Act 3: Penyihir Perak
Hari yang Tenang Namun Penuh Gejolak
✓ Raja Iblis Modes
[ Maaf, Mona. ]
Aku membungkuk ke Mona. Berharap ketulusanku tersampaikan padanya.
[ Nggak apa-apa kok, Modes-sama. Aku gak mempermasalahkannya kok. ]
Syukurlah, keinginanku disetujuinya.
Mulai sekarang, ksatria iblis wanita yang dulunya bawahan Mona, sekarang menjadi bawahan Lord Diehart. Saat ini, mereka pasti sedang menuju kediaman Diehart-dono.
Awalnya aku mau memberinya beberapa dari Ordo Chivalric Ksatria Kegelapan yang terdiri dari pria. Tetapi nggak jadi karena pasukan itu kekurangan personil gegara serangan Pahlawan. Jadi aku gak enak pada Lord Runfeld kalau bawahannya berkurang.
Terus aku juga mempertimbangkan dari berbagai ras seperti goblin atau orc untuk menjadikan bawahan Lord Diehart. Tapi mengingat kekuatan Lord Diehart, kuyakin mereka pasti akan menghambatnya. Jadi satu-satunya pilihan yang tersisa adalah iblis yang bisa menunggangi wyvern.
Setelah itu, aku berdiskusi dengan Mona tentang berapa banyak bawahan Mona yang dikirim ke Lord Diehart.
Secara, Mona jarang keluar dari Nargol, jadi dia nggak akan dalam bahaya.
Maka Mona nggak perlu banyak bawahan.
Harusnya gak ada masalah kalau aku mengirimkan bawahannya segera, tapi untuk jaga-jaga, aku perlu persetujuannya dulu. Melihat Mona tidak menyukai Lord Diehart, kupikir dia bakalan nggak setuju, tapi ternyata dia setuju dengan entengnya. Syukurlah kalau begitu.
[ Tentu saja aku akan menyetujui setiap keinginan Modes-sama. ]
Bilang Mona tersenyum indah. Melihatnya saja membuat hatiku meleleh.
[ Fufufu... ]
Tanpa ragu-ragu, aku pun memeluknya.
[ Tolong kendalikan diri anda, Modes-sama.... Kita masih di ruang tahta... ]
[ Fufufu.... Jangan khawatir, kan lagi nggak ada orang. ]
Setelah itu, terdengar suara ketukan pintu yang begitu keras.
Siapa sih orang lagi asik-asiknya.
[ Yang Mulia, bisa minta waktunya sebentar? ]
[ Ada apa? ]
Setelah aku izinkan, Rugaas masuk ke ruang tahta dan membungkuk padaku.
[ Yang Mulia, saya membawakan berita darurat. ]
[ Berita apa? ]
[ Nut, yang bertugas memantau Pahlawan Cahaya CS, ditangkap salah satu wanitanya. ]
[ NANI?! ]
Nut... Salah satu bawahan terbaikku...
Kalau dia tertangkap, berarti mereka...
[ Pak Tua Rugaas, apanya yang darurat? Itukan cuma tikus. Apa kau pikir kau perlu melaporkan makhluk gak jelas ke Yang Mulia? Berhentilah mengkhawatirkan masalah sepele. ]
Tegur Mona dengan dingin.
Tampaknya dia marah karena waktu kami telah diganggu.
[ Benar, itu masalah sepele, tapi... ]
Tentu saja dia setuju dengan Mona. Nut tidak punya status sosial yang tinggi di Nargol, jadi Rugaas dan Mona tidak peduli jika dia tidak diselamatkan.
Tapi Modes ini tidakkan meninggalkan bawahan yang bekerja untuknya.
[ Lord Rugaas, dimana Pahlawan CS berada? ]
[ Itu... Mereka lagi menjelajahi labirin Minon. ]
[ NANI?! Kau bilang labirin ITU?! ]
[ Iya. Saya nggak tau alasan kenapa mereka menjelajahinya... ]
[ ... Gawat ini. Labirin itu merepotkan. ]
Aku sangat familiar dengan labirin Minon.
