisa memberi tahumu rinciannya, tapi tampaknya akan terjadi sesuatu yang buruk…. Percayalah padaku.... 」

Bilang Kuro seolah-olah mempersiapkan sesuatu. 

Matanya serius. Aku baru saja mengenalnya sebentar, tapi aku tidak berpikir Kuro adalah tipe orang yang akan menceritakan lelucon semacam itu. 

「 Dimengerti 」

Aku memutuskan untuk mempercayai Kuro. 

Kuro dapat melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh kami. Sesuatu yang besar mungkin terjadi segera. 

「 Terima kasih, Gallios 」

Kuro mengucapkan terima kasihnya. 

「 Aku juga!!! 」

Aku berbalik untuk memanggil kembali pejuang bebas yang baru saja berpisah dengan kami. 


· Para Warga Kerajaan Rox ·

「 ZOMBIEEE! 」

「 SIAPA! SIAPA YANG BIARKAN GERBANGNYA TERBUKA? 」

「 SESEORANG!! SELAMATKAN AKU!! 」

Orang-orang di sekitar menjadi panik. 

Matahari telah terbenam, dan hari baru saja berubah menjadi malam. Zombie yang keluar dari gerbang bergegas menuju warga. 

「 APA YANG DILAKUKAN PENJAGA GERBANG? 」

Penjaga gerbang adalah orang yang bertanggung jawab untuk menutup gerbang ketika iblis mendekati kota. 

Para penjaga gerbang tidak melakukan tugas mereka. 

「 PANGGIL PENJAGA KERAJAAN DAN KSATRIA-SAMA SEKARANG!!! 」

Zombie yang bergerak perlahan hanya di alun-alun dekat gerbang. Tapi jumlahnya banyak dan akan jadi masalah besar jika dibiarkan. 

Pada saat itu, badai terjadi di alun-alun. 

「 Apa itu... 」

Ketika mereka melihat lagi, para zombie tidak lagi berada di alun-alun. 

Mereka digantikan oleh seorang gadis dengan sayap yang tumbuh dari punggungnya. 

「 MALAIKAT-SAMA! 」

「 MALAIKAT-SAMA TELAH DATANG UNTUK MENYELAMATKAN KITA! 」

Orang-orang mulai berteriak hampir pada saat bersamaan. 

「 TINGGALKAN TEMPAT INI PADAKU DAN SEGERALAH PERGI CARI TEMPAT PERLINDUNGAN! 」

Gadis itu tersenyum ketika dia berbalik. 


· Sage Berambut Hitam, Chiyuki ·

「 Tampaknya kita berhasil tepat waktu 」

Shirone menahan zombi yang berkeliaran di sekitar gerbang. 

Dan kemudian, aku melihat ke arah utara. Kerajaan Rox memiliki gerbang lain selain di arah utara, gerbang utama di selatan. Mungkin tempat itu juga dalam situasi yang sama. Itu sebabnya Kaya dan Kyouka telah dikirim ke tempat itu. 

Rino dan Sahoko berkeliling kota–mengobati yang terluka. 

Adapun Nao, dia dalam perjalanan untuk menangkap iblis yang mungkin jadi biang keladi dari wabah zombie ini. 

Kalau aku, aku bersiaga untuk memberikan bantuan jika ada hal yang tidak diharapkan terjadi di mana saja. 

Setelah itu, kami menyapu zombie dalam satu gerakan dengan menggunakan sihir cahaya Reiji. 

「 Sejauh ini berjalan lancar, tapi... 」

Gumamku begitu. 

Apa yang menyebabkan semua ini terjadi? 

Mungkinkah pengintai kami telah terbunuh? 

Apakah ini karena kesalahan dari Lucullus dan timnya? 

Kupikir si iblis memutuskan untuk bertindak karena kami telah bertindak. 

Mungkin yang terbaik adalah menyingkirkannya secepat mungkin. Aku mulai menyesali keputusanku. 

Mungkin dia tidak lagi di tempatnya. Akan lebih baik jika dia ditemukan segera. 

