Ankoku Kishi Monogatari Bab 28 Bahasa Indonesia

/
Act 2: Tanduk Raja Naga Suci
Meninggalkan Kerajaan Rox

» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

Zombie telah dimusnahkan. Dan kerajaan pun kembali damai. 

Saat ini, aku sedang berjalan-jalan sendirian. 

Sepanjang jalan, aku mendengar orang-orang di sekelilingku memuji Reiji. 

Reiji dipuji karena tindakannya atas menyelamatkan kerajaan ini. 

Aku melihat sihir terakhir Reiji; itu menakjubkan. 

Dan kemudian, aku ingat waktu itu. 

Aku kembali ke darat setelah ngehancurkan formasi sihir Zarxis. Tetapi, aku terkejut ketika aku ngetahui kalau Mizuouji Chiyuki dan Todoroki Naomi sedang menunggu di pintu masuk. Namun, ketika perhatian mereka teralih ke langit, tanpa ragu aku langsung menyelinap keluar. 

Beberapa saat setelah aku meninggalkan mereka, langit tiba-tiba menjadi cerah. Ketika aku noleh ke langit, ada cahaya bersinar dari arah Reiji. Aliran cahaya itu menerangi langit dalam jarak yang sangat jauh. Mungkin mustahil untuk bertahan melawan sihir itu dengan sihir normal. 

Reiji tidak makai sihir itu ketika kami bertarung sebelumnya. Akan kuingat itu jika aku bertarung lagi di masa mendatang. 

Jujur ya, aku tidak ingin melawannya. Tapi, jika dia menyerang Nargol lagi, aku harus melawannya. 

Masalahnya adalah Rena. Semuanya akan baik-baik saja selama dia menyerah menyerang Nargol. Apa yang harus aku lakukan untuk menghentikannya? Itulah masalah utamanya. 

Belum lagi, aku tak tahu apa yang dia coba lakukan di kerajaan ini. Rena meninggalkan kerajaan ini pas pagi tiba. Meski aku tak tahu apa yang dia pikirkan, nampaknya aku harus berikan perhatian khusus pada setiap gerak-gerik-nya. 

Dan ada hal lain yang membuatku merasa tidak enak. Yaitu Zarxis. 

Siapa dia? Kata-katanya membuatku merasa tidak enak. Dia manggil Modes sebagai pengkhianat. Menyebut dirinya sebagai tangan kanan Nargol, dewa kehancuran. Dan berbicara tentang Nargol, itu seharusnya tanah yang diperintah oleh Modes. Tapi, sepertinya kata 'Nargol' memiliki makna lain. 

Aku akan tanya ke Modes tentang hal itu ketika aku kembali. Tapi sebelum itu, aku harus selesaikan tujuanku dulu di tempat ini. 

Aku akan meninggalkan kerajaan Rox besok pagi. 

Sebelum itu, aku akan menyampaikan salam-ku kepada orang-orang yang telah membantuku di kerajaan ini. 

Ketika aku memikirkan itu, aku melihat wajah yang akrab berjalan di depanku. 

「 Rember-dono, ada apa? 」 

Orang yang datang adalah Rember. Tapi nampaknya dia berbeda dari biasanya. Seperti dia mengkhawatirkan sesuatu. 

Selain itu, sekarang ‘kan istana kerajaan lagi ngadakan perjamuan untuk merayakan kemenangan Reiji. Aku dengar bahwa Gallios dkk diundang ke perjamuan. Karena mereka berhasil ngerembes para zombie, sepertinya mereka menerima undangan khusus. 

Wajar aja sih, itu karena mereka bertarung dengan gagah berani untuk mencegah zombie memasuki wilayah kota. 

Yang paling menyedihkan adalah ksatria kuil. Meski tidak ada yang tewas dalam insiden ini, mereka dikendalikan dan dipaksa untuk ngarahkan pedang mereka ke arah pahlawan. Nampaknya mereka akan menggantikan tugas penjaga istana sampai Reiji dkk kembali ke Republik Suci Lenaria. Selain itu, mereka bilang bahwa memanfaatkan istana kerajaan untuk datang ke perjamuan mungkin merupakan penghinaan bagi mereka. 

Meski Gallios tidak ingin hadir ke perjamuan, dia gak punya pilihan lain selain hadir sebagai pemimpin dari pejuang bebas. 

