Act 3: Penyihir Perak
Goblin dan Pangeran
» Omiros remaja
Sinar bulan menerangi hutan. Kami berdua terus berjalan di tempat yang penuh bayangan.
「 Maaf... maafkan aku... Omiros. Kalau saja aku tidak bilang ingin memetik bunga itu... Hal seperti ini... Hal seperti ini... 」
Regena menangis tanpa henti.
Ada bunga tertentu yang tumbuh di gunung Akeron yang bisa menyembuhkan penyakit ibunya.
Regena, yang tahu tentang itu, ingin mendapatkan bunga itu untuk ibunya yang sakit, tetapi kami tersesat saat perjalanan pulang.
Kami tersesat di dalam hutan dan hari telah berganti menjadi malam.
「 Tidak apa-apa, Regena. Aku ingin membantumu, jadi ini bukan masalah sepele kok 」
Bilangku untuk menghibur Regena meski aku juga takut. Tapi, aku tidak boleh menunjukkan ketakutanku di depannya.
「 Tidak apa-apa. Aku yakin kalau regu pencari sedang mencari kita. Kita pasti akan kembali ke rumah! 」
Regena mengangguk setelah mendengarkan aku bilang begitu.
「 Uhm, jika Omiros bilang begitu... 」
Kami mulai berjalan lagi, tetapi kali ini aku menyadari ada sesuatu yang mengikuti kami.
「 Omiros... Sepertinya ada sesuatu mengikuti kita... 」
Mungkin karena cemas, Regena juga memperhatikan itu.
「 Ya, aku tahu... 」
Kami harusnya tidak boleh lengah ke gunung Akeron karena kami adalah orang Algore, negara terdekat dengan Nargol. Tidak banyak manusia yang menghuni daerah antara kerajaan Algore dan gunung Akeron, perbatasan yang memisahkan kami dari Nargol. Yang mengikuti kami kemungkinan adalah goblin.
Aku telah mendengar banyak hal tentang goblin dari ibuku ... Mereka adalah monster yang sangat biadab, jadi aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami jika kami ditangkap.
「 Apa mungkin... Goblin? 」
Sekarang, Regena mengucapkan kecurigaanku dengan keras.
「 R-Regena! Ayo nyanyi! Goblin lemah terhadap lagu! 」
Aku mendengarnya dari ibuku. Goblin lemah terhadap suara nyanyian yang indah. Aku tidak benar-benar tahu alasannya, tetapi sepertinya suara nyanyian manusia terdengar menakutkan bagi mereka.
「 Nyanyi... Lagu? 」
「 Ya! Nyanyikan sebuah lagu! Aku yakin tidak ada goblin yang akan mendekati kita karena suaramu yang indah!! 」
Aku mendengar Regena menyanyikan lagu sebelumnya. Aku ingat kalau dia memiliki suara yang sangat indah.
「 Ya. Aku mengerti, Omiros. Tapi, lagu apa yang harus aku nyanyikan? 」
「 Kau pernah menyanyikan sebuah lagu di hadapanku, kan? Nyanyikan itu aja 」
Regena mengangguk ketika aku bilang begitu.
「 Lagu itu ya, aku mengerti...
mori no oku no kata sumi de
Di suatu dalam hutan
ai wo sagasu kuroi tori
Seekor burung hitam sedang mencari cinta
ai wo motomete yama wo koe
Menyeberangi gunung untuk mencari cinta
aoi sora wo tonde iru
Terbang menuju langit biru
midori no mori no man’naka de
Di tengah hutan yang hijau lebat
shiroi tori ni aimashita
Dia bertemu seekor burung putih
kuroi tori wa utaukedo
Burung hitam pun bernyanyi dengan riang, tapi
shiroi tori wa utawanai
Burung putih tidak bernyanyi
kuroi tori wa nakinagara
Burung hitam pun menangis
akari yuuhi e tondeiku
Dia terbang menuju matahari sore 」
Kami terus berjalan dengan Regena menyanyikan lagu itu.
Suaranya yang indah bergema di dalam hutan yang gelap.
Aku mendengarkan suara nyanyiannya dalam suasana gembira. Tangan kami yang saling genggam gemetaran sekarang sedikit berkurang. Tampaknya lagu itu meredakan rasa takut kami.
Dan juga tanda-tanda seseorang yang mengikuti kami sedikit demi sedikit menghilang.
Ketika aku berpikir kalau kami akan kembali dengan selamat.
「 Suaramu sangat indah banget... 」
Sebuah suara bilang begitu dari dalam kegelapan.
Regena, yang berhenti bernyanyi, dan aku yang mengawasi kegelapan. Seseorang bersembunyi di sana.
「 Si-Siapa disana!? 」
Aku beranjak ke depan Regena untuk melindunginya.
Sesuatu keluar dari kegelapan.
「 Go... blin 」
Sesuatu yang muncul di bawah sinar bulan adalah goblin.
