Act 2: Tanduk Raja Naga Suci
Dia yang Memancarkan Cahaya, Dia yang Menjauhkan Kegelapan
» Ksatria Kegelapan, Kuroki
「 BANGSAT, SIAPA KAU? 」
Pria bertopeng itu memakiku.
Tapi aku yang seharusnya bertanya.
Siapa pria bertopeng ini?
「 Kenapa kau bisa bergerak di wilayahku! Perlindungan Ilahi dari Nargol-sama seharusnya merebut kekuatanmu! 」
Bahkan jika kau bilang gitu, kupikir itu karena wilayahmu tidak berpengaruh terhadapku.
Ketika kucoba untuk menemukan sumber kekuatan sihir hitam yang memunculkan kabut hitam, aku tiba di pintu lorong bawah tanah, dan setelah kedatanganku, Mizuouji Chiyuki dan Todoroki Naomi sudah tertangkap olehnya.
Dan terima kasih pada pria bertopeng yang menangkap mereka, aku gak sengaja bergegas menuju Mizuouji Chiyuki dan menyelamatkan mereka berdua.
Mereka berdua sudah meninggalkan ruangan ini.
Saat ini, aku sedang melihat pria bertopeng itu.
Meski aku terlihat seperti orang yang mencurigakan dari sudut pandang orang luar karena wajahku lagi kusembunyikan, orang yang ada di depanku juga mengenakan topeng yang tidak mengenakkan untuk menyembunyikan wajahnya.
Dia mungkin bos dari orang yang menciptakan kabut hitam itu.
「 Kau gak terlihat seperti rekan pahlawan! Jawab aku! Siapa kau?! 」
Tentu saja, aku gak pernah bilang kalau aku rekan Reiji, dan aku juga gak punya niat untuk jadi rekannya.
Sebaliknya, jijik plus merinding membayangkan kalau aku akan bergaul dengan Reiji sebagai rekannya.
Yah, gimana lagi kalau dia berpikir begitu karena pada akhirnya aku menyelamatkan rekan-rekan Reiji.
Tapi, pria di depan mataku berusaha untuk membawa bencana untuk negara ini. Aku gak tahu siapa dia, tetapi aku harus menghentikannya.
Jadi, kupanggil senjataku dengan sihir. Kulepas kain yang kukenakan, dan aku pun langsung berubah jadi ksatria kegelapan. [Catatan: HENSHIN!!! KAMEN RIDER~~~!!!!!! DIEHART!!]
「 KSATRIA KEGELAPAN! 」
Pria bertopeng itu terkejut oleh penampilanku.
「 KENAPA! KENAPA BAWAHAN DARI PENGKHIANAT ADA DI TEMPAT INI? 」
Kata-kata pria bertopeng itu membuatku penasaran.
「 Pengkhianat? Tentang apa? 」
Akibatnya, aku bertanya pada pria bertopeng itu.
「 Huh, seolah kau melupakannya! ‘Dia’ berteman dengan Elios meskipun ‘dia’ putra yang paling dicintai oleh orang itu dan bahkan menghancurkan orang itu! 」
Meludahkan kata-kata itu ke arahku, aku terkejut setelah mendengar kata-katanya.
Itu kisah yang belum pernah kudengar. Nanti akan kutanyakan ke Modes ketika aku balik ke Nargol.
「 Dan kenapa ksatria kegelapan menyelamatkan rekan pahlawan? Mereka kan musuh bebuyutanmu 」
Bukannya aku ingin menyelamatkan mereka. Aku lakukan itu cuma karena terbawa suasana.
「 Bukannya aku ingin menyelamatkan mereka. Itu karena kau adalah musuh Modes, wajar jika kau adalah musuhku. Apa aku perlu alasan untuk melawan musuhnya? 」
Yang benar adalah, aku melakukan itu untuk menyelamatkan negara ini.