Aku juga diundang tapi aku menolak karena aku tidak ingin bertemu Reiji. Itu sebabnya aku berjalan sendirian sekarang. 

Apa tidak apa-apa bagi Rember, yang seorang ksatria, untuk tidak hadir ke perjamuan itu? Atau mungkin, dia lagi ada tugas lain? 

「 Eh... Ah... Kuro-dono... 」 

Rember menatapku dengan wajah muram. 

Meskipun aku tepat di depannya, dia nampaknya tidak memperhatikan salamku. 

「 Apa yang terjadi? Apa tidak apa-apa bagimu untuk tidak berada di istana kerajaan? 」 

Ketika aku tanya pertanyaan itu, Rember menggelengkan kepalanya. 

「 Tidak, tidak apa-apa... Karena istana kerajaan akan baik-baik saja bahkan tanpa aku 」 

Bilang Rember tanpa melihat mataku. 

Entah kenapa, Rember nampak tidak bersemangat. 

Aku telah menerima banyak bantuan darinya selama aku tinggal di kerajaan ini. Mungkin itu bukan urusanku, tapi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian. 

「 Rember-dono. Bagaimana kalau kita minum bareng? Aku yang traktir 」 

Aku tidak minum minuman keras, tapi setidaknya aku akan menemaninya. 


» Sage Berambut Hitam, Chiyuki 

「 Ada orang seperti itu ya... 」 

Ketika kuceritakan tentang pria bertopeng di bawah tanah ke Reiji, Reiji menunjukkan ekspresi kesal. 

「 Maaf ya, Chiyuki. Kalau saja aku ikut denganmu... 」 

Reiji minta maaf padaku. 

Kau pergi demi menyelamatkan Almina, kan? Meski aku balas seperti itu dalam pikiranku, aku takkan mengatakannya dengan lantang. 

Itu mungkin batasan Reiji. Ketika dua wanita berada dalam bahaya pada saat yang bersamaan, dia tidak bisa menyelamatkan mereka berdua. 

Dia membuat pilihan yang tepat untuk pergi ke sisi Almina karena dia tidak miliki kekuatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi berkat itu, aku terlibat dalam bahaya. 

Bukan berarti Reiji akan merasa khawatir terhadapku, cuma itu karena dia pikir kalau aku bisa menyelesaikannya sendiri sehingga dia pergi untuk menyelamatkan Almina. 

Bahkan jika telah menerima perlakuan yang sama di dunia kami, aku tidak akan marah. Aku sendiri tidak ingin diselamatkan terlalu sering. 

Tapi, aku benaran takut pada saat itu. 

Aku gak tahu apa yang akan terjadi padaku jika pria itu tidak datang untuk menyelamatkanku. Dia orang kedua yang menyelamatkanku setelah Reiji. 

Meski aku ingin ucapkan terima kasih, dia tidak keluar, jadi aku bergegas ke ruang bawah tanah. 

Di sana, aku tidak lagi melihat dia dan pria bertopeng itu, tetapi aku menemukan jejak pertarungan mereka. 

Aku percaya kalau disana ada semacam sihir maut saling berbenturan. 

Lantai meleleh karena suhu tinggi atau membeku menjadi bongkahan es. Nampaknya sihir tingkat tinggi digunakan selama pertarungan itu. 

Meski orang yang datang untuk menyelamatkanku sangat kuat dalam pertarungan jarak dekat sampai-sampai bisa melempar Kaya, sepertinya dia juga penyihir yang sangat mahir. Siapa sih dia ini? 

「 Chiyuki-san, seperti apa orang yang datang menyelamatkanmu? Apa kau lihat wajahnya? 」 

Shirone bertanya dengan mata berkilau. Shirone sangat menyukai kisah heroik. 

「 Gak tahu. Wajahnya disembunyikan 」 

Aku gak tahu wajah dan figurnya karena wajahnya disembunyikan. Tapi aku bisa merasakan kebaikannya. 

「 PENYELAMAT MISTERIUS YANG MENYEMBUNYIKAN WAJAHNYA. ITU PERKEMBANGAN YANG MENAKJUBKAN, IYAKAN?! 」 

Nao bergabung dengan Shirone dalam percakapan itu. 

