Ankoku Kishi Monogatari Bab 29 Bahasa Indonesia

/
Act 2: Tanduk Raja Naga Suci
Pertarungan Sengit di Gunung Naga Suci

» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

Aku turun dari punggung Glorious dan pergi menuju pintu masuk gua di lereng gunung–tempat Raja Naga Perak Suci tinggal. 

Gua-nya sangat besar, bahkan tubuh Glorious yang besar pun bisa masuk dengan mudah. 

Aku saat ini berpenampilan ksatria kegelapan karena mungkin saja akan ada terjadi pertarungan. 

Jika itu terjadi, aku akan langsung melarikan diri. 

Aku tak ingin mengambil tanduk naga secara paksa. Aku akan coba bernegosiasi dulu. Namun, kemungkinan berhasilnya cukup rendah. 

Di dalam gua yang luas dan dalam ini sangat gelap. 

Aku berjalan bersama Glorious. 

Lalu aku tiba di tempat yang luas setelah berjalan cukup lama. Tempat luas ini nampak cerah meski tidak ada sinar matahari. 

Kemungkinan sumber cahaya itu adalah kristal yang tak terhitung jumlahnya disekitar gua ini. 

Dan kemudian, ada seekor naga tepat di tengah tempat itu. Kemungkinan besar kalau naga itu adalah Raja Naga Suci. 

Naga itu jauh lebih besar dibangingkan dengan Glorious, dan juga sangat cantik. 

Naga itu nampaknya tidak bersisik seperti naga biasa. Malah ditutupi dengan bulu berwarna perak, dengan masing-masing bulu perak berkilauan cahaya. 

Ditambah, tubuh naga yang berkilauan perak itu diterangi cahaya kristal yang melengkapi pemandangan fantastik. 

Aku tak sengaja terpesona oleh pemandangan itu. 

Merasakan kehadiranku, naga itu melihat ke arahku. Pupil biru naga itu terpaku padaku. 

Aku tak merasakan niat permusuhan darinya. Mungkin saja ini pertanda kalau aku bisa menyelesaikan masalah ini dengan damai. 

「 Kau akhirnya datang juga, ksatria kegelapan. Aku sudah tahu alasan kedatanganmu 」 

Suaranya jelas dan tenang. 

Apa tadi dia bilang tahu alasan kedatanganku? Apa dia punya kemampuan baca pikiran? 

「 Itu karena Modes memberitahuku 」 

Tetapi jawaban yang diberikan naga itu melenceng dari dugaanku. 

「 Modes memberitahumu? 」 

Naga itu mengangguk. 

「 Aku bermasalah karena tandukku yang terlalu panjang. Jika orang terampil sepertimu, mungkin bisa memotongnya dengan rapi, kan? 」 

「 Hah... Ah 」 

Aku tercengang setelah mendengar ucapannya. Meski aku dah bersiap untuk bertarung, namun kejadiannya malah diluar prediksiku. Meski gitu, aku mesti senang karena aku bisa mengakhiri ini tanpa bertarung. 

Kalau dipikir-pikir, Modes memang bilang kalau aku datang ke sini untuk memotong tanduk naga, tetapi dia tidak bilang memotong dengan paksa. 

Nampaknya itu cuma kesalahpahamanku saja. 

Pada akhirnya, ini hanyalah tugas sederhana. Aku akan minta maaf pada Modes nanti karena telah meragukannya. 

Saat ini aku sedang melihat kepala naga itu. Tanduk yang nampak seperti kristal bersinar lebih terang di bandingkan kristal di sekitarnya. 

Ketika tanduk itu ditambahkan ke tubuhnya yang sudah sangat besar, tanduk itu malah menabrak dinding langit gua. Yang membuatnya merasa tidak nyaman. 

「 Apa kau bisa memotongnya rapi-rapi? Karena tanduk-ku akan tumbuh lagi dalam 5000 tahun, setelah itu tiba tolong potong lagi tanduk-ku 」 

Meski aku tak tahu apa aku bisa hidup sampai 5000 tahun, aku cuma ngangguk pada permintaan naga itu. 

「 Dimengerti. Serahkan saja padaku 」 

***

Setelah kupotong tanduk itu, aku ikat tanduknya di tubuh Glorious. Tubuh Glorious agak gemetar karena beratnya. 

「 Maaf, Glorious. Tolong tahan ini sebentar 」 

Aku minta maaf pada Glorious. 

Tanduknya terlalu besar sehingga tidak bisa ditempatkan pada sihir transfer bersama Glorious. Dan aku tidak bisa membawa benda sebesar itu pada saat terbang. Jadi kuputuskan untuk mengikatnya ke Glorious dan membawanya ke Nargol. 

「 Oohh, aku terselamatkan atas kedatanganmu kesini 」 

Ucap terima kasih Raja Naga Suci. 

「 Aku yang seharusnya bilang begitu. Terima kasih banyak, Raja Naga Perak Suci 」 

Aku membungkuk lagi pada Raja Naga Suci. 

「 Hmm... 」 

Raja Naga Suci menatap-ku setelah dia mengangguk. 

「 Apa ada sesuatu padaku... 」 

Tanyaku pada Raja Naga Suci. 