「 Huh, aku mengerti. Meski aku gak tahu darimana kau bisa tahu rencanaku, sekarang setelah kau mengetahuinya, kau harus mati! 」
Yang benar adalah, kebetulan telah menumpuk satu demi satu, menghasilkan situasi ini.
Aku merasakan aliran kekuatan sihir dari pria bertopeng itu.
「 Seorang kesatria kegelapan ingin menghentikan Zarxis ini, tangan kanan Nargol-sama, dewa kehancuran. NGIMPI KAU! 」
Kata-kata Zarxis membuatku terkejut. Nargol, dewa kehancuran. Aku baru dengar kata-kata itu.
「 OH PENJARA DARI NERAKA YANG MEMBEKUKAN JIWA YANG MATI, DENGARKANLAH PANGGILANKU! 」
Suhu ruangan tiba-tiba anjlok setelah aria Zarxis.
Aku tahu sihir yang coba digunakan Zarxis.
Ada sebuah neraka yang di mana jiwa sesat dari orang mati ditangkap di dunia ini dan ditakuti oleh para dewa dunia ini. Itulah definisi kematian di dunia ini.
Selain itu, ada penjara es yang akan menangkap jiwa orang mati di dalam neraka.
Zarxis sedang berusaha memanggil penjara es dari neraka. Ruugas bilang bahwa itu adalah puncak dari sihir ‘ice’.
Tapi, dia gak bisa mengalahkanku dengan sihir itu.
「 OH API HITAM, JADILAH PERISAIKU DAN BAKARLAH SEGALA SESUATU YANG MENDEKATIKU! 」
Dengan teriakkanku, api hitam muncul dalam bentuk penghalang dan mengelilingiku.
Penghalang api hitamku dan penjara es neraka Zarxis saling berbenturan.
「Api hitam, kah. Jangan bilang Runfel-... Bukan, kau bukan dia. Aku mengerti, kau adalah ksatria kegelapan yang dirumorkan, Diehart 」
Aku terkejut ketika Zarxis menyebutkan nama itu. Sepertinya aku jadi orang terkenal. Aku benci jadi orang yang diliputi oleh rumor, tapi...
「 Bagimu, yang bisa kalahkan pahlawan, untuk muncul di negara ini... Orua lagi tidak beruntung 」
Zarxis menghela nafas berat.
Aku pun ayunkan pedangku.
「 Ayo kita akhiri ini, Zarxis. Aku ingin hapus kabut hitam itu. Selain itu, ada banyak hal yang ingin kutanyakan. Jadi, maukah kau memberi tahuku? 」
Aku ingin bertanya tentang hubungannya dengan Modes. Meski begitu, aku tak berpikir dia akan jadi anak baik dan menjawab pertanyaanku.
「 Ini belum berakhir!! OH ‘UNDEAD’ AGUNGKU!! 」
Zarxis mundur. Pada posisinya, sebuah objek raksasa muncul entah dari mana.
「 Itukan... Naga? 」
Seekor naga muncul. Ukurannya mungkin sebanding dengan Glorious. Tapi, itu bukan naga normal. Itu hanya terbuat dari tulang.
「 Ini adalah naga zombie yang kubuat dari tubuh naga api. Aku telah meletakkannya di sini untuk melindungi ruangan ini. Kau takkan bisa kalahkan yang satu ini karena daya tahannya terhadap api. Ketika kau mencoba melawannya, pahlawan dan negara ini sudah dihancurkan 」
Aku melihat naga zombie itu.
「 Pada awalnya naga itu sama seperti Glorious, kah... 」
Naga itu sudah mati. Aku takkan memaafkan orang yang membuatnya tidak bisa beristirahat dengan tenang.
「 Pergi, naga zombie! Buat ksatria naga itu sibuk!! 」
Naga zombie itu menyerang ke arahku sesuai dengan perintah Zarxis.
Kuterima serangannya dari depan dan kuhentikan dengan lancar.
「 GUH! 」
Aku secara gak sengaja mengerang karena dampaknya.