「 BENAR! 」 

Shirone dan Nao tertawa bersama. 

Nao juga diselamat bersamaku ketika dia masih gak sadarkan diri. Itu sebabnya dia mungkin tidak merasakan perasaan yang sama denganku. 

「 Nao-san... Kau berada dalam situasi berbahaya saat itu, tahu 」 

Aku menghukum Nao karena tindakannya yang ceroboh pada saat itu. Meski berakhir menjadi perkembangan yang menarik, itu bukan sesuatu yang harus ditertawakan. 

「 Ya, itu benar. Sungguh meyakinkan mengetahui bahwa ada seseorang yang melindungi kita di balik layar. Aku ingin bertemu dengannya 」 

Nao merespons dengan senang hati. 

「 Oi, oi, kalian semua. Apa kalian lupa kalau dia itu cabul? Selain itu, dia juga mencurigakan karena tidak menunjukkan identitasnya 」 

Ucap Reiji seolah mencoba mengejeknya. 

Dia berusaha untuk tenang, tetapi nampaknya dia merasa tidak senang kalau aku dan Nao diselamatkan oleh pria lain. 

Reiji benci pria kecuali dirinya sendiri. 

Dia gak punya teman sesama jenis bahkan di dunia kami. Belum Lagi, dia selalu dikelilingi oleh gadis. Bahkan jika ada orang sesama jenis di sekitarnya, mereka hanya pengikutnya dan bukan temannya. 

Selain itu, karena mereka adalah orang-orang yang mendekatinya sambil memandangi gadis-gadis yang dekat dengannya, biasanya hanya masalah waktu sampai Reiji mengusir mereka. 

Tindakannya mirip dengan singa jantan. 

Jika dibandingkan dengan binatang, Reiji itu seperti singa. 

Dia takkan biarkan pria lain mendekatinya. Pria lain yang mencoba mendekatinya akan digigit sampai mati. 

Dan kemudian, dia memastikan bahwa semua gadis cantik adalah miliknya. Jadi, dia benci pria. 

Dia takkan mengakui pria lain selain dia; mungkin karena dia tidak terkalahkan dan menganggap pria lain sebagai lemah. 

Orang yang menyelamatkan kami kali ini pasti kuat. Mungkin saja akan berubah menjadi pertarungan jika dia mendekati Reiji. 

Mungkin dia gak mau mendekat karena dia tahu kalau Reiji adalah tipe orang seperti itu. Tapi nampaknya bukan itu masalahnya. Kalau begitu, kenapa wajahnya disembunyikan? Apa dia punya alasan untuk melakukan itu? 

Selama kami tahu alasannya, dia adalah sekutu potensial kami. Dia mungkin akan membantu kami selama dia adalah sekutu kami. 

Itu sebabnya aku ingin Reiji menerimanya sebagai sekutu kami. 

「 Reiji-kun, dia telah menyelamatkan aku dan Nao-san. Menyebutnya cabul itu gak sopan tahu 」 

Kami gak boleh memanggil seseorang yang akan menjadi rekan kami setelah ini sebagai cabul. 

「 Bahkan jika benar kalau dia yang menyelamatkan kalian, kau seharusnya tidak membelanya, Chiyuki. Dia mungkin akan menuntut sesuatu yang tidak senonoh sebagai balasannya 」 

Setelah mendengar kata-kata Reiji, aku membalas, 'Itu kau!' dalam pikiranku. 

Sudah berapa kali kau letakkan tanganmu pada gadis-gadis yang kau selamatkan sampai sekarang? Kau pikir kami buta apa? 

Dan lagi, dia seharusnya tidak menyembunyikan identitasnya jika dia ingin meminta sesuatu sebagai balasannya. 

Tapi, dari sikap Reiji, nampaknya menjadikannya sebagai sekutu kami akan sulit. Mungkin lebih baik untuk mengetahui identitasnya dulu. 

「 Hei, Chiyuki-san... Bagaimana dengan pria bertopeng itu? 」 

Ucap Sahoko dengan nada cemas. 

Aku juga resah tentang itu. Meskipun penyelamat kami nampaknya telah memenangkan pertarungan sejak kabut hitam menghilang, aku gak tahu apa yang terjadi dengan pria bertopeng itu. Bahkan jika dia mati, kami tidak menemukan mayatnya. 