Sebelumnya, aku pernah masuk ke tempat itu sekali. Tempat itu diatur oleh orang ITU, jadi sangat merepotkan. Bahkan aku saja kualahan menjelajahinya, bagi yang lain itu menjadi tempat berbahaya.
[ Yang Mulia. Kupikir anda tidak perlu khawatirkan masalah ini. Dia cuma tikus, anda bisa mengabaikannya. ]
Meski Mona menyuruhku mengabaikan Nut, aku nggak mau. Kalau bisa, aku ingin menyelamatkannya.
Namun, pergerakanku terbatas karena perjanjianku dengan Oudith.
Apakah ada orang lain yang bisa menyelamatkan Nut selain aku?
Lalu tiba-tiba aku terpikirkan seseorang.
Seorang Ksatria Kegelapan yang kekuatannya menyamaiku.
Tidak ada orang lain yang bisa menyelamatkan Nut selain dia.
[ ... Sepetinya aku gak ada pilihan lain selain minta bantuannya. ]
✓ Gadis Pedang, Shirone
Kami sedang dalam perjalanan kembali ke Republik Suci Lenaria setelah singgah di kerajaan Algore. Kami perlu melakukan persiapa untuk menyambut Regena dan keluarganya.
Sebenarnya aku gak mau pergi, tapi Kaya-san bilang lebih baik minta saran Chiyuki-san. Lagipula, kami sudah memperoleh informasi tentang situasi Kuroki. Dengan ini aku masih bisa merebutnya kembali karena cuci otaknya belum sempurna.
Kami perlu persiapan yang matang untuk melakukannya.
[ Kaya, apa kau sudah bisa mengontak kakanda dll? ]
[ Belum bisa, Ojou-sama... Kontak kita dengan Reiji-sama dll benar-benar putus. Saya merasa sesuatu telah terjadi pada mereka. ]
Jawab Kaya bermasalah.
Aku ingin bicara dengan Chiyuki-san. Tapi...
... Apa yang terjadi pada mereka?
[ Nee, Kaya-san. Reiji-kun dll lagi di Republik Ariadina, kan? Ayo kesana. ]
[ Betul tuh. Jika kita mau menyambut Regena dan keluarganya, kita perlu singgah ke Ariadina dulu. ]
Karena kami gak bisa menghubungi mereka dengan sihir [communication], maka kami pergi aja kesana.
Bagus Kyouka-san. Aku terbantu.
[ Anda benar... Kita gak punya pilihan lain selain kesana. ]
Saat kami berbicara, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kami.
[ Masuk. ]
Setelah Kaya bilang itu, seorang pendeta wanita masuk dan membungkuk ke kami.
[ Kyouka-sama, Shirone-sama, Kaya-sama. Pendeta Agung Tinggi memanggil kalian. ]
[ Kepala Pendeta manggil kami? Kenapa? ]
Pendeta Angung Tinggi yang dimaksudnya adalah Kepala Pendeta di kuil. Status dia sangat tinggi di kuil, no. 2 dari Dewi. Status di kuil terbagi menjadi: Pendeta Agung Tinggi, Pendeta Agung, Pendeta, dan Diaken.
Pendeta Agung Tinggi adalah pemimpin dari semua kuil Rena diseluruh dunia. Makanya dia dipanggil “Kepala Pendeta”.
Orang berpengaruh memanggil kami... Kenapa ya?
[ Saya tidak tau. Perintah saya hanya membawa kalian ke beliau... ]
Jawab pendeta wanita gelisah.
Kalau nggak salah pendeta wanita ini Diaken kan. Mungkin Kepala Pendeta nggak bisa memberitau ke pendeta yang berpangkat rendah.
[ Gimana nih? ]
[ Entah? ]
[ Pergi ajalah. ]
Kami pun di pimpin pendeta wanita ke ruangan khusus.
Ruangan khusus hanya bisa dimasuki oleh orang terpenting aja. Ruangan ini tempat Chiyuki-san bertemu Dewi Rena.