「 Anak baik! Persis seperti itu, dan hentikan ksatria kegelapan!! 」
Kata Zarxis sambil tertawa.
Aku abaikan tawanya dan memusatkan kesadaranku sementara aku mencengkram kepala naga itu.
Aku melihat sesuatu yang menyerupai benang hitam di dalam kesadaran naga itu. Aku memasukkan kekuatan sihirku untuk memutuskan benang itu.
「 Oh naga agung, aku telah memutuskan benang yang mencegahmu dari istirahat abadimu. Kau bisa tidur nyenyak sekarang 」
Ketika aku bilang gitu, naga yang sudah jadi zombie itu menjadi patuh.
「 TIDAK MUNGKIN! Naga zombie-ku dijinakkan!! 」
Zarxis, yang coba meninggalkan ruangan sementara aku ditubruki oleh naga zombie, berteriak dengan suara tak percaya.
Naga yang mati itu mengangkat raungan gemuruh.
Tiba-tiba, aku bisa merasakan jiwa naga yang mati memasuki tubuhku.
「 Begitu ya... Jadi kau ingin pergi bersamaku 」
Lagian, aku gak punya alasan untuk menolaknya jika ingin pergi bersamaku.
Setelah itu tubuh naga itu pun hancur lebur.
「 Kuh. Apa yang kau lakukan!? Bahkan dewa-dewi Elios pun tidak bisa melakukan itu! 」
Zarxis tampaknya marah.
「 Eei! Tak tertolongkan lagi, kah. Aku merasa kasian dengan Orua, tetapi mau gimana lagi! 」
Tubuh Zarxis perlahan menjadi transparan.
「 Mau coba kabur? FIRE BIND! 」
Aku coba menangkapnya dengan tali yang terbuat dari kekuatan naga api yang masuk ke dalam tubuhku sebelumnya.
Tapi, sudah terlambat.
「 Kalau saja aku bisa makai sihir ‘transfer’... 」
Sangat disesalkan. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padanya, tetapi aku gak punya pilihan selain bertanya ke Modes ketika aku balik ke Nargol.
Prioritas-ku sekarang adalah mencari cara untuk hilangkan kabut hitam.
Jadi, aku mencari sesuatu yang pasti ditinggalkan Zarxis.
Setelah itu, aku mencari tempat dengan aliran kekuatan sihir yang kuat. Ketika aku berbalik ke arah tempat yang kurasakan aliran kekuatan sihir, aku menemukan formasi sihir besar yang bersinar merah.
Formasi sihir itu dibuat dalam bentuk garis-garis yang terhubung satu sama lain seperti jaring laba-laba.
Sesuatu yang menyerupai kabut hitam keluar dari formasi sihir itu.
「 Mungkinkah formasi sihir ini yang memanggil kabut hitam? 」
Aku hancurkan formasi sihir itu dengan pedang iblisku.
Akibatnya, sinar merah dan kekuatan sihir yang keluar dari formasi sihir itu menghilang.
「 Seharusnya kabut hitam itu sudah hilang sekarang 」
» Gadis Pedang, Shirone
「 Cakep dah... Bahkan jika hanya anda, tolong kaburlah dari sini... 」
Ucap Gallios dengan wajah penuh tekad. Aku gak tahu berapa banyak sisa kekuatan yang kumiliki setelah nghancurkan bangunan untuk buat barikade supaya mencegah zombie-zombie itu. Sejujurnya, aku dah pada batasnya.
「 Saya bersamanya, Shirone-sama. Kami sudah tidak memiliki kekuatan untuk melarikan diri, tetapi jika anda pasti bisa melarikan diri dari tempat ini 」
Nimri juga membujukku.
「 Kalian... 」
Terima kasih atas tawarannya, tapi aku tidak bisa melarikan diri dari tempat ini. Sayapku tidak bisa dipanggil sejak beberapa waktu yang lalu.