「 Sudah kuduga, nampaknya kau beneran bisa memakai kemampuan naga. Aku bisa mencium aroma harum darimu 」 

Raja Naga Suci mendekatkan hidungnya dan mengendus. 

Aku senang namun agak bingung ketika hidungnya menyentuh tubuhku. Setelah melihat itu, Glorious juga mendekat ke tubuh-ku. 

Raja Naga Suci tampak bahagia. 

「 Kau tahu, aku terus mengamati semua tindakanmu sejak kau datang ke kerajaan ini 」 

Aku terkejut mendengar ucapannya. Aku seharusnya menyadari hal itu jika naga sebesar ini terus mengamatiku. 

「 Aku punya kemampuan tembus pandang. Jadi, aku bisa melihat setiap tindakanmu dengan kemampuan ini. Selain itu, seperti yang kuduga, kau tidak menyadarinya kecuali aku memusuhimu 」 

Mungkin karena dia merasakan keraguan dalam pikiranku, Raja Naga Suci menjawab pertanyaanku. 

「 Selain kau, aku juga mengamati kelompok pahlawan. Seperti yang diharapkan, nampaknya gadis berambut pendek entah bagaimana menyadari tindakanku 」 

Gadis berambut pendek mungkin mengacu pada Todoroki Naomi. Sepertinya kemampuan persepsi-nya lebih tinggi daripada milikku. 

「 Jadi, aku menyaksikan apa yang terjadi di kerajaan itu. Benang Zarxis bahkan bisa mengikat dewa. Aku akan jadi mangsanya jika aku masuk ke wilayah kekuasaannya 」 

Aku menerima kejutan setelah mendengar kalimat tertentu. 

「 Kau tahu Zarxis? 」 

「 Untuk itu. Lebih baik kau tanya saja ke Modes jika ingin tahu lebih banyak tentang pria itu. Lagipula, mereka pernah berteman 」 

Ini pertama kalinya aku mendengar tentang itu. 

「 Itu juga hal lain yang ingin kuterima kasihkan padamu. Orang yang menghentikan Zarxis adalah kau, kan? Tapi aku tak bisa melihat situasi di ruang bawah tanah karena ada penghalang. Ada sedikit hubungan antara aku dan kerajaan itu. Terima kasih telah melindungi kerajaan itu untukku. Terima kasih banyak, Ksatria Kegelapan Diehart 」 

Meskipun ukuran Raja Naga Perak Suci besar, sikapnya sangat ramah sekali. 

「 Nggak, itu nggak... seberapa kok 」 

Tapi, itu membuatku merasa senang meski dipuji dari makhluk ini-… *batuk*... Maksudku dari naga ini. Aku tahu kalau aku memerah sekarang. 

「 Namun, aku tak menyangka kalau kau akan bekerja sama dengan pahlawan. Apa kalian berteman? 」 

「 Nggak... kami nggak berteman 」 

Aku menyangkal ucapannya. Aku tak punya niat untuk bertarung bersamanya. Itu hanya kebetulan. 

「 Yah, apa pun itu, aku juga nggak punya niat untuk terlibat dalam konflik antara Rena dan Modes. Aku akan pertahankan posisiku sebagai pihak netral 」 

Aku dengar tentang hal itu dari Modes. Nampaknya Raja Naga netral dalam konflik ini. 

「 Meski gitu, aku bisa merasakan jiwa naga di dalam dirimu. Mungkin karena kau telah melepaskan jiwa naga yang telah ditawan oleh Zarxis 」 

Sepertinya naga ini telah melihat setiap bagian dariku. 

「 Walau sudah berlalu, pada awalnya aku ragu apa akan memberikan tanduk itu padamu. Tetapi, aku berubah pikiran setelah mengamati semua tindakanmu 」 

「 Jadi, itu yang terjadi... 」 

「 Kau bisa menciptakan dewi terbaik yang kau inginkan dengan tanduk itu. Nampaknya kau juga menderita masalah yang sama seperti Modes. Kau tidak populer terhadap wanita, bukan? 」 

Masalah buat loe. Itu yang ingin aku bilang, tapi nggak jadi. 

Yah, aku bisa menciptakan dewi selama aku punya tanduk ini. Karena itu, aku harus berterima kasih terhadap naga ini. 

「Kekuatanku berhubungan dengan atribut ‘heal’. Dengan gitu, dewi yang akan lahir dari tandukku pasti akan mewarisi kekuatan ‘heal’-ku. Aku yakin dia pasti akan sangat mendukungmu 」 

Ucap Raja Naga Perak Suci sambil melihat tanduk yang terikat di Glorious. 

Aku belai tanduk itu. Itu tanduk indah yang bersinar lebih terang daripada kristal di tempat ini. 

Aku yakin dewi yang lahir dari tanduk itu akan jadi dewi yang cantik. 

「 Terima kasih banyak, Raja Naga Perak Suci. Aku akan datang lagi setelah dewi-ku lahir 」

Aku tersenyum dan membungkuk lagi sebagai rasa terima kasih kepada Raja Naga Suci. 

「 Umu, sampai jumpa lagi, orang yang menyandang kekuatan naga 」 

「 Ya. Ayo pergi, Glorious 」 

Setelah mengangkat kepalaku, aku bilang ke Glorious untuk pergi menuju pintu masuk. 