Dia keluar meski dia mendengar suara nyanyian Regena. Emang ada goblin yang bisa menahan suara nyanyian di antara para goblin?
「 Aku bukan goblin, aku manusia 」
Ucap goblin dengan wajah cemberut.
「 Bohong! Aku dulu pernah melihat goblin. Wajahmu itu seperti goblin! 」
Tentu, goblin yang muncul di depan kami lebih dekat dengan manusia jika dibandingkan dengan goblin biasa, tetapi wajahnya tidak jauh berbeda dari goblin. Jadi, dia mungkin goblin manusia.
「 CEH! Kau tidak percaya padaku, ya. Eh, bodo amat 」
Bilang goblin manusia itu sambil melihat Regena.
「 Bawahanku kabur karena suara nyanyian cewek di sana, jadi aku tidak punya pilihan lain selain menunjukkan diriku 」
「 Lari karena suara nyanyian? Bukankah itu bukti kalau kau adalah goblin?! 」
Tapi goblin manusia itu menggelengkan kepalanya.
「 Bawahanku goblin, tapi aku MANUSIA! 」
Aku terkejut mendengarnya. Seharusnya goblin adalah makhluk yang cenderung menyerang manusia. Atau begitulah yang aku pelajari.
Dan bukankah makhluk ini baru saja mengatakan bahwa goblin adalah bawahannya?
「 Jika kau benar-benar manusia, kau akan menyelamatkan kami, kan! 」
Ketika aku bilang begitu, goblin manusia itu membuat wajah terkejut.
「 HAH!!! Kenapa aku harus menyelamatkanmu? Aku benci pria 」
Goblin manusia itu mengalihkan pandangannya ke Regena.
Aku melihat kilatan berbahaya dari matanya.
「 Ayo lari, Regena! 」
「 Yup! 」
Aku merasa kalau goblin manusia itu tidak beres, jadi aku meraih tangan Regena untuk melarikan diri dari tempat ini, terutama darinya.
「 Emang aku akan membiarkanmu begitu aja! PARALYZE! 」
Tapi tubuhku terasa lemas ketika goblin manusia itu mengucapkan sesuatu.
Regena juga berlutut karena tubuhnya kemungkinan besar telah lumpuh.
「 Regena! 」
「 Maaf... Omiros... 」
Regena meminta maaf. Meski efeknya lebih lemah pada tubuhku, tampaknya Regena telah lumpuh total.
「 Huhm, jadi kau bisa menahan sihir hebatku, ya? 」
Goblin manusia itu mendekati kami sambil bilang begitu.
「 Menjauhlah dari Regena! 」
Aku berdiri di depan goblin manusia.
「 Huhm! 」
Karena aku tidak bisa melihat sekitar sebab gelap, aku tersandung ke sisi kaki goblin manusia.
「 UWAAAAAAAAA! 」
Aku jatuh sambil berteriak.
「 OMIROS! 」
Regena berteriak setelah mendengar teriakan sakitku.
Tapi, dia langsung terjatuh karena tubuhnya masih dalam kondisi lumpuh.
「 Ups! 」
Goblin manusia itu berdiri di depan Regena, meraih dagunya untuk melihat lebih dekat ke wajahnya.
「 Tidak... Lepaskan, lepaskan aku...! 」
Aku mulai mendengar suara tangis Regena.
「 Lepaskan Regena! 」
Aku berusaha keras untuk mengangkat tubuhku, tetapi dia menendangku dan membuatku jatuh lagi.
「 GUH! 」
Goblin manusia itu kemudian menginjak-injak punggungku, sambil megang dagu Regena.
「 Tenanglah dikit napa! 」
Setelah bilang begitu, goblin manusia itu memberi kekuatan lebih pada kakinya.
「 Uuuuh... 」
Kekuatan itu membuatku merintih kesakitan.
「 Jika tidak, akan kuhancurkan kau sampai mati! 」
Goblin manusia itu meningkatkan kekuatan pada kakinya di punggungku sampai aku hampir tidak bisa bernafas.
「 Hentikan, jangan lakukan hal kejam pada Omiros... 」
Teriak Regena begitu sambil menangis.
「 Baiklah. Jika kau bilang begitu 」
Goblin manusia itu berhenti meningkatkan kekukatan pada kakinya. Berkat itu, aku tidak lagi kesakitan, tetapi tubuhku tidak bisa bergerak karena kakinya masih di punggungku.
「 Hiiii... 」
Regena menjerit ketakutan. Ketika kugelengkan kepalaku ke samping untuk melihat apa yang baru saja terjadi, goblin manusia itu tampaknya memeluk Regena.
「 Jadi inikah manusia wanita? 」
Bilang begitu, tangan goblin manusia itu menyentuh kulit Regena sambil mengendus tubuhnya.
「 Kulitmu lebih lembut dari goblin wanita, dan baumu sangat harum 」
Seolah goblin manusia itu bertingkah dengan semangat tinggi. Aku sangat frustasi karena tidak bisa melakukan apa pun selain menontonnya saja.