Selain itu, aku punya firasat bahwa ada semacam penghalang di tempat untuk mencegah siapa pun melarikan diri dari kerajaan ini. Jadi, hampir mustahil untuk melarikan diri dari tempat ini.
「 Uhn, aku tidak akan lari. Semuanya akan baik-baik saja, Reiji-kun akan lakukan sesuatu! 」
Aku gak punya pilihan selain mempercayai Reiji-kun.
「 Dan lagi. Aku gak mau berakhir seperti aku bertengkar ama Kuroki 」
Aku ingat teman masa kecilku yang telah kulupakan. Dia cuma orang normal. Dia cuma orang yang sangat membosankan yang takkan buat hatiku berdebar seperti Reiji-kun. Tapi, kebosanan itu adalah sesuatu yang kuinginkan pada saat seperti ini.
Aku ambil pedangku. AKU GAK MAU MATI DITEMPAT INI!
「 Kalian semuanya, meski situasinya kacau, bertahanlah sebentar lagi! 」
Teriakku pada mereka.
Beberapa orang mencoba untuk bergerak walaupun mereka harus merangkak untuk mengikuti kata-kataku.
Tubuhku juga terasa letih. Aku nyaris gak berhasil mengayunkan pedangku.
Beberapa pejuang bebas juga gak punya kekuatan lagi untuk bergerak.
Tapi, mereka gak punya pilihan selain memaksa tubuh mereka untuk bergerak. Setiap orang melakukan yang terbaik. Jadi, tidak mungkin aku jatuh di tempat ini.
Jadi, aku angkat pedangku.
「 Cahaya! 」
Tiba-tiba seseorang meneriaki kata itu.
Aku bisa merasakan sesuatu yang hangat di atas-ku.
「 Kabut hitamnya sudah hilang 」
Ketika kulihat sekeliling, kusadari kalau kabut hitam sudah menghilang.
Dan kemudian, matahari yang dibuat Reiji-kun melayang di atas kami.
Aku merasakan kekuatan memancar keluar dari dalam tubuhku setelah mandi di bawah cahaya itu.
Kabut hitam hilang. Seluruh kerajaan saat ini diterangi oleh cahaya itu.
Orang-orang yang pingsan juga perlahan berdiri setelah mandi di bawah cahaya itu.
Para zombie lenyap ketika terkena cahaya itu.
Sepertinya kami terselamatkan dari situasi yang mengerikan ini.
「 Tuh kan, Reiji-kun telah menyelamatkan kita 」
» Sage Berambut Hitam, Chiyuki
「 Maaf karena aku tidak berguna... 」
Sahoko minta maaf padaku.
「 Spirit-san tidak mau keluar bahkan jika aku yang manggil mereka... 」
Ucap Rino dengan nada sedih.
「Begitu... 」
Aku bergumam dengan putus asa.
Aku menempatkan Nao yang tidak sadar di sampingku.
Aku bertemu dengan Sahoko-tachi setelah kembali ke daratan.
Meskipun aku minta Sahoko untuk menyembuhkan Nao, dia tidak bisa menggunakan kekuatannya.
Mungkin karena kabut hita itu.
Sepertinya kami tidak berdaya dan tidak dapat melakukan sesuatu terhadap kabut itu.
Sejauh ini kami berada dalam situasi yang mengerikan selain kami bertemu Diehart.
Tetapi ketika aku merenungkannya, kami sampai sekarang mungkin lagi beruntung.
「 Bisa jaga Nao sebentar 」
Aku berdiri.
「 Kau mau kemana, Chiyuki-san? 」
「 Ke lorong bawah tanah. Kupikir di sana ada sesuatu yang menciptakan kabut hitam itu 」
Berbeda dengan mereka, aku masih bisa menggunakan sihir. Itu sebabnya aku satu-satunya orang di tempat ini yang bisa melakukan sesuatu tentang situasi ini.