Ada banyak hal yang harus kulakukan setelah kembali ke Nargol. Ini akan jadi hari yang sibuk. 

Aku berjalan sambil memikirkan hal-hal itu. 

Setelah tiba di pintu masuk gua, tiba-tiba aku merasakan kekuatan sihir yang kuat bercampur dengan niat membunuh. 

「 I... Ini! 」 

Aku menghentikan Glorious pas lagi berjalan dan kemudian melantunkan sihirku. 

「 Maximum Dark Hole! 」 

Sebuah lubang hitam raksasa terbentuk di depanku. Saat itu, sihirku berbenturan dengan semburan cahaya. 

Hampir saja. Cahaya itu menghilang pas tersedot oleh lubang hitam-ku. 

Aku tahu cahaya itu. Itu adalah sihir ‘light’ yang digunakan oleh Reiji tadi malam. Sihir ‘defensive’ biasa mungkin takkan bisa menahan cahaya itu. Aku entah bagaimana bisa menemukan cara untuk menghadapi sihir itu setelah melihatnya kemarin. 

Apa yang orang itu coba lakukan dengan menggunakan sihir itu meski tahu kalau Raja Naga Suci ada di dalam? 

「 Glorious. Tunggu di sini 」 

Setelah kubilang begitu ke Glorious di sisiku, aku pergi menuju pintu masuk gua. 

Seperti yang kuduga, Reiji-tachi menungguku di luar gua. 

Ada 7 dari mereka. Semua anggota ada di sana kecuali gadis yang bernama Kyouka, adik Reiji. Tentu, Shirone juga ada di sana. 

Aku tak tahu kenapa mereka ada di sini. Mereka benar-benar mengejutkanku. 

「 Diehart! 」 

Wanita berambut hitam meneriaki namaku. Mizuouji Chiyuki. 

「 Sudah terbukti kalau kau kuat. Dan kami tidak bisa mengalahkanmu kalau bertarung satu lawan satu. Tapi, apa yang terjadi jika kami satukan kekuatan kami? 」 

Setelah bilang begitu, Reiji menarik senjatanya. 

TUNGGU DULU—!!! Aku teriak dalam hatiku. 


» Sage Berambut Hitam, Chiyuki 

「 Roh angin, lindungilah kami! 」 

Tubuh kami menjadi lebih ringan setelah lantunan Rino. Sekarang, kami bisa bergerak lebih cepat. 

「 Kekuatan suci, berkahilah kami 」 

Tubuh kami tertutupi oleh cahaya putih setelah mantra Sahoko. Meski sedikit, itu memberi kami kekuatan ‘heal’ terus-menerus. 

Dua orang itu melantunkan sihir mereka dan bersiap untuk bertarung. 

Aku juga mulai melantunkan sihirku. Aku perkuat senjata mereka semua dengan sihir untuk meningkatkan kekuatan serangan mereka. 

Bagaimanapun, lawan kami adalah Diehart. Ini ketiga kalinya kami bertemu dengannya. 

Aku terkejut ketika Reiji tiba-tiba menggunakan sihir ‘Light Cannon of Heavenly Might’ ke arah Diehart. Apa dia tidak tahu kalau di sana ada Raja Naga Suci yang masih hidup. 

Aku tak tahu apa yang akan terjadi di dalam gua jika Diehart tidak menggunakan sihirnya untuk melindungi dirinya dari Reiji. 

Karena Reiji pikir bodo amat selama dia tidak melukai wanita, dia tidak peduli tentang apa yang akan terjadi pada Raja Naga yang melindungi Kerajaan Rox. 

Namun begitu, bagaimana orang itu bisa menetralkan sihir Reiji? Seharusnya tidak mungkin sihir itu bisa ditangkal dengan skill sihir rata-rata. Aku merasakan tekanan bertarung pihak lawan yang kuat. 

Melihat Diehart keluar dari gua, aku tak ragu kalau tanduk Raja Naga baru sudah dicuri olehnya. Apa yang lagi Rena lakukan sekarang? 

Kami belum dengar taktik khusus untuk operasi ini dari Rena kecuali kami harus buat Diehart sibuk. 

Dan sekarang aku tidak melihat sosok Rena, apa dia lagi mengalami masalah? 

Itu sebabnya tanduk Raja Naga Suci mudah dicuri. 

Meski sebelumnya aku ragu apakah akan bertarung dengan Diehart atau tidak, situasinya telah berubah sekarang. Mereka mencoba memusnahkan kerajaan Rox. Aku takkan biarkan pria berbahaya itu berbuat seenaknya lagi. 

Meskipun aku berpikir kalau kami harus bertindak hati-hati, aku takkan ragu-ragu lagi. Akan kukalahkan dia dengan semua yang kupunya. 

Kami buat formasi dimana Shirone dan Kaya sebagai garda depan, Reiji di tengah dengan Nao mendukung di samping. Rino dan aku akan menyerang dengan sihir sebagai garda belakang, dan Sahoko akan menyembuhkan kami. Inilah pola kemenangan kami. 

Karena tidak ada kabut hitam seperti tadi malam, sekarang kami bisa bertarung dengan kekuatan penuh kami. 