「 Aku gak tahu apa yang terjadi dengan pria bertopeng itu 」 

Aku menjawabnya sambil menggelengkan kepala. 

「 Nee, Chiyuki-san, pria bertopeng itu menyebut dirinya bawahan raja iblis, kan? 」 

Aku mengangguk setelah mendengar pertanyaan Nao. 

「 Aku bertanya padanya apa dia bawahan Nargol, dan jawabannya positif 」 

「 Kalau gitu, apa dia rekan Diehart? 」 

「 Mungkin saja sih. Kenapa kau tanyakan itu padaku, Rino-san? 」 

Apa yang ingin dia katakan padaku? 

「 Kau tahu... Meski kita datang ke sini untuk menggagalkan rencana Diehart, itu sudah ada dalam pikiranku karena kita tidak melihat sosoknya sama sekali 」 

Sekarang Rino menyebutkannya, itu benar. Aku bahkan belum melihat sosok Diehart selama kejadian itu. 

「 Benar. Aneh sekali. Apa yang dia coba lakukan? 」 

Aku memiringkan kepalaku nampak bingung. 

「 Yah, lupakan saja. Kenapa kau berpikir tentang orang yang membuat Chiyuki-san dan Nao-chan menderita pengalaman yang begitu berbahaya? Aku akan mengalahkannya saat aku melihatnya! 」 

Ucap Shirone dengan nada marah. Sepertinya dia berpikir bahwa Diehart adalah alasan utama baginya karena kehilangan jalan untuk kembali. 

「 Ya, semuanya! Kali ini pasti akan kukalahkan dia! 」 

Ketika Reiji berkata begitu, semua orang kecuali aku menganggukkan kepala. Kita gak boleh membiarkan yang berbahaya itu sendirian, tetapi aku pikir lebih baik jika kita lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan. Bagaimanapun, hidup kita dipertaruhkan. 

Tapi, nampaknya Reiji tidak bisa dihentikan. Jadi, mau bagaimana lagi. 

「 Uhm... semuanya, makan malam sudah siap 」 

Beberapa saat setelah kami berbicara tentang itu. 

Almina memasuki ruangan dari pintu terbuka. 

Semua mata diarahkan pada Almina dalam sekejap. 

Almina mengenakan gaun pink cantik seolah-olah menunjukkan semangat juangnya. 

Mata Almina terkunci dengan mata Reiji. 

Nampaknya kesannya terhadap Reiji yang menyelamatkannya dari bahaya seperti seorang pangeran di atas kuda putih. Almina menatap Reiji dengan tatapan kuat. 

Aku heran ‘dah berapa banyak orang yang melihat Reiji dengan mata itu. Terus tunangannya mau dikemanakan? 

「 Semuanya, ayo nikmati pestanya 」 

Bilang Reiji. 

Kayaknya istana kerajaan mengadakan perjamuan untuk memuji Reiji atas upayanya menyelamatkan kerajaan ini. Sepertinya mereka sedang membuat persiapan di ruangan lain. 

Dan istana kerajaan juga menyiapkan perjamuan khusus untuk menyampaikan rasa terima kasih mereka atas penyelidikan menara. Aku pikir mungkin istana kerajaan merasa takut terhadap kami, makanya mereka juga mempersiapkan pesta atas penyelidikan menara. 

Adapun kami yang berhasil musnahkan Striges untuk selamanya. 

Dan bukan hanya royalti, orang-orang kerajaan yang berpartisipasi dalam pekerjaan ini juga menghadiri pesta ini. Mungkin mereka berusaha menunjukkan rasa hormat mereka. 

Itu sebabnya perjamuan berubah jadi pesta. 

Kami mengikuti Almina. 


» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

Restoran White Scale lebih sepi dari biasanya; seolah-olah kami memesan seluruh tempat. 

Kayaknya alasannya adalah karena pelanggan tetap mereka, para pejuang bebas diundang untuk hadir ke perjamuan di istana kerajaan. Gadis maskod yang biasanya disini saat ini membantu di istana kerajaan, jadi disini cuma ada pemilik toko saja sekarang. 

Rember dan aku memasuki toko. 

Di depan kami ada makanan dan minuman keras. 