[ Te-... Tempat ini kan... ]
Bilangku heran.
[ Kita sampai. ]
Pendeta wanita membuka pintunya dan membungkuk ke kami, mempersilahkan kami masuk.
Setelah kami masuk, pintu ditutup dari luar.
Yang menunggu kami adalah seseorang yang tidak kami duga.
[ Lama tidak bertemu. ]
[ De-Dewi Rena?! ]
Fakta bahwa dewi sendiri yang turun untuk memberitaukan sesuatu ke kami. Berarti terjadi masalah yang lebih serius.
Kaya memimpin kami dan membungkuk.
[ Apa yang terjadi, Rena-sama? ]
[ Shirone, Kyouka, dan Kaya, dengarkan baik-baik. Nyawa Reiji dll, mungkin dalam bahaya. ]
[ Dewi Rena... Maksud anda? ]
Kami terkejut setelah mendengarnya.
Dari nada bicara Dewi Rena terdengar sangat serius.
[ Reiji dll terjebak di labirin Dewa Jahat di Dataran Minon. ]
✓ Pangeran Algore, Omiros
[ Yahh... Berapa kali pun aku melihatnya, itu terasa sangat menakjubkan... ]
Bilang MacGaius sambil melihat pemandangan di luar benteng. Pemandangan itu adalah tempat kematian raksasa 100 tangan. Awalnya disana hanya ada gunung, tetapi sekarang telah digantikan lubang hangus karena pertempuran.
Lubangnya sangat besar, bahkan Algore pun muat masuk kedalamnya.
[ Apakah ini perbuatan Ksatria Kegelapan itu? Kekuatannya mengerikan... ]
Meski diserang goblin dan orc, entah gimana Algore berhasil selamat dari bencana tanpa cidera sedikit pun. Semua ini berkat persiapan yang dilakukan Ksatria Kegelapan. Para Spartoi yang membantu melawan goblin kini telah lenyap.
Aku mengerti sekarang bagaimana dia bisa mengalahkan Pahlawan Cahaya. Dengan kekuatan sebesar itu, nggak mungkin dia bisa dikalahkan. Seberapa kuat sih dia?
[ Yah. Setelah aku melihat itu, aku yakin kalau lawanmu terlalu kuat. Jadi bahagialah, Omiros. ]
[ Maksudmu apa, MacGaius? ]
[ Ayolah. Maksudku, sainganmu terlalu kuat. Sebaiknya kau cari wanita lain saja. ]
Bilang MacGaius tertawa.
[ Kau nggak terlihat seperti menghiburku... Tapi, makasih udah menghiburku. ]
Emang nggak mungkin sih aku bisa mengalahkan Ksatria Kegelapan. Bahkan aku nggak bisa melindungi Regena. Untung saja dia berhasil menyelamatkannya tepat waktu...
Mungkin aku bukan tandingannya.
Aku sadar kalau dia benar-benar peduli pada Regena. Regena bukan wanita yang bersembunyi karena takut, tapi kalau dia, pasti akan melindunginya.
Regena memilih orang yang tepat, maka aku rela melepasnya dengan lapang dada.
[ OMIROSSSS!! ]
Rietto mendatangi kami sambil digendongi manusia serigala.
Manusia serigala itu nggak makan manusia lagi karena Ksatria Kegelapan memberitaunya untuk melindungi kerajaan ini. Karena itulah dia tinggal disini.
Kadang-kadang dia juga menjenguk Echigos yang lagi dalam perawatan. Mungkin dia bertemanan dengan Echigos. Dan entah kenapa dia sering dekat dengan Rietto.