Nao mengambil gerakan terlebih dahulu. Nao melemparkan bumerangnya ke arah Diehart. 

Bumerang Nao terpecah-berai ketika dilempar; selain itu, menciptakan pisau hampa udara yang mampu memotong sekitarnya. 

Tapi, setelah Diehart mengayunkan pedangnya, semua pisau hampa dan bumerang-nya lenyap dengan sekali ayun. Luar biasa, tak ada keraguan pas dia ayunkan pedangnya. 

Meskipun dia telah meleyapkan bumerang Nao, itu sudah cukup bagi kami karena Reiji sudah melesat untuk menyerangnya dengan mengambil keuntungan dari celah yang diciptakan ketika dia mengayunkan pedangnya. 

Menurut Kaya dan Shirone, serangan Reiji sangat sulit untuk dihindari dan hampir mustahil untuk diprediksi. Diehart, yang pandangannya terganggu oleh bumerang, mungkin tidak bisa menghindari serangan Reiji. 

「 EEEH!! 」 

Saat berikutnya, aku tak tahu apa yang terjadi. Serangan Reiji melewati tubuh Diehart. 

Bahkan Reiji tercengang oleh situasi itu. 

Meski aku tak tahu apa yang baru saja terjadi, saat berikutnya, Shirone melebarkan sayapnya dan sudah menyelam dari atas. Meski tak bisa digunakan di tempat tertutup atau di sebuah ruangan, tempat terbuka ini memberinya keuntungan mutlak. Dia mengayunkan pedangnya sambil menjatuhkan diri dari atas. Tapi, Diehart dengan mudah menghindari serangan itu dengan santainya. 

Dari bawah, Kaya dengan cepat mendekati Diehart sambil melesatkan tinjunya. Selama tinju Kaya kena, kerusakan pasti akan melewati perisai dan baju besi dan menghancurkannya dari dalam. 

Tapi, serangan Kaya juga melewati tubuh Diehart seperti serangan Reiji. 

「 SEMUANYA! MENYINGKIRLAH DARI SITU—! 」 

Setelah mendengar suara Rino, empat orang di garis depan segera mundur. 

Ketika aku menoleh ke arahnya, seorang wanita jangkung, mengenakan gaun biru tua, sudah berdiri di depan Rino. Dan kemudian, seekor burung raksasa dengan listrik mengintari tubuhnya terbang di atas kami. 

Itu adalah roh superior di bawah arahan Rino, Snow Queen dan Thunder Bird. 

Nampaknya orang yang bisa memanggil roh superior cuma ada sedikit bahkan di antara elf yang ahli dengan roh, apalagi memanggil dua roh superior pada saat bersamaan; Kudengar ratu peri saja tidak bisa melakukan itu. 

Tapi, Rino bisa melakukannya dengan mudah. 

Jika serangan fisik tidak ngefek, bagaimana dengan serangan dari dua roh superior ini? 

「 Kumohon, Roh-san! LUMAT DIA!! 」 

Tombak badai es dari Snow Queen dan badai petir dari Thunder Bird melesat bersamaan setelah Rino mengucapkannya. 

Seiring dengan suara gemuruh, bidang penglihatanku terhalang oleh awan debu. 

Awan debu hilang beberapa detik kemudian. Dan Diehart ada di sana, berdiri di tempatnya. 

「 Apa-apaan pria itu!! Dia bahkan tidak terluka setelah terkena serangan tingkat tinggi?! 」 

Aku pun terkejut. Apa-apaan orang ini? 

「 Dia menghindari serangan dengan Mikiri-nya, kah. Serangan kita tidak bergeming sama sekali. Ada legenda kalau Miyamoto Musashi dapat memotong sebutir beras di dahi lawannya tanpa melukai lawannya, dan orang ini mungkin bisa melakukan hal yang sama 」[Catatan: Mikiri = Keadaan di mana seseorang menilai teknik, sikap, dan gerakan lawan mereka untuk melawan mereka dengan gerakan yang terampil.] 

Kaya menguraikan apa yang terjadi. 

「 Apa-apaan itu! 」 

Apa-apaan dengan kemampuan tingkat dewa itu? Kenapa dia masih baik-baik saja setelah terkena semua serangan itu. 

「 Tapi, nampaknya dia tidak sepenuhnya menahan serangan roh 」 

「 Eh... 」 

Melihat dari dekat, tubuh Diehart nampak bergetar. 

「 Selain itu, dari awal dia tidak datang untuk menyerang kita dan malah memilih bertahan 」 

Aku tersenyum mendengar ucapan Kaya. Kami bisa menang selama kami entah bagaimana bisa membuat kerusakan padanya. 

「 Dalam hal ini, mari serang dia tanpa beri dia kesempatan untuk istirahat 」 

Aku benar-benar takut dengan apa yang terjadi di ruang bawah tanah itu. Meski pelakunya bukan Diehart, tapi dia satu rekan dengan pria bertopeng itu. Aku akan membuatmu membayar dosa-dosamu. 

Sekarang, aku akan membuat Diehart membayar untuk apa yang dia lakukan termasuk bagian dari warga negara Rox. 


» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

「 Aduh... duh... Sakit 」 

Mungkin karena aku tidak bisa menghindari serangan roh dengan sempurna. Tubuhku jadi sakit. 