Makanannya pasti kurang lebih dari makanan sederhana yang disajikan di toko ini. 

Nampaknya dia tidak bisa buat apa-apa selain makanan sederhana karena semua hidangan yang dimasak dikirim ke istana kerajaan. Saat ini mungkin perjamuan untuk memuji Reiji baru saja dimulai. 

Meski pemilik toko minta maaf atas makanan sederhana-nya, itu udah cukup bagiku yang gak pilih-pilih makanan. 

「 Aku tidak bisa melakukan apa-apa... 」 

Rember, yang duduk di depanku, bilang itu dengan ekspresi pahit. 

Jujur, aku gak tahu harus bilang apa padanya. Aku benar-benar gak berdaya dalam situasi ini. 

Dia tidak bisa melindungi kekasihnya yang ditikung oleh Reiji. 

Namun, berkat Reiji, mungkin saja Rember dan Almina akan kehilangan nyawa mereka. Jadi, dia tidak bisa menyumpahi Reiji. 

Saat ini dia tidak bisa berbuat apa pun selain mengutuk ketidakberdayaannya sendiri. 

「 Jadi, setelah ini apa yang ‘kan kau lakukan, Rember-dono? 」 

Aku ingin tahu apa yang akan dia lakukan setelah ini. Apa dia akan membatalkan pernikahannya dengan putri Almina? Tapi tuan putri sendiri mungkin tidak bisa meyakinkan dirinya untuk menikah dengannya. 

「 Kupikir aku akan mengundurkan diri dari posisiku sebagai ksatria 」 

「Begitu... 」 

Aku mungkin akan melakukan hal yang sama jika aku berada di posisi Rember. 

Cuma ada Reiji di hati putri Almina. Menikahi wanita yang sudah memiliki pria lain di hati mereka cuma akan membawa rasa sakit baginya. 

Jadi, dia gak punya pilihan lain selain menyerah jika ada sosok pria yang lebih besar dari dirinya. 

Meski beberapa pria gak peduli dengan hal-hal seperti itu, aku mirip dengan Rember dalam hal itu. 

「 Mungkin ide bagus untuk memulai perjalanan seperti Kuro-dono setelah pensiun dari jabatanku sebagai ksatria... 」 

Bilang Rember sambil menatapku. 

Rember adalah pria yang luar biasa. Dia mungkin baik-baik saja bahkan jika dia membuang posisinya sebagai ksatria. 

Meski dia tidak harus melakukan itu, dia tidak punya pilihan lain dalam situasi ini. 

Lalu, aku pun berpikir kalau pensiunnya dia nanti mungkin akan menjadi berita yang paling menyedihkan bagi kerajaan ini. 

Ya jelas ‘lah, ‘kan seorang pria seperti Rember pasti diperlukan selama masa damai. Meskipun dia tidak banyak membantu, kehidupan damai kerajaan ini dilindungi oleh orang seperti Rember. Meski dia tampak seperti orang yang kaku dan membosankan, orang-orang akan memperhatikan betapa pentingnya dia ketika dia sudah tidak ada. 

Berkebalikan dengan Reiji. Reiji akan bersinar terang selama situasi darurat, dan akan membusuk selama masa damai. 

Itulah makna hidup seorang pria yang dipuji sebagai pahlawan. Karena seorang pahlawan tidak akan terpisah dari bencana yang disebut raja iblis. 

「 Perjalanan ‘kah... Aku mau meninggalkan kerajaan ini besok pagi, tapi kita mungkin bisa bertemu lagi di tempat lain jika kita mengambil jalan kita masing-masing 」 

「 Selama waktu itu tiba, ayo kita minum bareng lagi, Kuro-dono 」 

Rember tertawa. Sepertinya dia mendapatkan kembali sedikit semangatnya. 

Rember yang berusaha untuk tabah, sekarang sudah merasa baikkan daripada terus menghela nafas tanpa henti. 

Aku juga ingin seperti dia. 

「 Ya, tentu saja 」 

Balasku begitu pada Rember. 

Aku gak tahu jalan apa yang akan Rember ambil. Tapi, aku berdoa untuk keberuntungannya agar suatu hari nanti kami akan bertemu lagi. 


» Pejuang Bebas Kerajaan Rox, Gallios 

「 Kampret... Apa-apaan tuh? Meskipun kita juga melakukan yang terbaik 」 

Steros, pejuang bebas lain sepertiku, mengeluh. 