[ Apa yang kalian bicarakan? ]
[ Kami bicara mengenai Ksatria Kegelapan. ]
[ Ahh, paman penyair itu ya... Aku gak nyangka kalau dia Ksatria Kegelapan. ]
[ Hahaha, kami juga. ]
[ Maksudku, siapa sangka kalau penyair yang kita tangkap ternyata Ksatria Kegelapan tanpa armor?! Apa mungkin aku bakalan terkenal kalau aku bilang aku berhasil menangkap Ksatria Kegelapan yang mengalahkan Pahlawan Cahaya itu!? ]
[ ... Emangnya ada orang yang percaya ucapamu, MacGaius? ]
[ Ceh. Padahal itu benaran sih. ]
MacGaius frustasi setelah ku ejek, dan Rietto pun menghiburnya. Setelah dia menghibur MacGaius, dia menoleh kepadaku.
[ Nee, Omiros... Apa kita bisa bertemu penyair... Dan Regena? ]
[ Tentu. Suatu saat kita akan bertemu mereka lagi. ]
Bilangku menyakininya.
Aku pun memandang langit. Selamat kami hidup dilangit yang sama, kami pasti akan bertemu lagi.
✓ Ksatria Kegelapan, Kuroki
[ Fufufu~🎶 ]
Kuna menyeduh teh dengan mood yang baik.
Mungkin dia begitu karena kemaren Regena dan keluarganya sudah keluar, pergi ke Republik Suci Lenaria.
Berkat itu, di kediamanku cuma ada aku, Kuna, dan pengurus Modes berwajah beruang yang bertugas untuk melayaniku di mansion ini.
Pengurus itu adalah wanita dari ras beruang? Aku kurang yakin. Karena kulihat dia seperti manusia yang lagi “menyamar”. Kelihatannya dia dendam padaku karena aku masih nggak tau namanya.
Tidak seperti Kuna, pengurus itu sedih karena Regena sudah keluar. Melihat dia ngiler terus setiap kali melihat Regena dan keluarganya, kayaknya dia ingin memakannya. Memikirkan gimana manusia beruang itu memperlakukannya, aku senang Regena sudah keluar dari Nargol. Tempat ini bukan tempat yang cocok untuk manusia tinggal.
Memikirkannya aja membuatku sedikit merindukannya.
[ Dengarkan, Kuroki. Selama Kuna ada disini, kau nggak perlu Regena lagi untuk menyeduhkan teh. ]
Setelah menyajikan teh padaku, dia memegang pinggangnya dengan keyakinan yang tinggi. Tetek besarbya menjulang keluar dan bergetar seperti puding. Dan dia memakai pakaian yang sering dipakai Regena, yaitu pakaian maid.
Kenapa bisa ada pakaian maid didunia ini?...
Itu karena aku meminta kurcaci membuatkan pakaian untuk dikenakan Regena dan keluarganya. Referensi pembuatannya dari salah satu pengikut Pahlawan Cahaya.
BTW, pengurus manusia beruang itu juga mengenakan pakaian maid.
Selama ini, Regena yang selalu mengurus kami sambil mengenakan pakaian maid.
Melihatnya makai itu membuatku gak bisa lepas darinya.
Pakaian maid yang bikin aku kuwalahan ketika Regena memakainya sekarang dikenakan Kuna. Masalahnya adalah... Tetek Kuna jauhjauhjauhjauh lebih besar daripada punya Regena. Ditambah dengan pakaian maid, tetek itu bisa dibilang sebagai senjata penghancur jones.
Aku nggak bisa berpaling dari teteknya.
Seakan teteknya mau menerobos keluar.
[ Kenapa, Kuroki? Apa tehnya gak enak? ]
Bilang Kuna bingung melihat tingkahku.
Syukurlah. Untung saja dia nggak menyadarinya.
[ Nggak nggak. Makasih tehnya, Kuna. Akan kuminum. ]
Aku pun mengangkat cangkir dan meminumnya.
Tehnya manis dan enak. Rasa ini belum pernah kurasakan sebelumnya.
[ Gimana, Kuroki? ]
Cara Kuna menatapku...
... Seperti mengharapkan suatu reaksi dariku?
[ Mn, enak. Aku belum pernah minum teh seperti ini, jenis teh apa ini? ]
[ Ah, Kuna dapat teh itu dari Datie. ]
Aku pun berhenti mendadak meminum tehnya ketika aku mendengar apa yang Kuna ucapkan.