Seperti yang diharapkan, 7 vs 1 mah sudah kelewatan. [Catatan: kayak game Suikoden aja. 6 vs 1.] 

Kenapa jadi begini. 

Menghindari serangan Shirone sih mudah; Lagipula, aku sering adu tanding dengannya. Walau serangan udara itu agak baru bagiku sih. Tidak, lebih mudah untuk menghindari serangan udara karena pola serangannya mudah dibaca. 

Serangan gadis yang menggunakan tinju itu cukup tajam. Tapi, tidak setingkat master. Aku bisa menghindari serangannya dengan menangkisnya. 

Serangan Reiji menakutkan. Orang ini sudah membunuh beberapa orang bahkan di dunia kami. Setiap serangannya selalu menggerogoti hidupku. 

Tapi, aku bisa membaca pola serangan Reiji sampai batas tertentu. Dia tidak pernah menyerangku dari depan; serangannya selalu datang dari luar bidang penglihatanku. Persis seperti binatang buas. 

Biasanya, seseorang tidak bisa melakukan hal semacam itu, tetapi kemampuan fisik Reiji memungkinkannya untuk melakukannya. Itu sebabnya aku dengan sengaja membuatnya untuk menyerang tempat yang ditunjuk dengan garis pandangku. 

Tapi tetap saja, aku tidak bisa melindungi diriku dari serangan roh. Meskipun aku bisa melindungi diriku dari serangan itu selama aku menggunakan sihir ‘barrier’-ku, garda depan mereka takkan memberiku kesempatan untuk melakukannya. 

Nah, apa yang harus kulakukan sekarang? 

Aku tak punya pilihan lain selain melarikan diri dengan mencari celah. Tapi, itu juga sulit. Bahkan jika aku melarikan diri dengan sihir ‘metastasis’, aku tak bisa meninggalkan Glorious di tempat ini. 

Saat aku melihat sekeliling, Reiji dkk bergegas ke arahku lagi. 

Tak masalah sih jika cuma Reiji saja, tetapi kerusakan mental yang terjadi padaku terlalu banyak ketika gadis-gadis itu berjuang untuk merenggut kehidupanku. 

Aku tak punya niat untuk bertarung melawan wanita Reiji. 

「 Kenapa semuanya berubah seperti ini... 」 

Aku ingin menertawakan diriku sendiri. 

Tetapi ketika aku memikirkannya dengan seksama, mungkin aku tahu kenapa semuanya menjadi seperti ini. 

Siapa pun yang menjadi musuh Reiji juga akan menjadi musuh wanita di sekitarnya. Itulah satu hal yang tidak berubah baik di dunia kami maupun di dunia ini. Aku seharusnya mengantisipasi masalah ini ketika aku bertarung melawan Reiji. 

Itu sebabnya siapa pun yang menjadi musuh Reiji akan dibenci oleh semua orang. Bisa dibilang kalau Reiji adalah pelindung wanita dalam artian tertentu. 

Para wanita itu berdiri di sisi Reiji. Benar-benar situasi yang tak enak dipandang, bukan. 

Dan hasil dari rasa persaingan bodohku ini adalah situasi kacau yang aku alami saat ini. Betapa bodoh-nya aku. 

Seharusnya aku mempersiapkan diri untuk menjadi musuh para gadis itu saat aku menjadi musuh Reiji. 

Sekarang aku terpojok karena kurangnya tekadku. 

Mungkin aku seharusnya tidak menyelamatkan Mizuouji Chiyuki saat itu. Sihirnya mengincar hidupku sekarang. Maksudku, aku yakin dia ingin diselamatkan oleh Reiji, bukan aku. 

Itu sebabnya aku harus melancarkan serangan balik dan jangan bertahan terus. Itu berarti aku harus menyingkirkan mereka semua, termasuk Shirone. 

Mungkin cuma masalah waktu sebelum aku mati kecuali aku bisa membalasnya. 

Serangan dari Reiji dan para gadis mencapaiku sekarang. Jika bukan karena kerusakan dari serangan sebelumnya, tak sulit untuk menghindari serangan mereka. 

Reiji menyerang sebagai garda depan sementara serangan sihir datang dari belakang. 

Meski kekuatanku terus menurun, pihak Reiji-tachi tidak menurun, mungkin itu karena Yoshino Sahoko yang memulihkan stamina mereka terus-menerus. 

Aku tahu kalau aku perlahan-lahan dipojokkan. 

Tetapi aku tak boleh memaksakan diri untuk menyerang para gadis itu. Kenapa aku ini bodoh?! Bahkan setelah terpojok pun, kenapa aku lebih khawatirkan mereka daripada keselamatanku sendiri. 

「 GUH! 」 

Aku penasaran dah berapa kali aku terkena serangan roh. Aku jatuh berlutut karena rasa sakit. 

Meski kekuatanku telah menurun, aku harus tetap bertarung. Aku penasaran dah berapa kali aku mengucapkan kalimat itu untuk menguatkan diriku. 

Tapi, itu tak terpengaruh lagi dengan kondisiku saat ini. 

Cara Reiji-tachi mundur tidak normal, mereka ambil jarak yang cukup jauh dariku. 