「 Pergi sendirian sangat berbahaya, Chiyuki-san! Dan lagi ada orang yang menyebabkan Nao-chan seperti gini di sana, kan? 」
Sahoko berkata begitu.
「 Ada seorang yang bertarung sendirian dengan orang itu di ruang bawah tanah. Aku tidak bisa meninggalkannya sendirian 」
「「 EH? 」」
Sahoko dan Rino terkejut dengan klaim-ku.
「 Seorang... bertarung di sana? Meski semua orang seharusnya kehilangan kekuatan mereka... 」
「 Bahkan kita ngalami kesulitan dalam situasi ini 」
Sahoko dan Rino menunjukkan wajah terkejut.
「 Dia... mungkin si cabul yang kita cari.... 」
Itu hanya tebakanku. Saat ini, ada manusia lain dari dunia lain di kerajaan ini selain kami.
Kekuatan yang dia tunjukkan di ruang bawah tanah. Jika dia si cabul itu, maka semuanya masuk akal.
Aku gak tahu kenapa dia sembunyikan wajahnya. Apa dia punya sesuatu untuk disembunyikan dari kami?
Dan, dia saat ini bertarung sendirian di ruang bawah tanah. Dia mungkin perlu bantuanku, pria bertopeng itu berbahaya.
Jadi, aku berencana untuk kembali ke tempat sebelumnya.
「 Ah, cahayanya... 」
Aku dengar suara Rino di belakangku.
Aku arahkan pandanganku ke langit setelah mendengar suaranya. Matahari Reiji, yang telah sepenuhnya tertutup oleh kabut hitam, sekarang muncul dengan terangnya di hadapan kami.
Ketika aku melihat lingkunganku, aku menyadari bahwa kabut hitam telah hilang.
Apa dia berhasil melakukan sesuatu di ruang bawah tanah? Aku tidak bisa mikirkan apa pun kecuali itu sebagai alasannya.
「 Kau berhasil ya, cabul... 」
» Ksatria Kerajaan Rox, Rember
「 Reiji-sama... 」
Almina, yang juga berbaring di sampingku, melihat pertarungan antara sang pahlawan dan Orua.
Almina nampak tegang.
Mungkin ekspresi-ku juga sama.
Gerakan sang pahlawan terlihat tumpul.
Dia nyaris menghindari serangan rentetan dari Orua dan Lucullus.
「 Huhm!! Seperti yang diharapkan dari pahlawan. Bahkan setelah aku makai sihir ‘berserker’ pada orang-orang ini, kau masih bisa bertahan 」
Berbeda dari pertempuran sebelumnya, keadaan Lucullus jelas tidak normal. Wajahnya nampak seperti binatang buas.
「 Terima kasih atas pujiannya. Aku mau bilang hal yang sama untukmu juga, yang selalu bersembunyi di belakangnya. Bagaimana jika kau keluar dan bertarung denganku 」
Sang pahlawan tertawa ketika dia berkata begitu. Meski dia memasang kuda-kuda yang kuat, dia jelas dirugikan di sini.
Orua menggunakan Lucullus-tachi sebagai tamengnya sambil bombardir pahlawan dengan sihir untuk mengganggunya.
「 Emang aku mau apa bertarung denganmu secara langsung. Aku telah menyelidikimu. Kau kuat, tapi sihir seranganmu tidak lain adalah elemen cahaya. Selama kami melakukan langkah-langkah yang diperhitungkan, aku bisa menahan sihirmu selama sihirmu kehilangan kekuatannya. Meski gitu, kekuatan bertarungmu benar-benar di luar perhitunganku 」
Orua mencibir sang pahlawan.
「 Kau sengaja ya melakukan semua ini, sepertinya kau lebih merepotkan dari yang kuharapkan 」
「 Kau masih tenang kah. Meski begitu, apa yang bisa kau lakukan saat ini? 」
「 Bahkan jika aku tidak bisa melakukan apa pun, wibu-ku akan lakukan sesuatu! 」
Ucap sang pahlawan sambil tertawa. Sepertinya dia mempercayakan sesuatu.