Regena menjadi lebih takut.
「 R-Re... Guargh... 」
Aku tidak bisa ngomong dengan lancar. Alasannya mungkin karena kaki yang diletakkan di punggungku. Air mata mengalir dari mataku.
「 Sudah kuputuskan! Kau akan jadi wanitaku! 」
Setelah bilang begitu, goblin manusia itu kemudian menjilat wajah Regena.
「 HI... HIIII... 」
Regena menjerit lebih keras.
「 Aku telah menandaimu dengan air liurku. Sekarang, kau adalah MILIKKU. Namaku Goz! Pasanganmu! 」
Goblin manusia yang disebut Goz itu langsung tertawa.
「 Aku akan menemuimu setelah aku sudah dewasa, jadi sampai saat itu, tunggulah aku!! 」
Setelah bilang begitu, Goz menghilang ke hutan.
Beberapa saat kemudian, aku yang lumpuh dan Regena yang menangis pun ditinggalkan.
» Pangeran Algore, Omiros
Sinar matahari pagi membuatku membuka mataku.
Itu mimpi masa kecilku yang tidak menyenangkan. Aku saat ini hampir memimpikannya setiap malam.
Kenangan pahit saat aku tidak bisa melindungi Regena.
Setelah itu, kami diselamatkan oleh orang dewasa yang datang mencari kami.
Sejak hari itu dan seterusnya, aku melatih diriku untuk menjadi lebih kuat.
Selain itu, aku ingin melindungi Regena dari berbagai hal di Algore.
Karena alasan itu, aku juga meninggalkan Algore selama satu tahun untuk mendapatkan pengalaman, tapi ketika aku kembali, Regena sudah pergi. Sekarang, aku bahkan tidak tahu untuk alasan apa aku menjadi lebih kuat.
Aku keluar dari kamarku setelah merapikan tempat tidur.
「 Selamat pagi, pangeran Omiros 」
Seseorang memanggil namaku ketika aku meninggalkan kamarku. Ketika aku berbalik, aku melihat seorang gadis berdiri di belakangku.
「 Bisa gak berhenti memanggilku dengan sebutan 'pangeran', Rietto... 」
Gelar pangeran tidak cocok denganku. Aku tidak ingin dipanggil dengan gelar yang diperoleh dari mengusir Regena ke sarang goblin.
「 Terus bagaimana saya harus memanggil anda? 」
「 Bisa kau memanggilku dengan namaku seperti sebelumnya... 」
「 Baiklah. Met pagi, abang Omiros 」
Rietto adalah imouto-nya MacGius. Karena ayahku sangat sibuk, aku dititipkan kepada orang tua Rietto dan MacGius. Dia, yang pada dasarnya lebih muda dariku lima tahun, dibesarkan bersamaan denganku dan MacGius, abang kandungnya. Itulah alasan kenapa dia memanggilku abang Omiros. [Catatan: aku memakai kata ‘imouto’ mengasih tahu kalian kalau dia (Rietto) adalah wanita. Nanti sisanya aku akan memakai kata ‘adik’.]
「 Apa kau mau pergi ke gunung lagi? 」
Matanya menjadi sedikit dingin ketika dia menanyakan itu padaku.
Orang tua Rietto dan MacGius dieksekusi oleh mantan raja, Qupis. Mungkin itulah sebabnya dia tidak suka kalau aku sedang mencari Regena.
「 Aku tidak akan pergi hari ini... Maksudku, aku harus membuat persiapan untuk menghadiri pesta kerajaan Velos... 」
Parish dan aku akan menghadiri pesta kerajaan Velos yang akan diadakan lima hari dari sekarang atas nama ayahku. Dan hari ini, aku harus mempersiapkan diri untuk acara itu.
「 Apa kau akan cari “dia” lagi di lain hari? 」
「 ... 」
Aku terdiam ketika Rietto mengajukan pertanyaan itu.
「 Dia sudah mati loh... 」
「 Rietto! 」
Aku tidak sengaja berteriak padanya.
「 Tapi kau terus bilang kalau dia masih hidup. Kenapa... Kenapa kau begitu yakin tentang itu? Tidak ada manusia, bahkan para prajurit, yang bisa keluar hidup-hidup begitu mereka memasuki sarang goblin... 」
Biasanya, itu seperti apa yang dia katakan.
Tetapi, aku ingat masalah Goz, goblin yang mirip manusia itu mengatakan bahwa dia akan mengirim bawahannya untuk menemukan Regena. Kenapa aku melihat mimpi itu saat ini? Karena itu, aku tahu kalau Regena mungkin ditangkap oleh Goz dan mungkin saja dia masih hidup.
Jadi, aku terus mencarinya di sarang goblin sambil memegang harapan yang tidak tergapai itu.