Steros sedang ngelototi pahlawan yang lagi dikerumuni banyak wanita. 

Karena prestasi kami, kami, pejuang bebas, diundang ke perjamuan ini. 

Para wanita muda dari seluruh negera diundang ke perjamuan ini untuk memberikan pujian kepada orang-orang yang berjasa atas insiden ini. Pejuang bebas muda lain seperti Steros datang ke sini dengan ekspresi songong, tetapi, karena semua wanita dimonopoli oleh pahlawan, saat ini, hanya kelompok pria yang menikmati makanan dan minuman. 

「 Yah, kau tahu. Pahlawan-sama ‘kan spesial 」 

Jadi, aku menghibur Steros. 

「 Gallios-san... Tapi tetap saja... 」 

Gumam Steros seolah-olah melampiaskan ketidakpuasannya padaku. 

Tampaknya tidak ada cara lain untuk menghilangkan ketidakpuasannya. 

Setelah percakapan singkat itu, seorang wanita mendekati kami. 

「 Shirone-sama! 」 

Steros, yang menunjukkan ketidakpuasannya beberapa saat yang lalu, memerah setelah melihat dia. 

Wanita yang datang menemui kami adalah salah satu wanita pahlawan, Shirone. 

「 Terima kasih atas usaha kalian hari ini, semuanya 」 

Ketika dia bilang begitu dengan senyum berseri-seri, ketidakpuasan para pejuang bebas muda lenyap seketika. 

Kemudian sorakan keras pun terdengar dari para pejuang bebas ketika kedatangan sang bunga ke sarang pria bau kencur ini. 

「 Apa kau baik-baik saja gak di sisi pahlawan-sama? 」 

Bilangku sambil mendekatinya. 

Di sekitar pahlawan cuma ada para wanita. Apa kau tidak khawatir kalau nanti akan tumbuh cinta terlarang? 

「 Tidak apa-apa, Reiji memang spesial 」 

Sepertinya dia tidak khawatir tentang hal-hal seperti itu. 

「Begitu... 」 

Jawabku singkat. 

Jika para wanita di sekitar pahlawan bubar, Steros mungkin akan mendatangi mereka. 

Wanita di hadapan kami juga spesial. Tidak peduli seberapa kerasnya Steros menginginkannya, itu tidak akan tercapai. 

Bahkan jika wanita ini nampak berbeda dari yang lain, dia juga salah satu di antara banyak wanita yang akan melayani pahlawan, karena tidak ada gadis yang bisa jadi istri pahlawan kecuali mereka memiliki hati yang kuat untuk menerima keadaan seperti itu. Jika aku, jika aku melakukan hal yang sama seperti pahlawan, Peneroa pasti akan menusukku dari belakang dengan pisau dapurnya. [Catatan: Yandere?] 

「 Uhm, Shirone-sama... Boleh saya bertanya? 」 

Tiba-tiba seseorang menyela pembicaraan kami. 

「 Uhm... ada apa, Nimri-san? 」 

Nimri mengangguk. 

「 Kalimat sage berambut hitam-sama barusan masih terbenam di pikiran saya, tapi... 」 

「 Ah, tentang itu ya... 」 

Aku juga mengangguk setelah mendengar kata-kata Nimri. 

「 Kalimat Chiyuki-san? Uhm, apa yang dia katakan? 」 

「 Sebelum perjamuan ini dimulai, saya ingat kalau orang yang menyelamatkan sage berambut hitam-sama mungkin saja Kuro-dono 」 

Sebelum perjamuan ini dimulai, sage berambut hitam bertanya ke kami tentang orang yang paling berkontribusi dalam pertempuran ini. 

Orang yang menyembunyikan wajahnya tidak diragukan lagi adalah Kuro. Pada saat itu, Kuro bilang bahwa dia akan menghentikan kabut hitam dan mengambil tindakan yang berbeda dari kami. 

Jadi, orang yang menghentikan kabut hitam kemungkinan besar adalah Kuro. 

Meski kami gak bisa memberitahunya pada waktu itu karena kami terlalu jauh, sekarang adalah kesempatan yang bagus untuk memberitahunya. Orang yang paling pantas atas konstribusinya tetapi tidak dipuji itu aneh sekali. 