「 Hmm, bodoh sekali... PARA BUDAK, SERANG! 」
Orua memberikan perintah pada Lucullus-tachi untuk menyerang sang pahlawan.
Pertarungan antara sang pahlawan dan Lucullus-tachi berlanjut. Orua menyerang sang pahlawan dengan sihirnya dari belakang Lucullus-tachi. Pertarungan mereka sangat sengit.
Aku tidak bisa melakukan apa-apa selain menonton pertarungan mereka.
Tampaknya sang pahlawan sedang didorong mundur seiring berjalannya waktu.
Tetapi sang pahlawan masih berhasil melakukan sesuatu dengan batasannya.
Aku ingin tahu berapa menit lagi yang tersisa sampai keseimbangan hancur.
Tiba-tiba, beberapa ksatria kuil bersama dengan Lucullus terguncang.
Dan kemudian, setiap anggota kelompok Lucullus dikalahkan oleh serangan sang pahlawan.
「 Apa! MUSTAHIL! 」
Orua berteriak kaget.
Wajar saja jika dia terkejut. Orang yang seharusnya didorong tiba-tiba mendorong.
「 Apa yang barusan terjadi.... 」
Orua masih tercengang.
「 Kabut hitam-nya... 」
Gumam Almina.
Wajah tegang Almina telah kembali normal.
Saat aku melihat sekeliling, kabut hitam yang sebelumnya menyelimuti ruangan berangsur-angsur menghilang.
「 TIDAK MUNGKIN! APA YANG BARUSAN TERJADI! 」
Orua berteriak.
「 Sudah kubulang, kan? Chiyuki-tachi akan lakukan sesuatu untuk situasi ini! Wibu-ku kuat-kuat loh 」
Sang pahlawan tertawa.
Orua melihat sekelilingnya seolah dia tidak bisa menerima situasi ini.
「 Itu... tidak mungkin. Zarxis... sama... bohongkan... 」
Orua menggelengkan kepalanya seolah tidak bisa menerima situasi ini.
「 Reiji-senpai! 」
「 Rei-kun! 」
Dua orang memanggil nama sang pahlawan dari jauh.
Itu suara rekan wanita dari sang pahlawan.
「 Keadaan telah berbalik 」
Sang pahlawan tertawa ketika dia berkata begitu.
「 Guh...! 」
Orua mengerang frustrasi.
「 Aku masih belum selesai... Ini belum berakhir... 」
Orua mengambil botol dari sakunya saat dia mundur.
「 Awalnya, aku tak ingin menggunakan ini. Karena aku takkan bisa kembali setelah aku menggunakan ini... 」
「 Kekuatanku telah kembali. Aku gak tahu apa yang kau coba lakukan, tepi kau sudah kalah!! 」
Sang pahlawan mengarahkan pedangnya.
「 Rasakan ini! FEATHER ARROW! 」
Orua menembakkan beberapa bulu panahnya. Tapi targetnya bukan sang pahlawan.
Bulu panah itu diarahkan ke Almina.
「 Ups! 」
Tapi, sang pahlawan bergerak lebih cepat dari bulu panah dan menyingkirkan itu semua.
Orua memanfaatkan kesempatan itu dan menggunakan ramuannya.
Setelah minum ramuan-nya, tubuh Orua dari leher ke bawah mulai mengungkapkan bentuk burung yang sebenarnya–Striges. Tubuhnya tampaknya mengembang dengan kecepatan yang mengerikan.
「 GUAAA!! 」
Setelah ngeluarkan teriakan, Orua menghancurkan dinding atas dan lari ke arah langit.
「 Apa kau baik-baik saja, Almina? 」
Sang pahlawan mengabaikan Orua dan tersenyum ke arah Almina.
Almina sudah sembuh sampai bisa berdiri sendiri.