Aku tidak pernah memberi tahu siapa pun tentang kemungkinan itu. Ketika aku masih kecil, tidak ada orang dewasa yang percaya padaku ketika aku memberi tahu mereka tentang goblin manusia itu.
Meski mungkin saja mereka akan memercayaiku jika Regena juga memberi tahu mereka, mungkin karena dia tidak ingin mengingat kembali kenangan menyakitkan itu, dia tidak mengatakan apa-apa. Tentu saja, aku tidak akan menyalahkan Regena untuk masalah ini karena orang yang paling trauma disini adalah Regena.
Satu-satunya yang percaya padaku adalah ibu Regena. Dia baik padaku, tuan muda klan saingannya.
Dia yang memberikanku dan Regena jimat ajaib, yang juga harta yang dapat mengusir goblin.
Ibu Regena meninggal dua tahun setelah aku bertemu Goz.
Sekarang, satu-satunya yang tahu tentang keberadaan Goz adalah aku.
Tapi, tidak ada orang lain, termasuk Rietto, yang tahu keberadaan Goz. Dari sudut pandangnya, aku tampak terlihat seperti orang bodoh.
「 Maksudku, kecelakaan mungkin saja terjadi pada saat abang Omiros pergi ke sarang goblin... Aku sudah muak melihat orang-orang yang kusayangi tiba-tiba mati... 」
Rietto bilang begitu dengan wajah muram.
「 Maaf, Rietto... 」
Aku dengan lembut membelai wajah Rietto.
Gadis baik seperti dia mengkhawatirkan keselamatanku. Tapi sekali lagi, aku tidak akan berhenti mencari Regena.
「 Tidak usah khawatir, Parish si pemberani juga bersamaku. Aku pasti akan kembali hidup-hidup.... 」
Mendengar jawabanku, Rietto menampilkan wajah yang agak aneh.
「 Ada apa, Rietto? 」
「 Tentang Parish-sama itu... Aku tidak ingin menjelek-jelekkannya karena dia adalah penyelamat kita, tapi... Kuperhatikan dia terkadang bertingkah aneh 」
「 Bertingkah aneh? 」
「 Ya... aku gak tahu bagaimana menjelaskannya, tapi aku merasa dia aneh... 」
Intuisi Rietto tajam. Apa dia memperhatikan sesuatu?
「 Kalau dipikir-pikir, di mana pria itu sekarang? 」
「 Aku tidak tahu. Aku belum melihatnya hari ini 」
Jawab Rietto sambil menggelengkan kepalanya.
Parish terkadang selalu menghilang seperti asap. Sepertinya dia pergi ke suatu tempat hari ini.
Lagi di mana sih si bangsat itu ketika kita harus membuat persiapan untuk pergi ke kerajaan Velos hari ini?
» Pangeran Goblin, Goz
Setelah meninggalkan desa goblin yang kotor di selatan, aku akhirnya tiba di bagian utara Akeron.
Sudah lama sekali sejak aku kembali ke kerajaan Karon.
Itu adalah tempat yang lebih baik jika dibandingkan dengan sarang goblin lainnya, namun itu masih merupakan sarang goblin.
「 Berhenti kau, manusia!! Apa urusanmu, gob? 」
Kerumunan para goblin mengelilingiku. Tetapi, kenalanku keluar dari dalam.
「 Aku pernah melihatmu di rekaman gambar ajaib gob. Kau manusia yang disebut Parish gob. Apa yang kau lakukan di sini? 」
「 Lama tak berjumpa, jenderal Keneo 」
Mengabaikan pertanyaan itu, Keneo terkejut ketika aku memanggil namanya.
「 Kenapa kau tahu namaku gob? 」
「 Tampaknya bahkan Jendral Keneo tidak bisa melihat itu 」
Keneo cukup kuat di antara para goblin. Tapi, sepertinya dia benar-benar tidak mengetahui wujudku yang sebenarnya.
Aku membatalkan sihirku untuk menunjukkan kepadanya wujudku yang sebenarnya. Aku tidak ingin menunjukkan wujud ini jika mungkin tetapi sesuatu tidak akan terjadi jika aku tidak menunjukkan kepadanya wajahku yang sebenarnya.
「 Ah! Kau Pa-Pangeran GOOOOOOOOOOOOZ!! 」
Keneo dan para goblin itu berteriak ketika mereka melihat wujudku. Wajar saja sih, karena si manusia pemberani, Parish, adalah anak ratu mereka.
「 Benar. Ini aku Goz, Jenderal Keneo. Lama tak berjumpa. Aku ingin bertemu ibuku, bisa kau membiarkanku lewat? 」
Aku sedikit membungkuk saat meminta.
Keneo adalah suami dari kakakku. Aku tidak boleh begitu tidak sopan kepadanya. Kakakku jauh lebih kuat dariku, singkatnya, keberadaan yang berbahaya. Jadi, lebih baik jika aku menunjukkan rasa hormatku pada Keneo.
Keneo merenung sejenak setelah mendengar permintaanku.