「 Kuro? 」 

Shirone memiringkan kepalanya. 

Sepertinya dia lupa tentang keberadaannya meskipun pergi ke menara bersamanya. 

Nimri dan aku menjelaskan padanya tentang Kuro. 

「 U~hn. Sebenarnya, aku gak tahu karena aku gak pernah bertemu orang itu sendiri. Ayo coba konfirmasi dengan Chiyuki-san nanti 」 

「 Mohon bantuannya, Shirone-sama 」 

Aku membungkuk padanya. 

Meski Kuro tidak suka menonjol, pria seperti dia itu harus dipuji tindakannya. 

Bahkan jika tidak ada yang percaya akan kata-kataku, dia akan dikenali sebagai si pemberani selama rekan-rekan pahlawan mengatakannya. 

Tapi, dari sikap Shirone, nampaknya dia tidak percaya padaku. Aku tidak mengharapkan apa pun darinya. 

Namun, aku masih membungkuk ke arahnya. 


» Sage Berambut Hitam, Chiyuki 

Jujur aja, ini sangat menjengkelkan. 

Orang-orang berpengaruh dan bangsawan kerajaan ini terus mendatangiku satu demi satu. 

Berkat itu, aku tidak bisa bebas. 

Kenapa selalu aku yang mendapatkan perlakuan kayak gini? Kalau mau memuji, seharusnya kalian pergi ke Reiji, kan? 

Saat aku melirik ke arahnya, Reiji dikepung banyak wanita. Jujur, itu menggangguku. 

Sahoko dan Almina di sisinya menampakkan wajah yang tidak puas. Almina mungkin juga memperhatikan fakta ini sekarang tentang bagaimana rasanya berhubungan dengan Reiji. 

Rino dan Nao lagi di tempat makan. Kyouka keteteran seperti biasa. Jadi, dia meninggalkan pesta bersama Kaya. Shirone pergi ke pejuang bebas yang berjuang bersamanya. 

Dan di sinilah aku, mengobrol panjang lebar dengan kakek-nenek ini. Jujur, aku ingin keluar dari neraka ini. 

「 Chiyuki-san, bisa kesini sebentar... 」 

Shirone, yang seharusnya bersama para pejuang bebas, tiba-tiba memanggilku. 

Good Job, Shirone! Aku acungkan jempol pada Shirone dalam hatiku. 

「 Maaf ya. Aku mau pergi dulu... 」 

Jadi, kutinggalkan kakek-nenek itu sambil bilang begitu. 

「 Kau menyelamatkanku, Shirone-san. Apa yang ingin kau bicarakan? 」 

Aku ucapkan terima kasih dan kemudian menanyakan apa ingin dia sampaikan kepadaku. 

「 Ada sesuatu yang aku ingin kau dengar... 」 

Jadi aku mendengarkan cerita Shirone. 

「 Aku mungkin masih gak percaya sih, tapi... 」 

Shirone menceritakan tentang apa yang dikatakan Gallios padanya, fakta bahwa orang yang menyelamatkanku dan Nao di ruang bawah tanah kemungkinan seorang pejuang bebas yang bernama Kuro. 

Tapi, kayaknya Shirone tidak berpikir begitu. Alasannya, karena pria itu tidak mampu menahan sihir vampir ketika mereka pergi ke menara. 

Dan pria bertopeng itu lebih kuat dari vampir. Kalau begitu, akan aneh jika pria bernama Kuro itu menang melawan pria bertopeng itu. 

「 Aku mengerti, pria bernama Kuro itu seharusnya ada di tempat Gallios ‘kan. Besok kita akan pergi menemuinya 」 

Aku gak tahu apakah itu Kuro yang aku cari. Tapi, aku akan tahu selama aku bertemu dengannya. 

Karena, tanpa dia, aku gak tahu apa yang akan terjadi dengan kami dan kerajaan ini. 

Tiba-tiba aku berpikir tentang Reiji yang dikelilingi banyak wanita. 

Orang yang seharusnya dipuji saat ini bukanlah Reiji, melainkan orang yang menyelamatkanku. Kerajaan ini harus ucapkan terima kasih lagi ke Kuro kalau Kuro adalah orang itu. Tentu saja, termasuk kami juga. 