「 Apa yang... 」 

Dan kemudian, sudah terlambat pada saat aku menyadarinya. 

Aku tak tahu sejak kapan, tetapi, Mizuoji Chiyuki menembakkan bola cahaya raksasa ke arahku. 

Aku bisa merasakan kekuatan sihir yang tak masuk akal dari bola sihir itu. 

「 Inilah gabungan dari sihir ‘fire’ dan skill sihir ‘explosion’, sihir ‘OVERLIMIT FIERY EXPLOSION’!!! SEKARANG BAYARLAH ATAS DOSA-DOSAMU, DIEHART!!!! 」 

Mizuouji Chiyuki meneriakkan kata-kata itu. 

Ah sial. Aku cuma terpelongo melihat sihir itu. Sihirnya datang ke arahku. 

Aku tak bisa menghindarinya ketika Glorious tepat di belakangku. 

Aku kemudian mulai melepaskan setiap bagian kekuatan sihir di tubuhku. Setidaknya aku akan melakukan yang terbaik untuk melindungi Glorious. Itulah tekadku. 

Bola sihir bertabrakan melawan penghalang pertahanan-ku. 

Dan kemudian, badai energi raksasa menyelimuti area ini. 


» Sage Berambut Hitam, Chiyuki 

「 Apa aku berhasil... 」 

Itu adalah sihir paling brutal yang pernah kulakukan. Yap, aku harap kalau dia telah mati oleh serangan itu. 

Masalahnya adalah mungkin aku akan menghancurkan gua Raja Naga Suci, tetapi aku berharap pada sihir ‘defensive’ Diehart. 

Selama kami bisa mengakhiri pertarungan ini dengan sihirku, kami tidak perlu menghancurkan gua ini. 

Dan kemudian, seolah membuktikan firasatku, meskipun kekuatan sihir ini seharusnya cukup untuk menghancurkan gunung itu sepenuhnya, gunung itu tidak rusak sedikit pun. Sepertinya dia menerima sihir itu secara terbuka. Aku mungkin harus memuji Diehart karena ketangguhannya. 

「 Pada akhirnya, penjahat tetaplah penjahat. Harus diberantaskan selamanya 」[Catatan: kalian itu yg penjahat. Nyerang gak mikir-mikir... sok-sok-an khawatir segala, sok suci loe Chiyuki....] 

Aku tertawa. 

「 Seperti yang diharapkan, Chiyuki-san 」 

Nao mendekatiku. 

「 Ini bukan kekuatanku sendiri, ini kekuatan kalian semua 」 

Karena sihir itu memerlukan persiapan agak lama, lawan kami dapat dengan mudah membunuhku selama waktu itu. 

Reiji-tachi adalah orang yang mengisi celah itu, dan aku berhasil melontarkan sihir itu. 

「 Terima kasih, Roh-san 」 

Rino melepaskan roh-nya setelah kami memastikan kemenangan kami. Bentuk Snow Queen dan Thunder Bird menjadi lebih transparan dan akhirnya menghilang. 

「 Apa kita membunuhnya... Padahal aku ingin mengalahkannya dengan tanganku sendiri... 」 

Ucap Shirone dengan wajah sedih. 

「 Aku pun juga sama, Shirone. Mah bagaimanapun, dia sudah terluka parah sekarang 」 

Reiji bilang begitu sambil melihat pintu masuk gua tempat Diehart berada. 

Kami tidak bisa konfirmasikan kematiannya gegara asap dari ledakan itu. 

Asap perlahan-lahan menghilang. 

「 KAU BERCANDA KAN! 」 

Sebagai orang pertama yang memperhatikan situasinya, Nao berteriak keras. 

Diehart masih berdiri di sana di tempat itu. 

「 MUSTAHIL!? ITU TIDAK MUNGKIN TERJADI! 」 

Aku berteriak. Dia seharusnya tidak bisa bertahan dari serangan sihirku di mana kutuangkan seluruh kekuatan sihirku. 

「 Bagaimana dia bisa selamat dari ledakan itu... 」 

Bahkan Sahoko menunjukkan wajah tidak percaya. 

「 Tidak, ini sudah berakhir. Perhatikan baik-baik 」 

Ucap Kaya sambil menunjuk ke Diehart. 

Aku mengamati Diehart dengan saksama. Ada retakan pada armor dan helmnya. Dan kemudian, sepertinya dia kesakitan sampai-sampai menggunakan pedangnya sebagai tongkat. 

「 Fuh! Seperti yang diduga, nampaknya dia takkan mati cuma karena serangan itu! Tapi, akan kuakhiri dia! 」 

Reiji mengarahkan pedangnya ke Diehart. 

「 Diehart! Kau kuat! Bahkan melebihiku! Tetapi kau masih kekuarangan sesuatu! Yaitu aku memiliki dewi kemenangan disisiku, sedangkan kau tidak memilikinya!!! 」 

Setelah bilang begitu, Reiji membalik kepalanya kepada kami yang dibelakang. 

「 Rei-kun! 」 

「 Reiji-san! 」 

Sahoko dan Rino terharu setelah mendengarnya. 

Shirone dan Nao tersenyum malu-malu. 

Kaya tanpa ekspresi. 

Ngomong-ngomong, pas aku mendengar pidato Reiji, aku bergumam di dalam pikiranku. 