「 Tunggu dulu sebentar! Aku tanyakan dulu ke yang mulia 」
Setelah Jenderal Keneo bilang begitu, bawahannya pergi menemui ibuku.
「 Lewat sini, Goz 」
Setelah Keneo memanggilku, aku menyusuri koridor menuju kamar ibuku.
Ada beberapa gerbang besar yang terhubung ke kamar ibuku.
Aku berlutut dan menundukkan kepalaku ke arah ibuku. Ibuku ini bahkan pada anak-anaknya pun, tidak akan belas kasihan apabila mereka bertindak kurang ajar terhadapnya. Maka dari itu aku harus menunjukkan sopan santun terbaikku kepadanya.
「 Lama tak berjumpa, ibuku tersayang 」
「 Angkat wajahmu, Goz 」
Setelah ibuku bilang begitu, aku mengangkat wajahku. Dan aku pun melihat sosok ibuku, Datie. Ibuku seperti biasa, wajah buruk rupa.
Dan anak yang lahir antara ratu goblin dan manusia pria adalah aku.
Ketika urusan ke perkawinan silang, jika itu anak pria, maka itu akan mewarisi ras ayahnya dan jika itu wanita, maka itu akan mewarisi ras ibunya. Jadi, aku adalah manusia.
Goblin wanita jarang keluar dari sarangnya. Yang keluar sarang adalah pria. Tidak ada hal seperti goblin jantan menculik manusia pria dan membawanya ke goblin betina untuk berkembang biak. Dan tidak mungkin manusia pria akan kawin dengan goblin wanita jelek itu. Maka dari itu dalam kasus normal, goblin wanita hampir tidak pernah melahirkan manusia pria. Tapi, selalu ada pengecualian. Yaitu aku.
Para goblin disini akan membawakan manusia pria untuk seorang ratu yang kuat seperti ibuku.
Aku tidak tahu orang seperti apa ayahku sejak dia sudah meninggal jauh sebelum aku menyadari lingkunganku. Tapi, aku bisa membayangkan alasan kematiannya. Dia mungkin memiliki wajah yang cukup tampan sehingga ibuku tertarik padanya.
Tentu saja, dia pasti diperkosa oleh ibuku. Selama seseorang minum afrodisiak kuat yang dibuat olehnya, pria mana pun akan terangsang bahkan jika pihak lain jelek sekali. Dia kemungkinan besar meremasnya sampai dia mati.
Aku menyentuh wajahku. Meski tidak ada cermin, aku bisa bayangkan bahwa wajahku menyerupai wajah jelek ibuku. Sifat orang tua dari ras lain diwarisi oleh anaknya. Misalnya, manusia pria yang lahir dari ibu elf memiliki kekuatan sihir yang kuat.
Itu sebabnya, meski aku bukan goblin meski ibuku goblin, aku mewarisi karakteristik goblinnya. Wajah goblin yang sangat jelek. Otouto*-ku yang meninggal tepat setelah kelahirannya memiliki wajah yang sama. [Catatan: * = adik laki-laki.]
Bahkan jika salah satu dari orang tuaku adalah goblin, sarang goblin bukanlah tempat yang baik untuk manusia. Anak-anak manusia yang lemah kemungkinan akan segera mati.
Aku entah bagaimana bertahan karena mewarisi kekuatan sihir ibuku. Tapi, sepertinya otouto dan abangku tidak seberuntung aku. Mereka tidak mewarisi kekuatan sihir ibuku. Aku dengar kalau aku satu-satunya pria yang lahir dari ibuku yang bertahan selama ini.
Yang lainnya sudah mati.
Melihat ibuku, dia mungkin goblin terkuat di sekitar karena kekuatan sihirnya sama dengan anggota ras iblis.
Meski punyaku jauh dari ibuku, kekuatan sihir yang kuat ini adalah satu-satunya rahmat ibuku.
「 Kalau dipikir-pikir, aku jarang melihatmu saat ini... Tak terpikirkan kalau Parish adalah kau yang menyamar. Tampaknya kekuatan sihir dari pengintai tidak bisa melihat ilusimu 」
Bilang ibuku sambil tertawa.
Aku tidak pernah memberi tahu siapa pun kalau aku pergi ke kerajaan manusia dengan mengubah wujudku demi memutuskan hubunganku dengan ibu. Dan begitulah, masalah ini terjadi.
「 Ibu tersayang... Beberapa waktu lalu, aku diserang oleh penyihir berambut perak ketika aku menyamar sebagai Parish. Apa anda tahu tentang identitasnya? 」
Ibuku merenung sejenak ketika aku bertanya begitu.
「 Penyihir berambut perak... Ah, aku ingat sekarang. Dia wanita yang datang bersama dengan Diehart-sama yang keren itu. Aku membuat laporan pada Diehart-sama karena beberapa orang membuat gangguan di gunung selatan akhir-akhir ini. Selain itu, aku ingin bertemu dengan Diehart-sama... 」
Bilang ibuku dengan wajah terpesona.