「 Maaf membuatmu menunggu, Chiyuki 」

Seseorang memanggil namaku dari belakang. 

「 Tidak, dalam kasusmu itu bisa dibilang lebih cepat 」

Aku melirik Reiji sambil membalasnya. 

Aku tak tahu kapan dia akan datang karena Reiji bergerak dengan tingkahnya sendiri. Terkadang, dia terlalu lambat. 

Meskipun aku ucapkan kata-kata itu dengan nada serius, Reiji tetap acuh tak acuh seperti biasanya. 

「 Baiklah, apa yang harus kulakukan? 」

Tangan Reiji mulai bersinar terang. 

Setelah itu, aku, yang dekat dengannya, mengalami kesulitan melihat sekelilingku. 

Reiji melemparkan cahaya bersinar tinggi ke langit. 

Lingkup cahaya itu bersinar di langit malam seperti matahari naik dari arah timur untuk kedua kalinya. 

Sihir ‘sunlight’ dengan kekuatan maksimum. Itulah mantra unik Reiji karena atributnya adalah cahaya. 

‘Sunlight’ menyinari seluruh Kerajaan Rox. Dengan ini, para zombie mungkin hangus dalam sekejap. 

Aku menatap pemandangan di bawahku. 

「 Eh, tidak... mungkin 」

Kerajaan terbungkus sesuatu yang menyerupai kabut hitam. 

Kupikir penyebabnya karena terangnya sihir ‘sunlight’. 

「 Itu ‘night robe’ 」

Seperti yang disebutkan Reiji, benda yang menyerupai kabut hitam tebal adalah ‘night robe’, sihir yang dapat melindungi pengguna dari sihir ‘sunlight’. Tapi, ini pertama kalinya aku melihat ‘night robe’ bisa menutupi seluruh kerajaan. 

Dengan ini, sihir ‘sunlight’ tingkat maksimum Reiji takkan bisa mencapai zombie. 

「 Menggunakan sihir berskala besar… Apa pelakunya hanya sekedar anggota Striges? 」

Aku tak dapat berpikir kalau pelakunya adalah Striges yang sama kami lawan sebelumnya. Mungkin pelakunya adalah iblis yang lebih kuat. 

Jika itu masalahnya, maka Nao dalam bahaya. Mungkin aku harus pergi untuk menyelamatkannya segera. 

「 Reiji-kun. Aku akan pergi menyelamatkan Na-…. 」 

Aku ucapkan sambil melihat Reiji. Namun, Reiji sedang melihat ke arah istana kerajaan. 

Wajahnya nampak aneh. 

「 Reiji-kun? 」

「 Chiyuki! 」

Tiba-tiba, Reiji berteriak ke arahku. 

「 Ada apa, Reiji-kun? 」

「 Aku akan menyelamatkan Almina! Kutinggalkan sisanya padamu 」

「 Tunggu dulu, REIJI-KUN! 」

Reiji sudah lenyap tanpa kubisa menghentikannya tepat waktu. Ini sihir gerakan pelacak. Mungkin dia pergi ke sisi Almina. 

「 Ya ampun… Bertindak sesuka hatinya aja… 」

Aku mengeluh di tempat di mana Reiji berada beberapa saat yang lalu. Kau pikir kami ini apa? (Catatan: KACUNG!!!! WKWK 😆) 

Kuperhatikan kalau perlakuannya terhadap kami sedikit ceroboh setelah kami datang ke dunia ini. 

Meski aku ingin dia mendengarkan keluhanku, aku tak punya waktu untuk melakukan itu. Aku harus pergi ke tempat Nao segera. 

Kemampuan serangan Nao rendah, tapi evaluasinya tinggi. Itu sebabnya dia akan mengalami pertempuran yang sulit. 

Meskipun bukan ancaman besar jika iblis itu adalah Striges, akan menjadi cerita yang berbeda jika itu adalah iblis yang lebih kuat. Aku harus buru-buru. 

Jadi, aku menjelajahi posisi Nao dengan sihir.
Facebook twitter Google

Related Post

0 Komentar