“Apa sih yang dia bicarakan dengan wajah sombong gitu. Apa ini pria yang dijanjikan itu?”

Tapi karena kami sudah menang, maka kuabaikan saja pidatonya itu. 

「 Disini para dewi telah membantuku! Tak peduli seberapa kuatnya lawan yang kuhadapi, aku takkan takut! Pada akhirnya yang akan menang adalah aku! 」 

Sambil bilang begitu, Reiji perlahan-lahan menuju ke arah Diehart. 

「 Tunggu, Reiji-kun! 」 

Aku mencoba menghentikannya dengan panik. 

「 Ada apa, Chiyuki 」 

Reiji berbalik dengan wajah tidak puas. Itu wajar karena dia sudah ditengah jalan menuju Diehart. 

「 Ada apa, Chiyuki-san. Apa kau mencoba menyelamatkannya? 」 

Rino bertanya padaku. 

「 Dia benar! Orang itu berbahaya! Kita harus menghabisinya di sini! Kan jadi aneh kalau kau mencoba menyelamatkannya! 」 

Shirone berkata begitu. 

「 Selamatkan dia? Amit-amit deh! Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padanya 」 

「 Sesuatu yang ingin kau tanyakan? 」 

Aku mengangguk mendengar pertanyaannya. 

「 Kau juga ingin bertanya kepadanya, bukan? Tentang pria bertopeng itu 」 

Aku punya hutang yang ingin kubayar kepada pria bertopeng itu. Jadi, aku ingin tahu informasi tentang dia. 

「 Itu sebabnya, mari kita biarkan dia sebentar lagi 」 

Karena kami telah menang. 

「 ... Jika kau bilang begitu, mau bagaimana lagi 」 

Shirone dan Rino menyetujui permintaanku. 

「 Dalam hal ini, mungkin kita harus menanyakan beberapa hal yang ingin kita ketahui. Bahkan jika kita harus menyiksanya 」 

Reiji tertawa. Sepertinya dia mau menyiksa Diehart. 

「 ... Lakukan dengan lembut, lagian kau kan lagi berada di depan para gadis 」 

Meskipun aku sudah terbiasa setelah datang ke dunia ini, aku masih ragu untuk menggunakan penyiksaan, bahkan terhadap iblis pun. 

Meski gitu, ini kasus yang sama sekali berbeda jika dia tidak mau jujur. 

Aku pergi ke tempat Diehart dengan seringai di wajahku. 


» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

Reiji meneriakkan sesuatu. 

Meski kesadaranku kabur, aku masih bisa mendengarnya. 

Seperti yang dia katakan. Tidak ada dewi yang akan datang untuk menyelamatkanku. 

Inilah perbedaan antara Reiji dan aku. Dinding yang benar-benar tak tertandingi bagiku. 

Aku sendirian melawan tujuh dari mereka. Jujur saja, itu tidak adil. 

Mah, meski pemikiranku sudah terlambat setelah melangkah sejauh ini. 

Beberapa kali keajaiban sudah banyak membantuku. Sungguh ajaib kalau aku masih hidup setelah menerima sihir tingkat tinggi seperti itu. 

Aku meletakkan tanganku di dada. Aku bisa merasakan napas naga api di dalam diriku. 

「 Kamu menyelamatkan hidupku... Terima kasih... Tapi... Kurasa aku sudah tamat 」 

Gumamku kecewa. 

Aku bisa menahan ledakan api berkat ketahanan api yang kudapatkan dari jiwa naga api. Inilah alasan kenapa aku selamat dari serangan itu. 

Tapi, aku tidak bisa menahan gelombang kejut dari ledakan itu. Berkat itu, armorku compang-camping sekarang. Aku nyaris tidak bisa berdiri. 

Aku melihat mereka mendekatiku. Mereka semua tersenyum senang. 

Mereka mungkin senang bisa mengalahkanku. 

Aku tahu kalau aku akan berada dalam kesulitan besar jika hal-hal seperti ini terus berlangsung, tetapi tubuhku tidak bisa bergerak. 

Kenapa aku masih baik-baik saja setelah semua serangan itu? Apa mereka mungkin akan menyelamatkan hidupku selama aku mengungkapkan identitasku dan minta maaf dengan benar kepada mereka? 

Tetapi, aku tidak sanggup melakukan hal-hal seperti itu. Meski hidupku sudah dalam bahaya, aku penasaran kenapa aku begitu bodoh. 

Karena aku tahu di belakangku bahwa Glorious siap menyelamatkanku kapan saja. 

「 Hentikan, Glorious... Biarkan dirimu tersembunyi di sana 」 

Mereka seharusnya tidak dapat menemukan Glorious di tempat persembunyiannya. Setidaknya itu akan menyelamatkan nyawa Glorious. 

Mereka mendekat… 

Tubuhku keteteran, dan aku menggelengkan kepalaku untuk menjaga kesadaranku. 

「 Ah... 」 

Pada saat kuperhatikan, sudah terlambat. 

Mungkin karena aku menggelengkan kepalaku. Helmku yang rusak parah jatuh ke tanah. 


» Sage Berambut Hitam, Chiyuki 

Helm Diehart jatuh ke tanah bersamaan dengan tubuhnya yang keteteran. 