Setelah ibuku memberitahu keadaanya, sekarang aku mengerti kalau penyihir perak itu dikirim oleh ibuku.
Aku memang dengar tentang orang bernama Diehart ini. Dia ksatria kegelapan yang mengalahkan pahlawan yang menakutkan itu. Dan penyihir perak yang cantik itu mungkin adalah bawahan Diehart.
「 Ibu tersayang, aku tidak punya alasan untuk melawanmu. Tentu saja, itu juga termasuk dengan baginda raja iblis. Tapi, apakah hal itu benar-benar mendesak bagimu untuk melaporkannya kepada Paduka Diehart? 」
Meski aku selamat dalam pertemuan terakhir kami, bukan berarti aku takkan bertemu dengannya lagi. Pada saat itu, tidak mungkin aku biarkan diriku terbunuh.
「 Aku tahu, aku tahu. Tapi hal ini telah disampaikan kepada Paduka. Apa kau datang ke sini cuma karena alasan itu? 」
Salah satu tujuanku datang ke tempat ini telah selesai, tetapi aku memiliki tujuan lain.
「 Ada masalah lain. Ibu tersayang, boleh aku minta afrodisiak-mu? 」
「 Obat itu? Apa yang mau kau lakukan dengan itu? 」
「 Tampaknya pesta dansa atau apalah, anda bisa menyebutnya festival, akan diadakan di kerajaan manusia yang disebut Velos. Aku mau memakainya pada manusia wanita 」
Aku tertawa sambil bilang begitu. Obat rahasia yang diciptakan ibuku tidak hanya efektif pada pria, tapi juga efektif pada wanita. Akan kunikmati pesta tiga hari dari sekarang.
「 Fufun, obat itu, ya. Yah, itu kedengarannya menarik, bawalah beberapa 」
「 Terima kasih banyak, ibu tersayang 」
Setelah mengucapkan terima kasih, aku meninggalkan kamar ratu.
Berjalan menuju kamarku, aku menendang para goblin wanita menyebalkan yang sedang melirik ke arahku.
Aku tidak tertarik ngeue dengan goblin wanita jelek setelah aku berhasil ngeue dengan manusia wanita.
Setelah kembali ke kamarku di kerajaan Karon, aku menyadari bahwa tempat ini tidak jauh berbeda dibandingkan ketika aku melihatnya terakhir kali.
Kamar ini mungkin satu-satunya tempat yang bisa dihuni manusia di kerajaan Karon.
Kamarku tidak lembab seperti sarang goblin yang biasa. Meski cahaya masuk dari atap, kamarku takkan bocor saat hujan.
Pria yang lahir dari ibuku, ratu goblin, harus dibesarkan di kamar ini.
Dan saat menjadi manusia, aku dibesarkan sebagai pangeran goblin.
Meski otoritasku sebagai pangeran tidak tapi kuat karena ibuku memiliki banyak anak, tapi karena aku seorang pangeran, tidak ada rasa resah dalam hidupku di kerajaan Karon.
Aku dibesarkan oleh goblin.
Wajahku sama jeleknya dengan wajah goblin dari sudut pandang manusia, tapi aku, si goblin yang paling tampan, bisa ngeue dengan wanita goblin mana pun yang aku pilih sebanyak yang aku inginkan.
Emang sih aku menerima omelan keras dari ibuku karena berlebihan, meski saat itu dia memaafkanku dengan memperingatkanku untuk mengendalikan diri di kerajaan Karon.
Tidak hanya kerajaan Karon, aku melakukan apa yang aku suka di daerah goblin di sisi selatan gunung Akeron.
Meski goblin di sisi selatan tidak berada di bawah kendali ibuku, aku dapat melakukan sesukaku dan tidak ada yang bisa menghentikanku karena mereka takut pada ibuku, ratu Karon.
Tapi, sarang makhluk bodoh itu bau busuk jika dibandingkan dengan Karon; wanita mereka juga tidak asik dan tidak seseksi yang ada di Karon.
Aku memutuskan untuk meninggalkan gunung Akeron menuju daerah yang diperintah oleh manusia, membawa beberapa goblin bodoh itu.
Dan kemudian ketika aku memimpin mereka menuju pemukiman manusia terdekat, aku bertemu Regena.
Aku pikir aku bertemu dengan orang yang ditakdirkan untukku.
Aku memang pernah melihat manusia wanita dari jauh sebelumnya, tapi itu adalah pertama kalinya aku ingin membuat manusia wanita itu menjadi milikku.
Aku pun langsung ngiler.
Dan kemudian, aku membuat rencana untuk mengambil Regena untuk diriku sendiri.
Aku ingin menculiknya, tetapi kupikir lebih baik menunggu dia dewasa karena anak-anak manusia cenderung mati di sarang goblin.