「 Reiji-sama! 」
Almina memeluk sang pahlawan. [Catatan: OI PUTRI, PERHATIKAN PACAR DISAMPINGMU. INI MAH NTR TERANG-TERANGAN..!!]
「 Reiji-sama... Iblis-nya... 」
「 Gak apa-apa, Almina. Aku gak tahu apa yang dia coba lakukan, tapi dia tidak bisa ngalahkanku 」
Tangan sang pahlawan bergerak ke arah punggung Almina.
「 Rei-kun! 」
「 Reiji-senpai! 」
Seseorang memanggil sang pahlawan dari belakang.
Sebelum kuperhatikan, rekan sang pahlawan telah berkumpul bersama. Sepertinya mereka berdua lagi dalam suasana hati yang buruk melihat sang pahlawan dan Almina saling berpelukan.
「 Sahoko, Rino. Aku mau kejar iblis itu dulu. Kutinggalkan Almina disisi kalian! 」
Setelah bilang gitu, sang pahlawan melepaskan pelukan Almina dan kemudian terbang menuju langit melalui dinding atap yang dihancurkan Orua.
「 Tunggu sebentar, Reiji-senpai! 」
「 Ya ampun, dia udah pergi... 」
Mereka berdua mengeluh sambil menatap ke dinding atap.
「 Uuuh... 」
Aku mengerang kesakitan.
Mereka berdua yang mendengar suaraku kemudian melihat ke arahku.
「 Eh? Orang ini terluka, Sahoko-san 」
「 Dia... Dia Rember, kan? Apa kau baik-baik saja? 」
Mereka akhirnya memperhatikanku. Jujur aja, aku gak baik-baik amat.
Rasanya seperti aku dilupakan oleh sang pahlawan dan Almina sejak beberapa waktu yang lalu. Jujur aja, aku hampir mati di sini.
White Saint melantunkan sihir ‘heal’.
Rasa sakit di tubuhku menghilang.
Aku tadi hampir tidak selamat.
» Sage Berambut Hitam, Chiyuki
「 Apakah kau baik-baik saja Nao-san? 」
Ketika kutanya ke Nao di situasinya saat ini, Nao mengangguk sebagai tanggapan.
Kabut hitam telah lenyap dan Nao telah membuka matanya.
Meskipun dia berhasil pulih berkat sihir Sahoko, dia masih agak lemah.
Sahoko dan Rino pergi ke istana di mana pertempuran tampaknya masih berlangsung.
Dan kemudian, di sini aku bersama Nao di pintu masuk lorong bawah tanah demi bertemu orang itu. Dia mungkin orang yang mengalahkan pria bertopeng itu.
Nao dan aku menunggunya di pintu masuk untuk menyatakan terima kasih kami.
Meski aku ingin masuki lorong bawah tanah, aku gak bisa bawa Nao bersamaku karena dia belum pulih, dan terlalu berbahaya bagiku untuk pergi sendirian.
Mau gak mau, aku menunggunya di depan pintu dan aku akan masuk apabila terjadi sesuatu di dalam.
「 Chiyuki... san 」
Nao manggil namaku.
Ketika aku melihatnya, dia melihat ke langit.
Aku tahu ada seekor burung yang terus dilihat Nao sejak beberapa waktu yang lalu.
「 Apa itu, burung? Nggak, itu kayaknya... Striges? 」
Aku gak bisa memastikannya karena tubuhnya terlalu besar untuk Striges.
Dan kemudian, tubuh burung seperti Striges terus menjadi semakin besar.
「 Apa itu? 」
Gumam Nao.
Mata Nao dan mataku terpaku ke langit.
Tubuh Striges yang nampak besar akhirnya menjadi sebesar kerajaan ini.
Dan kemudian, berubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda dari Striges. Tubuhnya yang seperti burung dan kepala yang seperti singa.
「 Bukankah itu terlihat seperti burung iblis yang hidup di gurun barat... 」
Aku telah melihat gambar burung iblis yang saat ini terbang di atas kerajaan ini sekali didalam buku sebelumnya. Angin yang dibawa bersama burung iblis yang hidup di gurun barat dikatakan membawa malapetaka.