Datie... Apa yang dia maksud Ratu Goblin Datie?
Belum lama ini aku bertemu Datie ketika aku mau pergi ke kerajaan Karon untuk mencari Goz. Kudengar dia sekarang di penjara bawah tanah karena mencuri benda penting yang diberika Modes ke Datie.
Dengan begitu, Goz nggak akan bisa menyakiti Regena lagi. Pas aku memberitaunya, Regena menangis bahagia. Dengan gak adanya Goz, Regena sekarang bisa menjalankan kehidupan tenang di wilayah manusia. Dia senang, aku juga senang.
Ngomongin Datie, dia terus melirik selengkanganku seakan mau menjilatinya.
Melihat lirikannya membuatku ketakutan. Mulai sekarang aku gak mau bertemu dia lagi.
Apa itu berarti teh ini pemberian dari Datie?
Kupikir Datie dan Kuna nggak akan saling akrab...
[ Apakah enak, Kuroki? ]
Apa sih yang kupikirkan? Inikan teh yang Kuna sajikan untukku, nggak mungkin nggak enak.
Kuminum tehnya sampai gak tersisa.
[ Enak kok, Kuna. ]
[ Begitu. Kalau gitu, nih minum lagi, Kuroki perlu minum teh ini karena daya tahan Kuroki sangat kuat. Karena Kuroki selalu melindungi Kuna, sebagai balasannya, Kuna akan melakukan apapun yang Kuroki mau. ]
... Daya tahan?
Kuna mengisi teh dicangkirku lagi, tapi aku lebih tertarik dengan apa yang dia katakan.
Apa yang dia katakan?
Ketika aku coba berpikir maksud dari kata-katanya, aku merasakan firasat buruk, sesuatu yang buruk akan terjadi. Ada juga masalah ogre, tapi Kuna sudah mengatasinya. Dia nggak akan membiarkan mereka berkeliaran begitu saja.
[ Ah, benar. Aku ada hadiah untukmu. ]
Kuambil sebuah kotak di saku dadaku dan menunjukkannya.
[ I-Itukan...? ]
Didalam kotak ada sepasang cincin.
Aku ambil satu dari mereka dan kuambil tangan Kuna untuk memasukkannya ke jari manis.
[ Cincin ini bagian dari satu set. Cincin ini memiliki 2 mantra: 1. Untuk membuat pengguna mengetahui posisi masing-masing. 2. UntukUntuk membuat pengguna berteleportasi ke tempat pengguna lain. ]
Bilangku sambil menunjukkan padanya cincin lainnya yang sudah kupasang di jari manisku.
Mendengar yang kukatakan, Kuna pun menangis terharu.
[ Dengan ini kita akan selalu bersama. ]
[ Kuroki! KUROKI!!! AKU CINTAA KAMUUU!!!! ]
Kuna melompat dan memelukku sambil menangis.
[ Haha, aku senang kau menyukai hadiahku. ]
Merapikan poni yang menutupi matanya, aku merenung bersalah.
Alasan sebenarnya aku memberinya cincin adalah agar aku bisa mencegah Kuna agar tidak bertindak liar. Jadi aku bisa mengawasi Kuna ke mana pun dia berada.
Bukan berarti aku tidak percaya dia ya, bukan.
Ngomong-ngomong... Aroma Kuna sangat harum...
Tok tok!
Seseorang mengetuk pintu pas aku lagi memeluk Kuna.
[ SIAPA DISANA?! ]
Whoa.
Kuna menjauh dariku dan berteriak ke orang yang mengetuk pintu.
Moodnya langsung turun pas suasana romantisnya terganggu. Tetapi orang yang membuka pintu ternyata orang yang tidak terduga.
[ Permisi, Danna-sama. ]
[ Regena!? Mau apa kau kesini?! ]
Betul, seperti yang Kuna katakan.
Harusnya sekarang dia bersama keluarganya di Republik Suci Lenaria dengan bantuan batu teleportasi pemberian Shirone.