Itu sebabnya aku memutuskan untuk mengabaikannya pada waktu itu dan membangun kekuatanku untuk menculiknya nanti.
Dan kemudian, aku belajar sihir dengan semangat sehingga aku berhasil belajar sihir yang kuat beberapa tahun kemudian, meski itu tidak bisa dibandingkan dengan sihir ibuku.
Setelah itu, aku menuju Algore untuk menculik Regena.
Tak peduli seberapa kuatnya aku, melawan semua manusia di Algore masihlah berbahaya. Itu sebabnya aku memutuskan untuk mencari peluang untuk menyusup ke Algore.
Menurut penyelidikanku, seharusnya cukup mudah untuk masuk ke Algore sebagai pejuang yang kuat.
Tetapi aku ditolak saat pertama kali aku pergi ke sana.
Alasannya adalah karena aku terlalu jelek.
Jadi, aku putuskan untuk mengubah wujudku dengan sihir dan kemudian masuk kesana. Aku memakai sihir ‘illusion’ yang seharusnya tidak bisa diketahui siapa pun dengan kekuatan sihir yang lebih lemah dariku.
Aku juga putuskan untuk tidak memakai nama goblinku, jadi aku buat nama Parish.
Karena tidak ada penyihir di Algore, tidak ada yang bisa melihat penyamaranku.
Tapi, aku tidak boleh gegabah karena bahkan jika tidak ada yang bisa melihat penyamaranku, beberapa orang akan merasakan sesuatu karena penyamaranku.
Dan kemudian, aku, yang berhasil menyusup ke Algore sebagai pejuang bebas, akhirnya mendapat kesempatan untuk melihat Regena dari dekat. Namun, karena Regena merasa gelisah setiap kali dia melihat wujudku, aku tidak bisa terlalu dekat dengannya.
Aku tidak bisa merasakan kekuatan sihir dari Regena muda. Aku penasaran apa yang terjadi? Apakah kekuatan sihirnya tumbuh sejak terakhir kali aku melihatnya? Atau dia dilindungi dari sihirku dengan semacam alat ajaib? Apa pun itu, aku tidak bisa terlalu dekat dengan Regena.
Karena itu, ketika aku benar-benar kehilangan minat untuk mendekati Regena, pahlawan yang mengganggu itu datang.
Untuk beberapa alasan, dari semua hal, pahlawan itu mencoba merayu Regena, meski dia itu milikku!
Aku harus mencegahnya dengan cara apa pun, jadi aku ambil tindakan.
Meski aku tidak bisa menggunakan sihir ‘charm’, aku masih bisa menggunakan sihir untuk membuat seseorang menjadi lebih agresif.
Aku menggunakan sihir itu pada anak-anak muda Algore untuk memusuhi pahlawan dan kemudian menghasut mereka untuk melancarkan serangan kepadanya.
Pahlawan yang marah itu kemudian bertempur melawan para prajurit Algore.
Akibatnya, para prajurit Algore kalah satu sisi dari pahlawan sampai-sampai mereka tidak bisa bertarung lagi. Setelah melakukan tindakan biadab itu, si pahlawan meninggalkan Algore.
Tapi setelah itu, sesuatu terjadi. Karena kekuasaan Algore tidak diwarisi secara turun temurun, terjadilah perebutan kekuasaan internal.
Para prajurit Algore yang jadi gelisah karena sihirku memulai pemberontakan.
Meski dari awal pemberontakan itu di luar dugaanku, aku memutuskan untuk menggunakan kesempatan itu.
Aku terus menuangkan minyak untuk pemberontakan kecil itu sampai mereka menjadi perang saudara antara sisa klan Algore melawan klan Regena.
Meski klan yang aku dukung lebih lemah daripada Regena, mereka masih menang karena dukunganku.
Setelah mengeksekusi raja, ayah Regena, aku menghasut klan pemenang untuk mengirim Regena ke sarang goblin.
Di tempat itu, selama aku bisa menyelamatkannya dan membawanya ke Karon, Regena pasti akan menjadi milikku.
Tetapi, masalah lain terjadi. Seseorang mengambil Regena sebelum aku sempat menyelamatkannya dari sarang goblin.
Aku tidak tahu siapa yang menyelamatkannya, tapi menurut para goblin yang aku kirim untuk memantau mereka, penyelamat mereka adalah orang yang menunggangi naga. Setelah itu, aku kehilangan kesempatan lagi.
Mungkin aku seharusnya menggunakan cara lain untuk mendapatkan Regena, tapi sekarang sudah terlambat.
Meski menyebalkan, tidak ada yang bisa aku lakukan sekarang. Mari kita lupakan Regena untuk saat ini.
Tapi sebagai gantinya, aku akan terus ngeuei manusia wanita lainnya sampai identitasku terbongkar.
Di pesta dansa ini pasti banyak manusia wanita hot and sexy yang bisa memuaskan nafsuku.
Aku menantikan itu.