Tubuh burung raksasa itu melahap matahari Reiji dan melepaskan bayangan besar, meliputi seluruh kerajaan ini.
「 GUEEE~! 」
Bersamaan dengan teriakan itu, burung iblis mengepakkan sayapnya yang besar untuk menciptakan tornado. Bangunan yang dekat dengan tornado itu terhempas.
「 Ini akan jadi masalah jika kita tidak lakukan sesuatu terhadap burung iblis itu... 」
Saat aku mau terbang dengan sihir ‘flight’.
「 AH, REIJI-SENPAI! 」
Nao menunjuk dengan jarinya.
Seorang yang tertutup oleh cahaya keluar dari tempat burung iblis itu muncul. Kali ini, pasti, Reiji yang keluar dari gedung itu.
Reiji berhadapan dengan burung iblis itu.
「 DASAR BANGSAT! MOKAD KAU BERSAMA KERAJAAN INI!! 」
Burung iblis menjerit. Suaranya bergema keras di sekitarnya.
Semua orang di kerajaan ini mungkin merasa takut ketika mendengarkan emosi jahat yang dikemas ke dalam suara burung iblis itu.
「 SELAMA AKU DISINI, TAKKAN KUBIARKAN KAU MELAKUKAN SESUKAMU―! 」
Sekarang, Reiji yang berteriak dengan kenyaringan yang sama. Itu nampak mirip seperti lagu yang kudengar beberapa waktu lalu.
「 MAKAN INI! 」
Burung iblis mengepakkan sayap raksasa dan menembakkan bulunya. Bulu-bulunya berubah menjadi panah raksasa dan melesat menuju Reiji.
「 ITU TAKKAN MEMPAN TERHADAPKU―――!!! 」
Sejumlah bola cahaya yang tak terhitung jumlahnya muncul di sekitar Reiji.
Bola cahaya itu melesat ke bulu panah raksasa itu. Itu sihir Reiji, ‘Thousand Light Spheres’.
「 Sekarang, giliranku! 」
Dengan teriakannya, formasi sihir raksasa muncul di depan Reiji.
「 Itukan... 」
Aku tak sengaja bergumam. Sihir yang akan digunakan Reiji adalah sihir yang bahkan Oudith dan dewa-dewi Elios tidak bisa gunakan–Light Cannon Heavenly Might. Rena terkejut ketika Reiji menggunakan sihir itu untuk pertama kalinya.
「 GOOOO―! 」
Pilar cahaya yang muncul dari formasi sihir Reiji menelan burung iblis itu.
「 GUEEEEEE―! 」
Jeritan burung iblis itu terdengar. Tubuh burung iblis itu akhirnya lenyap di telan cahaya.
Dan lagi, pilar cahaya yang meleyapkan burung iblis itu masih berlanjut, mencapai cakrawala yang gelap.
Satu-satunya yang tersisa hanyalah Reiji beserta mataharinya.
Keheningan menyelimuti sekitarnya. Selanjutnya, diikuti oleh sorakan keras.
Meskipun tidak ada orang di sekitarku dan Nao, sorak-sorai telah mencapai sejauh tempat kami.
Sorak-sorai yang memuji Reiji terus bergema di kerajaan.
ntabss !! njut min
BalasHapusSemangat min!...
BalasHapusAaa~ Mati kau, Almina
BalasHapusNTR bangsat. Atut au....!!!
BalasHapusDitunggu kelanjutannya
BalasHapusbaca cerita NTR berasa kaya hidup enggan matipun tak mau. :')
BalasHapusditunggu kelanjutannya min
BalasHapusKok jafi kesel putri si reiji juga kampret main Ntr uda tahu udah punya pasangan
BalasHapusSalah translate kah? Kok ada kata "wibu-ku" njir
BalasHapus