Aku ingin tahu apa yang dia lakukan sekarang. 


» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

「 Ap~a ka~u den~gar, Kuro-dono~ 」 

Rember sudah mabuk sekarang. 

Jujur, aku ingin bertanya pada diriku, apa yang aku lakukan di tempat ini. 

「 Rember-dono... Kupikir sudah saatnya kau berhenti minum... 」 

「 Gak ma~u! ! Aku belum puas min~um! ! ! Kau pun juga harus ikut minum, Kuro-dono~ 」 

Meski aku gak paham apa yang dia ucapkan, Rember terus minum minuman keras. 

Bahkan jika kau bilang begitu, aku gak mau minum minuman keras, jadi aku takkan meminumnya. Aku memang mencoba minum minuman keras dengan senpai-ku di dojo sebelumnya, tetapi aku merasa sakit hanya dengan melihatnya. 

Sejak itu, aku memutuskan untuk tidak minum minuman keras. 

Rember yang mabuk terus minum minuman kerasnya. Dia sudah menjadi pemabuk kelas kakap sekarang. 

「 Kenapa jadi begini... 」 

Aku ingin menangis. 

Dan begitulah, malam pun berlalu. 

***

Setelah mengemas barang bawaan-ku, aku bilang ke Gallios dan istri-nya kalau aku mau pergi. 

「 Begitu ya, rencananya mau kemana kau pergi setelah ini... 」 

Kata Gallios dengan wajah enggan. 

Gallios dan aku kembali agak larut malam tadi. 

Jadi, kuberi tahu mereka tentang keberangkatan-ku pagi ini. 

Meski Gallios dan istri-nya memintaku untuk pergi besok, aku memutuskan untuk pergi sekarang karena ada sesuatu yang aku khawatirkan. 

「 Aku lagi ada keperluan mendesak... 」 

Aku memandangi gunung yang terlihat dari kerajaan—tempat naga suci tinggal. 

「 Terima kasih atas apa yang kau lakukan pada Rember tadi malam... 」 

Peneroa-san mengucapkan terima kasih-nya. Rember mabuk tadi malam. Jadi, aku mengantarnya ke rumah Gallios karena aku gak tahu di mana dia tinggal. Dia tidur lelap di ruang tamu sekarang. 

Kupikir akan bagus jika aku bertemu Rember lagi. 

「 Sampai jumpa, Kuro! 」 

Aku mengangguk setelah mendengar kalimat itu. 

Aku akan datang lagi. 

Sangat disesalkan, tapi aku harus meninggalkan kerajaan Rox. 


» Sage Berambut Hitam, Chiyuki 

「 Dia pergi pagi tadi?! 」 

Aku diberitahu begitu ketika aku pergi ke rumah Gallios. 

Sepertinya aku terlambat. 

Bukannya aku memaksa Gallios dan istri-nya karena aku gak bilang apa pun untuk menahannya di sini atau aku bilang pada mereka kalau aku mau menemuinya. Pria bernama Kuro itu juga tidak memberi tahu mereka tentang tujuannya. 

「 Apa yang akan kita lakukan sekarang, Chiyuki-sama? 」 

Kaya, yang datang bersamaku, bertanya. Aku ingin Kaya konfirmasikan identitasnya karena dia sudah pernah bertemu dengannya. 

「Mau gimana lagi, ayo kembali 」 

Selain itu, ada kemungkinan kami akan bertemu lagi jika dia benaran mengikuti kami. Untuk sekarang aku akan menyerah. 

Ketika aku memutuskan untuk kembali. 

Kantong di pinggulku mulai berdering. 

Ketika kubuka kantong-ku, benda yang berdering adalah bel yang diberikan oleh Rena. 

「 Tidak mungkin... Diehart 」 

Aku kemudian menatap gunung tempat naga suci tinggal. Bel ini akan berdering jika Diehart datang ke gunung.
Facebook twitter Google

Related Post

5 Komentar

  1. Ditunggu kelanjutannya!!!

    BalasHapus
  2. Min msh lm, aku tiap hari cek web ini berharap ad yg baru

    BalasHapus
  3. Ane nggaka sumpa reiji bilang kuro cabul sendiri dikelilingi perempuan rasa pengen dibakar

    BalasHapus