» Penyihir Ogre, Kujig
「 Zengu... Apa yang terjadi... 」
Aku melihat anak bungsuku yang telah berubah jadi tulang.
「 Bagaimana... kau bisa berubah jadi seperti ini? SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN INI PADAMU?! 」
Anak pertamaku, Ringu berteriak. Tampaknya dia tidak bisa menahan amarahnya setelah mengetahui bahwa adik bungsunya terbunuh.
「 MAMA! ABANG! KESINI!! 」
Tampaknya anak keduaku, Pyoug, menemukan sesuatu.
Ketika aku melihat ke sana, sesuatu tertulis di dinding.
「 Tampaknya orang yang membunuh Zengu pergi ke utara 」
Dia bilang begitu sambil melihat huruf-huruf di dinding.
Ada tulisan bahwa pembunuh anak bungsuku adalah adik pahlawan.
Tampaknya adik pahlawan pergi ke utara. Itu berarti dia lagi ada perlu di sana.
Meski pesan itu agak meragukan, lebih mudah dimengerti setelah aku tahu kalau pelakunya adalah adik pahlawan.
Dia mungkin adik pahlawan, tapi aku takkan memaafkan orang yang membunuh anak bungsuku. Aku pasti akan membunuhnya.
Karena anak bungsuku Zengu tidak datang untuk merayakan ulang tahunku, aku baru mengetahui keadaannya setelah aku bertemu dengan anak kedelapanku, Zaig. Aku bergegas menuju rumahnya dengan kecepatan tercepatku dengan sihir setelah mendengar informasi itu.
「 KEADAAN DARURAT DI SINI, ABANG RING!! 」
Sekarang giliran anak kelimaku, Kaig, yang menemukan sesuatu.
「 Apa lagi sekarang?! 」
Ring dan Pyoug menuju lokasi Kaig dan tinggalkan aku sendiri di sini. Pencarian lebih lanjut tidak perlu dilakukan karena kami menemukan pelakunya.
「 INIKAN―――! BUKANKAH INI BUKU HARTA KARUN YANG AKU PINJAMKAN KE ZENGU!! SEMUANYA SUDAH DIBAKAR HABISSSSS―――!」
「 POSTER IVALIA-CHAAAN-KU TERCINTA―――― !! 」
「 BBANGSSATT! SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN INI! YANG TERSISA TINGGAL INI DOANG! 」
「 Jahad... Jahad... Jahad. Padahal aku belum membacanya! 」
Aku bisa mendengar ratapan menyakitkan anak-anakku di sisi lain.
Mungkin karena kami sudah menemukan tempat pelaku selanjutnya, tidak mungkin kami bisa diam di tempat ini.
Kami harus mengejar mereka!
Untungnya, dia pergi ke utara, menuju daerahku sendiri. Kami akan segera menyusul mereka.
Aku pergi ke perapian di mana anak-anakku berkumpul sekarang.
「 ANAKKU SEKALIAN! LEKAS KITA PERGI! KITA HARUS BUAT ADIK PAHLAWAN ITU MEMBAYAR DOSANYA ATAS APA YANG DIA LAKUKAN PADA ZENGU! 」
Anak-anakku mengangguk ketika aku bilang begitu.
「 AYO, IBU! 」
「 OOOH! KITA HARUS BUAT DIA MEMBAYAR DOSANYA ATAS APA YANG DIA LAKUKAN PADA HARTA KARUN KITA! 」
「 OOOH! AYO KITA BAKAR DIA! 」
「 AKAN KUBUAT DIA MENYESAL! 」
「 BUAT... DIA... JADI... ABU... 」
「 Rasa sakit ini... Karena tidak bisa membacanya lagi... 」
「 IVALIA-CHAAAAAAAAAA――――N―――KU! 」
「 INI YANG TER~~~AKHIR! 」
「 AYO BUNUH DIA! 」
Anak-anakku mengarahkan kemarahan mereka pada adik pahlawan itu. Tampaknya kemarahan mereka tidak dapat dipadamkan setelah melihat adik mereka terbunuh.
Tentu, aku juga.
Karena aku adalah keturunan ogre yang melayani ras raksasa surgawi yang pernah berperang melawan para dewa Elios.
Meski ras raksasa surgawi telah dikalahkan dan telah musnah, mereka meninggalkan warisan mereka.
Jika aku bisa memanfaatkan warisan itu, bahkan jika dia adik pahlawan pun, dia tidak akan selamat begitu saja.
「 Ayo pergi! Meski aku gak tahu siapa adik pahlawan, ogre dari keluarga Kujig ini akan mengambil nyawamu! Persiapkan dirimu! 」
Daaan pada capter ini pun kuroki tak muncul, ish ish ish.
BalasHapusYa, mau bagaimanapun saya ucapkan terima kasih pada lazy novel karena telah menerjemahkan Novel ini, sungguh menghibur.
AH!! Aku mau melihat kuroki yang bersama teman masa kecilnya bertemu kembali..
BalasHapus