[ Keluargaku sudah pergi duluan, jadi tinggal aku sendiri disini. Keperluanku kesini karena aku ingin satu permintaan terakhir Danna-sama. ]
Bilang Regena menunduk kepalanya.
Wajah Kuna berubah nggak senang setelah mendengarnya.
[ Nani?! Permintaan apa yang kau inginkan dari Kuroki? ]
[ Permintaanku... Aku ingin Danna-sama menjadi kekasihku. ]
[ Eh? ]
[ !!! ]
Regena menatapku tanpa berkedip sedikitpun.
Kujulurkan tanganku cepat-cepat untuk menghentikan Kuna yang secara diam-diam memanggil sabitnya.
[ Kekasih... ? Eh,- Tu-TUNGGU KUNA! Jangan keluarkan sabitmu!! ]
[ Regena!! KAU PIKIR KAU PANTAS MENJADI KEKASIH KUROKI DENGAN TUBUH KAYAK KECAMBAH GITU!? KUROKI MILIK KUNA!!! ]
[ Yang benar? Hm... sumpah aku tau kalau Danna-sama sering melihat pantatku... ]
Teh yang kuminum tersembur setelah aku mendengar ucapannya.
Dia tau ternyata. Kupikir dia nggak bakal tau.
Maaf ya, Regena. Karena terus melirik pantatmu saat kau lagi bersih-bersih.
[ NGGAK! KAU NGGAK BOLEH!! KUNA SUDAH CUKUP UNTUK KUROKI! Barusan dia menatap payudaraku sampai terbelelak. JADI KAU UDAH NGGAK DIPERLUKAN!!! ]
Aku tanpa sengaja terjatuh dari kursi karena menahan rasa malu.
Dia juga menyadarinya!!! Maaf ya, Kuna. Karena sudah menatap tetekmu dengan tatapan mesum!!!
[ Baginda! Boleh saya masuk?!! ]
Terdengar beberapa langkah kaki menuju ruangan tempat kami berada. Yang datang adalah para ksatria wanita dari ras iblis, bersenjata lengkap. Mereka dengan sinis menyingkirkan Regena dan menerobos masuk ke dalam ruangan.
Para wanita itu membungkuk padaku.
[ Kami diperintahkan Yang Mulia Raja Iblis untuk menjadi bawahan Baginda. Mohon terima kami. ]
Sekarang aku mengingatnya... sebelumnya Modes bilang dia ingin memberikan beberapa bawahan kepadaku kan? Tapi aku gak menyangka kalau bawahan yang dimaksud adalah ksatria wanita.
Ras iblis dibagi menjadi 2 golongan: Kelas Atas dan Kelas Bawah.
Iblis Kelas bawah berpenampilan mengerikan, sedangkan iblis Kelas Atas berpenampilan cantik, sangat mirip dengan ras manusia kecuali tanduk dikepala mereka. Penampilan iblis Kelas Atas sangat cantik, bahkan kecantikannya sebanding dengan malaikat.
Beberapa ksatria wanita didepanku berpenampilan cantik dengan kriterianya sendiri.
[ Kenapa... kenapa... KENAPA.!!! ]
Teriak Kuna penuh kejutan karena jumlah wanita disekitarku bertambah. Dan lagi mereka menjadi bawahanku.
Mereka pasti bawahan Mona.
Karena mereka disini, berarti Mona setuju memindahkan ksatrianya kepadaku. Aneh, kupikir Mona membenciku.
Kasihan Kuna, wajahnya menunjukkan kebingungan.
Hari-hari tenangku sekarang berubah menjadi berisik.
Aku minum teh sambil memandang langit Nargol diluar jendela. Tapi entah kenapa, tubuhku terasa panas, ruanganku penuh dengan aroma wanita cantik. Aromanya memenuhi ruanganku...
Pikiranku jadi kacau...
Lanjut terus mint
BalasHapusBlom lanjut ya min?
BalasHapusTLnya beneran dibaca, lanjutkan min!
BalasHapusnggak dilanjut min ?
BalasHapus