Pada saat itu, wajah Diehart terpapar pada kami. 

「 Eh... Manusia 」 

Aku terkejut. Aku yakin kalau wajahnya adalah iblis di balik helm itu. 

Wajahnya bukan iblis atau monster; itu adalah wajah manusia normal. Wajah ramping dan rambut hitam. Wajah putih yang sedikit merah. 

「A–AAAH!!! 」 

Tiba-tiba Rino berteriak sambil menunjuk ke Diehart. 

「 Ada apa!? Rino-san! 」 

Aku melihat Rino. 

「 AH! Sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya! 」 

Rino telah bertemu dengan Diehart sebelumnya. 

「 Ku.. roki...? 」 

Shirone bergumam dengan suara rendah. 

Setelah mendengar ucapan itu, semua orang menatap Shirone. 

「 K-KENAPA KAU DI SINI, KUROKI――! 」 

Teriakan Shirone bergema di seluruh tempat. 

「 AH!! AKU INGAT, DIA TEMAN MASA KECIL SHIRONE-SAN!! 」 

「「 E-EEEEH!! 」」 

Nao dan aku berteriak menanggapi ucapan Rino. 

Kalau dipikir-pikir, Rino mengatakan kalau dia pernah melihat teman masa kecil Shirone sebelumnya. Dan Shirone tercengang kalau identitas Diehart adalah teman masa kecilnya. 

Apa itu benar-benar dia? 

Kenapa teman masa kecil Shirone ada di sini? 

Kepalaku langsung jadi acak kabul. 

「 Kenapa teman masa kecil Shirone ada di sini? 」 

Reiji menanyakan pertanyaan itu. Aku juga ingin tahu itu. 

Setelah itu, aku melihat teman masa kecil. 

Wajah nampak seperti orang mau mati kapan saja. 

「 Ah, dia jatuh! 」 

Rino berteriak. 

Tubuhnya bergoyang, dan kemudian jatuh ke belakang. 

「 AH, KUROKI! 」 

Shirone bergegas ke arahnya. 

Tapi, bayangan raksasa keluar dari gua bahkan lebih cepat darinya. 

「 EH, NAGA! 」 

Yang keluar adalah naga hitam pekat. 

Setelah naga itu mengangkatnya dari tanah dan menempatkannya di punggungnya, naga itu terbang dengan kecepatan yang luar biasa. 

Kami tak dapat bergerak karena kejadian yang tiba-tiba. 

「 Eh, ap... APA YANG TERJ――――ADI! 」 

Shirone terus berteriak. Sepertinya dia kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. 

Naga yang membawa teman masa kecil sudah menjadi titik di langit. 

Aku tak bisa melakukan apa-apa selain menonton naga itu terbang dengan wajah tercengang. 


» Ksatria Kegelapan, Kuroki 

Aku terbang menaiki punggung Glorious. 

「 Aku terselamatkan, Glorious 」 

Nampaknya Glorious melompat karena refleks saat melihatku jatuh. 

Karena itu, Glorious menyelamatkan hidupku. 

Aku tak memiliki Dewi Kemenangan, tetapi aku memiliki naga yang menyelamatkan hidupku. Itu sebabnya, bahkan jika aku kalah, tak masalah asalkan aku selamat. 

Entah kenapa, Reiji-tachi tidak mengejarku. Aku tak tahu alasan mereka tidak mengejarku. 

Aku meletakkan tanganku di wajahku. Helmku tidak ada. Wajahku terpapar. 

「 Identitasku sudah ketahuan ya... 」 

Aku bukan lagi Diehart, cuma orang yang sangat hina yang bernama Kuroki. Bagaimanapun, akulah yang melukai orang yang mereka cintai. Tidak ada jalan kembali untukku. 

「 Seperti yang kupikirkan, aku benaran tidak bisa menang, kah... 」 

Jika rasa persaingan itu tidak ada gunanya, aku penasaran untuk alasan apa aku bertarung. 

「Aku benar-benar bego, deh...」 

Aku mencibir pada kebodohanku sendiri. 

Lalu, aku menyentuh tanduk Raja Naga Suci di punggung Glorious. 

「 Aku ingin tahu dewi macam apa yang akan dibuat dengan tanduk ini... 」 

Aku mungkin bisa mengalahkan mereka saat kami bertemu lagi. 

Perlahan-lahan kesadaranku semakin buyar. Sudah kuduga, aku kelelahan. 

「 Maaf, Glorious... Aku mau tidur dulu bentar 」 

Kesadaranku memudar di punggung Glorious. 

Glorious terbang di bawah langit biru yang luas. Terbang di atas awan, matahari menyinari kami. 

Jadi, aku langsung tertidur di punggung Glorious.
Facebook twitter Google

Related Post

7 Komentar

  1. Makin rame nih ceritanya

    BalasHapus
  2. Yang ditunggu-tunggu, akhirnya identitas karakter utama kita terbongkar!! Bagaimanakah kelanjutan ceritanya ? Penasaran ? Pantengin terus Ankoku Kishi Monogatari di Wagamama Novel !

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau bisa di share biar rame yg baca :v

      Hapus
  3. Min prioritasin ini aja gk ada yg translate ini

    BalasHapus